Rabu, 18 Januari 2023

BENARKAH MEGAWATI PANTAS DISEBUT POLITIKUS BAPERAN


 21/10/2022

BENARKAH MEGAWATI PANTAS DISEBUT POLITIKUS BAPERAN
Penulis : Andi Salim

Siapa calon presiden kandidat capres yang mewakili kelompok Nasionalisme atas estafet kelanjutan pasca berakhirnya Jokowi di 2024 yang akan datang. Pertanyaan itu tentu menghantui banyak pihak, terutama mereka yang mengusung Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto, serta Airlangga Hartarto selaku pihak yang memiliki keterwakilan baik secara elektoralnya mau pun hasil survey elektabilitas dari beberapa lembaga survey yang terus mensupport informasi kepada masyarakat untuk disebarkan ke publik.

Berbagai dugaan dan spekulasi pendapat pun beredar bak pengamat kolotan, bahkan ada yang menyindir-nyindir Ketum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri yang disinyalir menjadi politikus baperan yang seolah-olah ambil sikap untuk mendukung anaknya agar muncul sebagai satu-satunya capres yang direkomendasikan partai melalui kewenangan hak prerogative yang dimilikinya selaku pimpinan puncak partai tersebut. Sehingga Ganjar Pranowo seolah-olah tidak mendapat pertimbangan untuk dipertimbangkan sebagai suara rakyat dalam pencalonannya sebagai capres 2024 yang akan datang.

Padahal dari 3 calon yang penulis sebutkan diatas, terdapat nama lain, seperti Erick Thohir, Puan Maharani, Jendral Andika Perkasa, dan lain sebagainya. Tentu mereka menjadi kuda hitam yang dapat saja secara tiba-tiba dimunculkan dari hasil loby-loby politik dari koalisi partai yang akan membungkus kesepakatan terhadap pencalonan tersebut. Apalagi kubu lawan sudah mengumumkan capresnya Anis Baswedan melalui partai Nasdem yang diprediksi banyak pengamat akan bergabungnya dua partai lain yaitu partai PKS dan partai Demokrat.

Kenyataan itu menciptakan ketidaksabaran masyarakat atas siapa calon yang akan diusung kubu Pembela Pancasila sejati ini yang akan maju sebagai capresnya. Maka wajar saja jika pihak PDI Perjuangan menjadi sorotan banyak pihak, termasuk ancaman publik yang akan mengalihkan suaranya dibalik politik last minute dalam menentukan keputusan partai tersebut yang akan mengumumkan rekomendasinya pada bulan Juni tahun 2023 yang akan datang. Bak kebelet pipis, netizen pun menduga-duga jika Megawati akan tetap pongah untuk memaksakan diri dalam mencalonkan anaknya sebagai capres 2024 yang akan datang.

Nama Megawati muncul pertama kalinya dalam daftar calon anggota DPR dari PDI pada pemilu tahun 1987, artinya beliau telah aktif didunia politik dan menggeluti bidang ini sudah mencapai 35 tahun yang lalu. Pilihan politiknya melalui partai PDI kala itu berhasil mengantarkan Megawati dan Taufiq Kiemas untuk duduk di kursi Senayan. Mereka terpilih sebagai anggota DPR periode 1988– 1993 yang tentu saja masa itu kita kenal dengan era rezim orde baru. Figur Megawati pun berhasil memasyhurkan partai PDI dalam membangun citra politik sebagai partai wong cilik satu-satunya.

Rangkaian tulisan diatas tentu menjadi pemikiran banyak pihak, bahwa pemikiran politik Megawati bukanlah politikus kacang-kacangan dengan prinsip kaleng-kaleng sebagaimana dugaan banyak pihak. Kebijakannya yang selalu arif dan keputusannya yang tajam tentu menjadikan sikapnya harus hati-hati dalam mengambil kesimpulan dalam mencermati situasi apapun terhadap perkembangan politik yang selalu dinamis. Termasuk ketegaran dirinya dalam menghadapi goncangan internal partai yang dirasakannya menjelang Kongres PDIP yang akan digelar pada 6-9 April 2010 di Sanur Bali Beach Hotel kala itu.

Dimana hal itu terjadi atas pengaruh eksternal partai yang disinyalir dari rezim kala itu berkuasa untuk menciptakan dinamika perpecahan dan tekanan pergantian pimpinan partai PDIP dengan mempersiapkan penggantinya selaku Ketua Umum dengan memunculkan nama Puan Maharani yang didorong oleh Taufiq Kiemas. Sehingga beliau berinisiatif mengusulkan nama Prananda Prabowo sebagai rivalitas pesaingnya guna meredam perpecahan tersebut. Betapa keputusannya itu mengejutkan banyak pihak sekaligus berhasil menyatukan PDIP kembali hingga terlaksananya Kongres tanpa terjadinya perpecahan di internal partai pada akhirnya.

Megawati bukanlah politikus kemaren sore yang dengan mudah diamati oleh pengamat kacangan, sebab tekanan Orba yang demikian kuat saja berhasil beliau lalui, sebut saja serangan berdarah yang terjadi tanggal 27 Juli 1996 di kantor DPP Partai Demokrasi Indonesia (PDI), Jalan Diponegoro 58, Jakarta Pusat. Ditambah lagi strategy problem solving dari berbagai persoalan yang melilit kadernya, sebagaimana yang dialami Tri Rismaharini yang kala itu berseteru dengan Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana tahun 2013 silam yang berujung penyelesaian manis dan menghentikan perseteruan mereka berdua pula kala itu.

Persoalan Rekomendasi partai bukanlah sesuatu yang terlihat sederhana, dan tidak pula beliau secara baper mempertahankan dari tudingan netizen untuk dipersembahkan bagi kiprah Puan Maharani hanya karena putrinya. Rekam jejaknya sebagai politikus tidak lagi bisa diragukan oleh siapa pun. Jika saat ini Puan Maharani bersaing dengan Ganjar Pranowo, maka kita semestinya menyebut hal itu sebagai dinamika internal yang secara wajar hal itu terjadi, namun tentu saja ada saatnya rivalitas tersebut berakhir. Soal rekomendasi capres pun pernah diserahkannya pada kader sekalipun bukan dari trah Soekarno.

Hal itu terjadi pada tahun 2014 dan 2019 lalu, beliau menyerahkannya kepada Jokowi sebanyak 2 kali, sehingga kita semua merasakan buah kebesaran jiwanya. Tidakkah fakta ini yang semestinya menjadi preseden atas sikap beliau yang arif dan bijaksana. Siapa saja yang menyangka beliau baper, sesungguhnya harus berfikir ulang dan intropeksi diri. Bahwa dirinya saja hanya menjabat sebatas 3 tahun selaku Presiden Indonesia ke-5 dengan Masa jabatan 23 Juli 2001 – 20 Oktober 2004 dibalik perjuangannya yang sedemikian panjang bahkan mengancam jiwanya. Inilah fakta sesungguhnya. Maka bersabarlah menunggu keputusannya.

Semoga tulisan ini bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TAHUN POLITIK MEMPENGARUHI TURUNNYA KINERJA PEMERINTAH

TAHUN POLITIK MEMPENGARUHI TURUNNYA KINERJA PEMERINTAH Penulis : Andi Salim 05/06/2023 Apa yang terbersit di pikiran masyarakat ketika memas...