DIMANAKAH POSISI SIKAP TOLERANSI YANG ANDA MILIKI
Penulis : Andi Salim
Perjuangan suatu organisasi merupakan upaya bersama dalam mewujudkan visi dan misi yang diharapkan, pada masa era digitalisasi saat ini, perjuangan pun terbagi pada 2 kesempatan khususnya di era digital saat ini yaitu, perjuangan melalui darat sebagai bentuk aksi pengerahan massa demonstrasi dan perjuangan udara yang merupakan perjuangan dengan memanfaatkan media sosial sebagai sarana mempengaruhi kebijakan sekaligus membangun aksi solidaritas bagi dukungan terhadap tujuan perjuangan tersebut.
Perjuangan darat atau pun udara merupakan upaya untuk mendapatkan posisi diplomasi yang kuat demi memperoleh perhatian yang serius dari pihak penguasa, dimana semuanya itu membutuhkan semangat nasionalisme yang tinggi serta sikap untuk pantang menyerah dalam mengahadapi segala tantangannya. Tentu saja upaya itu dilakukan setelah dipahaminya proses pengambilan suatu kebijakan dan mengetahui siapa para aktor pengambil kebijakan dan bagaimana dampak suatu kebijakan itu terhadap masyarakat.
Maka perjuangan suatu organisasi akan mengambil berbagai alternative cara yang bisa di tempuh atau dipilih dalam aksinya untuk mempengaruhi berlakunya suatu kebijakan tersebut. Dari caranya tersebut, tak jarang efek yang ditimbulkannya pun menjadi beragam, bahkan dapat saja berujung pada berakhirnya suatu kekuasaan. Protes yang dialami oleh pemerintah Mesir pada tanggal 25 Januari 2011 misalnya, terjadi di tengah ibu kota Mesir saat itu. Dimana Mahmoud Salem, seorang blogger Mesir berkicau melalui akun pribadinya.
Hal tersebut sontak saja menimbulkan gelombang demonstrasi dari para demonstran pro perubahan yang berhadapan dengan demonstran pro Hosni Mubarak, sang presiden Mesir yang berkuasa kala itu. Aksi massa pro perubahan didukung oleh netizen di Facebook dan Twitter, yang pada akhirnya berhasil menggulingkan Hosni Mubarak. Sehingga apa yang terjadi di Mesir kala itu dikenal sebagai Arab Spring, gerakan massa melawan rezim otoriter korup yang secara berantai terjadi di negara lain. Bahkan selain Mesir terjadi pula di Tunisia, Libya dan negara-negara lainnya.
Melihat dampaknya, maka segala perjuangan baik darat mau pun udara menjadi sama pentingnya dalam menciptakan eksistensi suatu perjuangan. Hal tersebut tentu bertumpu pada sejauh mana derap langkah serta kesungguhan suatu gerakan itu dimunculkan. Apakah segenap anggotanya memiliki kesiapan untuk melakukan dukungannya terhadap tujuan dari perjuangan itu, sehingga mereka rela berkorban sesuai dengan kapasitas kemampuan yang dimilikinya, atau sekedar menyetujui suatu pergerakan namun tidak bersedia untuk melakukan pengorbanan apapun dalam pergerakan tersebut.
Bagaimana pun, setiap individu yang terhimpun dalam suatu organisasi, terdapat beberapa perbedaan yang sepatutnya dicermati. Mereka yang bersedia untuk mendukung dan bersedia pula untuk berkorban, mereka yang bersedia mendukung namun tidak bersedia untuk berkorban, atau mereka yang tidak mendukung namun bersedia untuk berkorban, dan mereka yang tidak bersedia mendukung dan tidak pula bersedia untuk berkorban. Disamping itu, terdapat pula kelompok anggota yang sekedar untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dari keikutsertaannya dalam memasuki suatu organisasi.
Dalam hal perjuangan untuk mengembalikan suasana kebangsaan yang harmonis melalui iklim demokrasi yang ditanamkan sejak didirikannya NKRI ini, dimana saat ini suhu intoleransi semakin merebak diberbagai sendi kehidupan ditengah kita semua, tentu memerlukan kecermatan yang serius untuk menelaah persoalan ini secara jernih. Hadirnya Gerakan Toleransi Indonesia sebagai wadah perjuangan bagi terbangunnya sikap nasionalisme yang semestinya tersemai dihati segenap bangsa Indonesia sekalipun datangnya dari berbagai elemen yang berbeda, sebagaimana semboyan BHINEKA TUNGGAL IKA yang kita junjung tinggi.
Tentu saja GTI membutuhkan kehadiran semua pihak yang sadar betapa sikap toleransi itu bukan lagi sesuatu yang tabu sebagai landasan sikap bersama, apalagi sekedar mengungkapkannya. Bahwa dengan sikap Toleransi tersebut tidak berarti mereka yang disebut sebagai mayoritas itu akan kehilangan pengaruhnya, dan tidak pula mereka yang dianggap sebagai minoritas pun secara otomatis menjadi sewenang-wenang. Sebab kita memiliki hukum yang telah lama didambakan sebagai panglima atas berbagai persoalan. Akan tetapi penegakan hukum sendiri pun membutuhkan toleransi yang baik dalam pengungkapan fakta kebenarannya.
Sehingga istilah hukum yang sering disebut "Tumpul Keatas dan Tajam Kebawah" bukan lagi momok yang merugikan segenap bangsa indonesia, kecuali dari kita semua yang sering membiarkan kesalahan itu terjadi sebagai rasa maklum yang tak beralasan. Padahal, sesungguhnya itu bukanlah sifat dari apa yang kita sebut sebagai TOLERANSI. Disamping itu, kita menyadari bahwa beragama memang sepatutnya di imbangi dengan fanatisme yang terukur, namun dibalik itu, kesadaran bernegara pun merupakan kemutlakan dari segenap warga negara, bahwa tidak satu pun agama dapat menjalankan peribadatannya secara khusuk kecuali dalam iklim suasana yang damai.
ini blog khusus untuk tulisan-tulisan dari Bapak Andi Salim, seorang tokoh toleransi di wilayah Gunung Sindur Rawa Kalong Bogor, sangat bagus untuk bacaan-bacaan opini dari beliau
Senin, 20 Februari 2023
DIMANAKAH POSISI SIKAP TOLERANSI YANG ANDA MILIKI
27/04/2022
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
TAHUN POLITIK MEMPENGARUHI TURUNNYA KINERJA PEMERINTAH
TAHUN POLITIK MEMPENGARUHI TURUNNYA KINERJA PEMERINTAH Penulis : Andi Salim 05/06/2023 Apa yang terbersit di pikiran masyarakat ketika memas...
-
15/10/2022 BENTURAN KEPENTINGAN MENCIPTAKAN PERBEDAAN Penulis : Andi Salim Siapa yang tidak ingin sama dalam segala hal, terutama bagi pasa...
-
13/08/2022 INDONESIA DITENGAH PUSARAN KRISIS GLOBAL YANG MENGHANTUI DUNIA Penulis : Andi Salim Jika ingin menguasai suatu negara, cara yang ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar