.jpg)
Penulis : Andi Salim
Diantara kita tentu banyak yang mengalami pasang surutnya suatu perjalanan hidup, tak terkecuali dalam mencari sumber penghidupan dan hal-hal lain demi menapaki kemajuan yang terkadang tidak dapat diajak kompromi dari setiap persoalan yang dihadapi, walau telah dipersiapkan sebagaimana aturan sebuah perencanaan, termasuk planing yang telah diset-up sedemikian rupa pun kandas dari harapan yang semestinya.
Dari permasalahan yang secara detail telah kita cermati dan melakukan antisipasi terhadap kemungkinan yang akan timbul, baik mengenai apa yang akan berkemungkinan muncul pada waktu dekat, mau pun menghadapi suatu penyelesaian masalah itu pada jangka waktu yang bersifat menengah, tentu saja kita merasa sedikit aman oleh karena segalanya disesuaikan dengan perhitungan yang dirasakan on the track pada keadaan dan waktu yang nantinya akan tiba pada masanya.
Namun bila tiba saat dimana apa yang telah distrategykan sebagai rencana penyelesaian, seakan segalanya menyimpang dan tidak sesuai dengan alur yang ditetapkan, maka keadaan itu memunculkan kesulitan baru serta menuntut perlunya dilakukan adjusment baru demi problem solving yang diambil agar tetap berada pada tujuan semula. Sedemikian jauhnya perjalanan hidup yang kita tempuh hingga hari ini. Tanpa disadari, kita sampai pada kematangan hidup yang lebih bisa memaklumi setiap perubahan yang tentu saja menyikapinya dengan bijak.
Persoalan demi persoalan seakan terus memberi fenomena pelajaran hidup, apalagi jika masalah itu pelik dan complicated, yang memerlukan sikap gigih dan ulet untuk melalui dan sekaligus menyelesaikannya, kegigihan dan kesabaran dalam mengatasi segala rintangan yang dihadapi itu dapat terlewati hingga persoalan terselesaikan. Peran doa dan harapan agar Tuhan ikut memberikan ketenangan, kekuatan serta solusi dari segenap rangkaian ikhtiar yang telah dilakukan pun menjadi bagian yang tak akan terlewatkan tentunya.
Demikian sulitnya kita melampaui setiap persoalan hidup yang kita semua alami, maka tentu saja kita tidak akan meneruskannya kepada generasi muda saat ini. Sebab mereka pun akan mendapatkan rintangan dan persoalannya sendiri-sendiri dimasanya pula. agar mereka pun memulai sesuatu itu tanpa harus melewati apa yang kita alami, sebab jika kita membiarkan hal itu terjadi, proses regenerasi menjadi lambat, sebab mereka akan memulai segalanya dari apa yang menjadi titik start awal kita pula sewaktu mengalami proses hidup terdahulu.
Maka bukankah sesungguhnya mereka merupakan generasi lanjutan bagi kita semua. Oleh karenanya, pengalaman itu harus diteruskan agar menjadi bekal untuk menapaki keadaan yang selanjutnya. Pembekalan hidup yang dirasakan perlu diestafetkan itu agar mereka mendapati sisi perbandingan antara pendidikan formal yang mereka lalui pada masa perkuliahan, serta pengalaman dari informasi yang diperoleh secara informal dari generasi yang diatasnya pula, cara seperti ini demi menghasilkan generasi yang lebih siap dan matang baik secara wawasannya, maupun kemantapan bathin yang diteruskan oleh para pihak yang merasa bertanggung jawab pada kebaikan bagi generasi setelahnya.
Terdapat pengaruh globalisasi yang paling membahayakan generasi muda kita, akan tetapi hal itu justru sering diabaikan adalah pengaruhnya dalam nilai-nilai etika atau moral sosial ditengah masyarakat. Pada hakikatnya bangsa Indonesia telah merumuskan etika dan moralitas bangsa dan mengatur segala aspek kehidupan bermasyarakat serta bernegara itu didalam pancasila yang mencerminkan nilai-nilai luhur dan bersifat universal dari berbagai ras, suku, bahasa, dan agama.
