Selasa, 21 Februari 2023

KETIKA BUDAYA BANGSA MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI NASIONALISMENYA


17/03/2022

KETIKA BUDAYA BANGSA MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI NASIONALISMENYA

Penulis : Andi Salim

Jika kita memahami bahwa manusia dan kebudayaan merupakan dua unsur yang tidak bisa dipisahkan, sebab kebudayaan muncul karena dipelajari oleh manusia dan sebaliknya budaya itu lestari oleh karena dipertahankan manusia. Sifat dinamis yang berkembang bahwa manusia dalam menjalani kehidupannya selalu mengalami perubahan. Hal demikian juga terjadi dalam kebudayaan. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi, diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Bentuk lain dari kata budaya adalah kultur yang berasal dari bahasa Latin yaitu cultura.

Sejarah tentang budaya dipelajari untuk menginterpretasi catatan masyarakat dengan memperhatikan berbagai cara yang berbeda digunakan oleh manusia untuk membentuk sebuah kelompok. Sejarah budaya termasuk diantaranya aktivitas budaya pada masa lalu, seperti upacara, latihan dan interaksi sosial masyarakat setempat. Sehingga jika kita mengkaji tentang sejarah kebudayaan yang berkembang di Indonesia, tentu hal itu harus dimulai dengan pemahaman terhadap konsep-konsep kebudayaan, perkembangan sejarah kebudayaan Indonesia, dan bagaimana karakteristik kebudayaan Indonesia.

Pada dasarnya, budaya mempengaruhi manusia pada banyak aspek dalam kehidupannya. Dimana budaya yang bersifat kompleks, abstrak, dan luas dalam peradaban manusia, yang mencakup pada pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan lainnya, sehingga kemampuan manusia menjadi berkembang. Kebudayaan pun disebut sebagai hasil atas karya, karsa, dan cipta manusia. Sehingga budaya diartikan sebagai segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam, maka budaya pun merasuki keseluruhan sikap dan pola perilaku serta pengetahuan yang merupakan suatu kebiasaan yang diwariskan dan dimiliki oleh masyarakat dimana budaya itu berkembang.

Eksistensi budaya Indonesia banyak dipengaruhi oleh situasi penjajahan masa lampau sebelum masa kemerdekaan, akan tetapi dampaknya pun tak kalah merugikan bangsa kita. Namun setelahnya, budaya kita pun dipengaruhi oleh hal-hal yang bersifat politik, ekonomi dan agama. Padahal budaya kita sangat berbeda dari budaya negara lain, oleh karena perbedaan dalam pengalaman yang dialami bangsanya, sistem keyakinan, atau faktor ekonomi dan agama yang mempengaruhinya. Apalagi luas wilayah dan banyaknya pulau-pulau Indonesia tentu terdapat pula banyak budaya-budaya yang berbeda. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara yang kompleks, dan menarik untuk ditelusuri sejarahnya.

Upaya mempertahankan budaya yang dilakukan oleh pemerintah, baik pusat mau pun daerah, sebenarnya dirasakan masih kurang optimal. Walau pun pemerintah memberikan perhatian pada kehidupan kebudayaan dan seni dengan membentuk Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (Bekraf). Namun dalam anggaran Transfer ke Daerah terdapat elemen yang dirasakan minimnya anggaran terhadap apresiasi kebudayaan yang dicampur pada aspek pendidikan dan seni. Dimana rapat kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersama Komisi X DPR RI di tahun 2021 menetapkan anggaran sebesar 20 persen dari APBN atau sebesar Rp550 triliun, lebih dialokasikan untuk itu memfokuskan diri pada aspek pendidikan saja.

Sebab dari 20 persen anggaran tersebut, Kemendikbud mengelola sebanyak 14,8 persen atau sekitar Rp81,5 triliun. Proporsi terbesar dari anggaran Rp 81,5 triliun yang dikelola Kemendikbud sebagai pendanaan wajib, yaitu sebesar Rp 31,13 triliun. Pendanaan wajib tersebut meliputi pembiayaan Program Indonesia Pintar untuk 17,9 juta siswa, Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP) termasuk target pembiayaan terhadap 1.102 juta mahasiswa, tunjangan guru non-PNS dengan sasaran 363.000 guru, serta Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) dan Bantuan Pendanaan PTN Badan Hukum (BPPTN-BH) Pendidikan Tinggi untuk 75 PTN, BOPTN untuk 43 PTN, sehingga sisanya hanya mampu membangun sektor pariwisata untuk empat destinasi wisata saja.

Kurangnya aspek pembedahan terhadap politik anggaran yang dilakukan oleh pemerintah saat ini, tentu menyebabkan surutnya pelaku budaya untuk beralih pada bidang-bidang lain yang notabenenya kita akan kehilangan para tenaga ahli budaya serta pelaku-pelaku budaya lain yang terseret didalam eksistensi budaya itu sendiri, maka tak heran jika tradisi-tradisi daerah semakin punah dan hampir tak bersisa lagi nantinya. Apalagi upaya menjadikan pariwisata daerah sebagai tujuan wisata yang bersifat syariah, tentu saja ini merupakan tekanan lain yang diterima mereka sebagai lajunya pengaruh agama terhadap kawasan yang semestinya mereka miliki dan kuasai sepenuhnya.

Kebutuhan akan budaya sebagai pertahanan terakhir suatu bangsa merupakan strategy yang harus terus menerus dilakukan oleh pemerintah, walau pendidikan, agama, politik, ekonomi dan kebutuhan-kebutuhan lain yang dirasakan perlu bagi akselerasi generasi kedepan, namun budaya indonesia harus menjadi pondasi yang secara estafet diturunkan kepada generasi muda indonesia agar mereka sadar dan memahami bahwa budaya tersebut merupakan aliran dari nenek moyangnya yang harus ditradisikan sebagai pertahanan jati diri bangsanya. Sehingga memasuki ruang budaya dapat dilakukan oleh agama apapun untuk merajut sikap nasionalisme masyarakat terhadap bangsanya sendiri.

Berbeda dengan agama, yang tentu saja merupakan wilayah yang sakral untuk tidak boleh dimasuki dan diganggu oleh umat lain yang berbeda keyakinan dengan agama tersebut, yang tentu saja pemerintah harus cerdas dalam menyikapi kedudukan ruang-ruang keagamaan tersebut agar terpisah dari ruang-ruang publik yang hanya diperuntukkan bagi apresiasi kebudayaan semata guna menyuburkan sikap berbangsa dan bernegara sehingga terbangun Nasionalisme yang kuat diantara sesama warga bangsa indonesia. Apalagi terdapat kriminalisasi terhadap terhadap eksistensi budaya kita dimana kasus-kasus tersebut telah begitu viralnya.

Kiranya penulisan yang singkat ini, dapat memperjelas bagi kita semua untuk bagaimana mempertahankan budaya serta memberikan pengaruh yang dominan bagi eksistensi pertahanan dari nilai-nilai keaslian bangsa kita sendiri. Oleh karenanya, cara pandang dan bagaimana kita melihat budaya itu secara keseluruhan tentu akan mempengaruhi kecintaan kita pada keutuhan yang dimiliki negri ini, jika bangsa lain saja ingin mempelajarinya dan begitu antusiasnya mendalami hal-hal yang terkait dan terikat dari keaslian daerah kita, maka jangan marah jika tradisi dan budaya itu justru akan dimiliki oleh bangsa lain yang menyukai kisi-kisi dan keunikannya yang masih tersisa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TAHUN POLITIK MEMPENGARUHI TURUNNYA KINERJA PEMERINTAH

TAHUN POLITIK MEMPENGARUHI TURUNNYA KINERJA PEMERINTAH Penulis : Andi Salim 05/06/2023 Apa yang terbersit di pikiran masyarakat ketika memas...