Sabtu, 14 Januari 2023

MEMBEDAH RUANG BERFIKIR MASYARAKAT INDONESIA PADA UMUMNYA


MEMBEDAH RUANG BERFIKIR MASYARAKAT INDONESIA PADA UMUMNYA

Penulis : Andi Salim

Jangan sekali-kali melupakan sejarah, kata itu diucapkan proklamator kita yang mengisyaratkan bahwa mempelajari masa lalu menjadi hal yang penting untuk di ingat. Sebab gaya berfikir seseorang cenderung dipengaruhi oleh situasi yang dimilikinya, ada yang fokus dengan masa lalu untuk disandingkan dengan keadaan saat ini, ada pula yang hanya berfikir mengenai keadaan saat ini tanpa perduli dengan keadaan masa lalu, serta terdapat juga bagi sebagian orang yang berfikir dengan gaya futuristik untuk lebih fokus menemukan sesuatu di masa yang akan datang.

Memang tidak 100% kondisi pemikiran kita itu tercurah pada keadaan suatu zaman saja, namun demikian kombinasi pemikiran yang dominan dari pengaruh faktor keadaan itu akan menentukan bagaimana dan kemana arah dari apa yang difikirkan, sehingga hal itu berpengaruh pula kepada apa yang menjadi sikap dan tindakannya. Walau gaya berpikir tersebut bukanlah suatu kemampuan semata, tetapi lebih kepada cara yang dipilih seseorang untuk mendapatkan informasi dengan cara mengamati, menganalisa serta menilai sesuatu objek atau permasalahan.

Terkait dengan gaya pemikiran dari seorang pemimpin, tentu hal itu dapat terlihat dari rekam jejak atas apa yang dilakukannya, khususnya pemikiran dari seorang pemimpin nasional atau Presiden. Apakah mereka berfikir cermat, atau sekedar berfikir pada tingkat permukaan masalah bangsa saja. Tentu hal itu akan kita temui dari hasil akhir serta rangkaian peristiwa mengenai apa dan bagaimana sesuatu yang dihasilkannya. Sehingga buah pemikiran dari seorang pemimpin itu menjadi tolok ukur kemana bangsa kita diarahkan dalam kurun waktu masa kekuasaannya.

Ada yang mengatakan jika menyelesaikan suatu masalah sebaiknya diselesaikan satu persatu terlebih dahulu. Namun ada juga pendapat yang mengatakan sebaiknya dilakukan secara simultan agar bagian lain tidak dalam posisi menunggu giliran khususnya terhadap masalah-masalah tertentu, hal yang demikian biasanya terjadi pada pola penyelesaian dibeberapa sektor pemerintah, sehingga penyelesaian masalah selalu dikaitkan dengan persoalan lain yang terkait dan berpengaruh terhadap masalah pokoknya, yang pada akhirnya harus diselesaikan secara komprehensif.

Pemikiran yang dilandasi pada skala pengertian vertikal dan horizontal, Apakah suatu persoalan itu diakomodir berdasarkan ukuran dari kurun waktu atau skala prioritas dari sebutan yang biasa kita kenal dengan istilah urgency atau priority, sehingga berlakunya keadaan yang penting dan genting tersebut menjadi kesimpulan dari suatu kondisi. Ditambah lagi dengan problematika sektor yang juga saling terkait dan tarik menarik pada suatu titik permasalahan bangsa, tentu akan berakibat pada kebijakan yang harus menjadi satu kesatuan yang terpadu, serta diharapkan akan menuntaskan masalah.

Dari kesemua hal itu, maka kita mencoba menilai dari sikap para pemimpin yang pernah mengecap sebagai Presiden pada republik indonesia ini, dimana soekarno disibukkan bagaimana memerdekakan bangsa indonesia hingga beliau lalai untuk mengamankan jabatannya, dan soeharto yang lebih disibukkan dengan posisi diri indonesia dimata dunia sehingga kita terjerat krisis moneter tahun 1998, dan era SBY yang lebih fokus membantu rakyatnya dengan cara berhutang sebesar mungkin guna dibakar melalui kebijakan subsidi yang nyaris tak bersisa.

Lalu, bagaimana jika kita mencoba membandingkan dengan apa yang dilakukan oleh Presiden Jokowi, dimana estafet kepemimpinan saat itu negara kita pada posisi hutang yang sangat besar dari peninggalan rezim yang sebelumnya, namun pada sisi lain beliau pun mampu untuk menyisihkan anggaran negara bagi naiknya pembangunan infrastruktur dan ketersediaan sarana penunjang lainnya untuk menggairahkan sektor ekonomi rakyat, bukankah kebijakannya pun mampu menjadikan indonesia pada posisi yang siap bersaing dengan negara lain dalam upaya menarik investasi asing ke Indonesia, serta sekaligus pula menaikkan pamor indonesia dimata dunia sebagai presidensi G20 yang akan datang.

Kesimpulannya, penulis hanya mengajak kita semua untuk berfikir kritis dari apa yang disampaikan soekarno sebagai kalimat pentingnya sejarah bangsa, demi mengukur dan menyandingkannya dengan keadaan saat ini. Kita tidak dalam posisi untuk mengatakan bahwa pola berfikir pragmatis itu sebagai suatu kekeliruan, namun upaya komprehensif pun tentu menjadi hal yang sangat penting bagi penuntasan masalah bangsa indonesia baik yang terkait masa lalu, keadaan saat ini, atau apa yang seharusnya dikerjakan di masa yang akan datang. Semoga kedepan, kita lebih hati-hati lagi dalam menentukan pilihan dari figur seorang pemimpin.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TAHUN POLITIK MEMPENGARUHI TURUNNYA KINERJA PEMERINTAH

TAHUN POLITIK MEMPENGARUHI TURUNNYA KINERJA PEMERINTAH Penulis : Andi Salim 05/06/2023 Apa yang terbersit di pikiran masyarakat ketika memas...