Merosotnya etika sosial dan keagamaan yang saat ini terjadi ditengah masyarakat, dimana zaman sekarang banyak sekali dikalangan pemuda, siswa, atau mahasiswa yang kurang beretika, sehingga bergaya hidup bebas, bahkan bisa dikatakan tidak memiliki etika dan moralitas di dalam kehidupan bermasyarakat. Tentu ini akan membawa dampak buruk dimasa yang akan datang. Mengingat bahwa generasi muda yang akan membawa sebuah perubahan, kini lebih terlihat hanya mementingkan nilai-nilai akademik dan formalitas semata, tanpa bobot etika yang baik
#jkwguard
#Andisalim
#Toleransiindonesia
Mari kita suarakan
Dari permasalahan yang secara detail telah kita cermati dan melakukan antisipasi terhadap kemungkinan yang akan timbul, baik mengenai apa yang akan berkemungkinan muncul pada waktu dekat, mau pun menghadapi suatu penyelesaian masalah itu pada jangka waktu yang bersifat menengah, tentu saja kita merasa sedikit aman oleh karena segalanya disesuaikan dengan perhitungan yang dirasakan on the track pada keadaan dan waktu yang nantinya akan tiba pada masanya.
Namun bila tiba saat dimana apa yang telah distrategykan sebagai rencana penyelesaian, seakan segalanya menyimpang dan tidak sesuai dengan alur yang ditetapkan, maka keadaan itu memunculkan kesulitan baru serta menuntut perlunya dilakukan adjusment baru demi problem solving yang diambil agar tetap berada pada tujuan semula. Sedemikian jauhnya perjalanan hidup yang kita tempuh hingga hari ini. Tanpa disadari, kita sampai pada kematangan hidup yang lebih bisa memaklumi setiap perubahan yang tentu saja menyikapinya dengan bijak.
Persoalan demi persoalan seakan terus memberi fenomena pelajaran hidup, apalagi jika masalah itu pelik dan complicated, yang memerlukan sikap gigih dan ulet untuk melalui dan sekaligus menyelesaikannya, kegigihan dan kesabaran dalam mengatasi segala rintangan yang dihadapi itu dapat terlewati hingga persoalan terselesaikan. Peran doa dan harapan agar Tuhan ikut memberikan ketenangan, kekuatan serta solusi dari segenap rangkaian ikhtiar yang telah dilakukan pun menjadi bagian yang tak akan terlewatkan tentunya.
Demikian sulitnya kita melampaui setiap persoalan hidup yang kita semua alami, maka tentu saja kita tidak akan meneruskannya kepada generasi muda saat ini. Sebab mereka pun akan mendapatkan rintangan dan persoalannya sendiri-sendiri dimasanya pula. agar mereka pun memulai sesuatu itu tanpa harus melewati apa yang kita alami, sebab jika kita membiarkan hal itu terjadi, proses regenerasi menjadi lambat, sebab mereka akan memulai segalanya dari apa yang menjadi titik start awal kita pula sewaktu mengalami proses hidup terdahulu.
Maka bukankah sesungguhnya mereka merupakan generasi lanjutan bagi kita semua. Oleh karenanya, pengalaman itu harus diteruskan agar menjadi bekal untuk menapaki keadaan yang selanjutnya. Pembekalan hidup yang dirasakan perlu diestafetkan itu agar mereka mendapati sisi perbandingan antara pendidikan formal yang mereka lalui pada masa perkuliahan, serta pengalaman dari informasi yang diperoleh secara informal dari generasi yang diatasnya pula, cara seperti ini demi menghasilkan generasi yang lebih siap dan matang baik secara wawasannya, maupun kemantapan bathin yang diteruskan oleh para pihak yang merasa bertanggung jawab pada kebaikan bagi generasi setelahnya.
Terdapat pengaruh globalisasi yang paling membahayakan generasi muda kita, akan tetapi hal itu justru sering diabaikan adalah pengaruhnya dalam nilai-nilai etika atau moral sosial ditengah masyarakat. Pada hakikatnya bangsa Indonesia telah merumuskan etika dan moralitas bangsa dan mengatur segala aspek kehidupan bermasyarakat serta bernegara itu didalam pancasila yang mencerminkan nilai-nilai luhur dan bersifat universal dari berbagai ras, suku, bahasa, dan agama.
Merosotnya etika sosial dan keagamaan yang saat ini terjadi ditengah masyarakat, dimana zaman sekarang banyak sekali dikalangan pemuda, siswa, atau mahasiswa yang kurang beretika, sehingga bergaya hidup bebas, bahkan bisa dikatakan tidak memiliki etika dan moralitas di dalam kehidupan bermasyarakat. Tentu ini akan membawa dampak buruk dimasa yang akan datang. Mengingat bahwa generasi muda yang akan membawa sebuah perubahan, kini lebih terlihat hanya mementingkan nilai-nilai akademik dan formalitas semata, tanpa bobot etika yang baik
#jkwguard
#Andisalim
#Toleransiindonesia
Mari kita suarakan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar