15/10/2022
BENTURAN KEPENTINGAN MENCIPTAKAN PERBEDAAN
Penulis : Andi Salim
Siapa yang tidak ingin sama dalam segala hal, terutama bagi pasangan muda yang bahkan pakaian dikenakannya untuk menghadiri pesta pernikahan pun terlihat matching dengan corak dan bahan yang sama pula, termasuk keadaan ekonomi dari sistim sosialis yang sama rata sama rasa. Namun ada juga pihak yang ingin berbeda, oleh karena khasanah perbedaan itu yang menjadi fitrah bagi segenap ciptaan Tuhan yang Maha Kuasa. Apakah salah jika seseorang menyukai penyeragaman, tentu saja tidak. Demikian pula sebaliknya, tidak ada salahnya jika kita menyukai perbedaan, oleh karena segala bentuk yang berbeda itu pada akhirnya menuju pada keselarasan yang harmoni.
Dibeberapa bagian, perlunya keseragaman adalah bagian yang tak terhindarkan. Meskipun perbedaan itu realitas yang tidak dapat dipungkiri, akan tetapi penyeragaman ditengah perbedaan merupakan bagian yang dianggap penting pula. Bagaimana melihat persepsi kedalam hal yang sama sebagai bentuk visi dan misi demi tujuan yang sama, serta membangun derap langkah bersama demi tercapainya harmonisasi bagi keseimbangan perbedaan, tentu bagian yang harus dikupas secara terpisah pada bagian lain dari tulisan ini. Namun patut disadari bahwa penyeragaman dalam bentuk apapun tidak boleh menghilangkan perbedaan yang ada, hal itu disebabkan eksistensi perbedaan yang menjadi warna asli dari kehidupan itu sendiri.
Sesungguhnya melakukan penyeragaman akan sama sulitnya dengan menerima perbedaan, hal itu terkait pada sikap toleransi yang kuat dari berbagai pelaku yang ada didalam group / kelompok tersebut. Sebab menerima perbedaan dan menciptakan penyeragaman yang membutuhkan toleransi itu akan memiliki lawan yang sama yaitu sikap intoleransi bagi tujuan dan arah yang dibutuhkan oleh keduanya. Disinilah pentingnya mengambil pemahaman bahwa menerima perbedaan tidak berarti harus menolak upaya penyeragaman. Termasuk dalam meninggikan sikap bertoleransi terhadap sesama manusia, tentu saja harus terdapat kesamaan pengertian dan hadirnya gerakan yang sama demi diterimanya perbedaan agar tidak saling menekan antara satu dengan lainnya.
Kaitan terhadap penyampaian diatas untuk memilah dan memilih atas kepentingan apa perbedaan itu diperlukan, serta penyeragaman yang bagaimana menjadi kebutuhan kita bersama. Tentu aspek penyeragaman menjadi penting tatkala pemimpin bangsa ini mengajak pada kepatuhan terhadap hukum konstitusi serta menggali dan memperkuat potensi kesatuan dan persatuan berbangsa serta bernegara dibalik ideology bangsa yang selayaknya kita junjung tinggi agar mendapatkan kesamaan pandangan terhadap daya rekat dan pengikat sendi-sendi kebangsaan ditengah kita semua. Hal mana bangsa kita pun memiliki keberuntungan oleh karena Proklamator Kemerdekaan Indonesia dahulu sudah begitu jauh memenuhi unsur perekat bangsa ini yang dibutuhkan hingga dimasa yang akan datang sekalipun.
Walau ada pihak lain yang mencoba menindih, menggeser, menghilangkan, atau mengubur ideology bangsa ini untuk ditukarkan kepada ideology agama, sesungguhnya hal itu menjadi keliru. Sebab ideology agama dianggap kurang sesuai untuk diterapkan pada iklim indonesia yang memiliki corak pluralisme sebagai paham dalam menghargai adanya perbedaan antar masyarakat dan memperbolehkan kelompok yang berbeda tersebut untuk tetap menjaga keunikan masing-masing budayanya. Selain itu, dalam konsep pluralisme, kelompok-kelompok yang berbeda tersebut memiliki kedudukan yang sama dalam pengakuannya. Pertentangan atas ajakan penyeragaman inilah yang menimbulkan daya tolak kelompok tertentu untuk melawan ideologi Pancasila.
Pada setiap pesta pemilu, walau sebelum era pemilihan langsung, kelompok agama acapkali mengumandangkan perlunya landasan bernegara dari azas lain diluar Pancasila. Namun hal itu tertolak bahkan pada rezim orde baru yang dianggap sering bertentangan dengan kebijakan era Orde lama, dimana Pancasila tersebut justru dilahirkan oleh Soekarno, Pengakuan Soeharto atas pentingnya menjaga dan merawat pancasila tersebut diwujudkan hingga memaklumatkan asas tunggal Pancasila sebagai kewajiban yang dibebankan pemerintahan Presiden Soeharto pada tahun 1985 terhadap semua partai politik dan organisasi masyarakat untuk menjadikan Pancasila sebagai satu-satunya ideologi mereka. Tentu saja hal ini mempertegas akan pentingnya ideologi Pancasila itu untuk dipertahankan.
Pengakuan lain pun datang dari mantan Presiden Amerika Serikat yaitu Obama dimana beliau sangat mengapresasi atas tingginya nilai Pancasila. Dalam beberapa kesempatan Obama memuji Pancasila dalam berbagai pidatonya baik di Indonesia maupun saat berpidato di negaranya sendiri yang melihat Pancasila bukan hanya sebagai sebuah teori, namun menjadi landasan hidup yang terpatri dalam suasana toleransi ditengah kehidupan bangsa Indonesia, hal itu terlihat dari sikap persaudaraan dan suburnya keragaman yang berbaur dalam naungan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Maka mau tidak mau, ajakan penyeragaman akan pentingnya ideologi ini tentu harus terus ditanamkan kepada generasi muda selanjutnya.
Pada iklim politik sekarang, tak heran jika Hendro Priyono menyebutkan bahwa pertarungan politik saat ini terjadi pada tahun 2019 lalu, yang disebutkannya sebagai bertarungnya dua ideologi, antara ideologi Pancasila yang berhadapan dengan ideologi khilafah. Oleh sebab itu, beliau meminta masyarakat agar hati-hati untuk menentukan pilihan dan memahami calon pemimpin bangsa yang akan dipilih masyarakat nantinya. Penyampaian yang beliau maksudkan bukan tanpa alasan, sebab berbagai upaya terhadap rong-rongan Pancasila bukan hal yang baru, bahkan sejak Orde baru berkuasa pun tekanan terhadap ideologi Pancasila terus dikumandangkan, tak terkecuali pada rezim Soeharto yang represif sekalipun. Disinilah segenap masyarakat perlu berfikir objektif akan pentingnya menemukan sosok pemimpin bangsa.
Semua kelompok dan komponen-komponen bangsa boleh saja membawa dan mempertahankan segala bentuk kepentingannya, bahkan mempertahankan eksistensi apa yang semestinya dianggap penting oleh mereka. Namun ketika hal itu terkait akan perekat dan pemersatu bangsa ini dengan apa yang kita sebut ideology Pancasila, hendaknya kita berfikir hal yang sama untuk mempertahankan ideologi ini dari kepentingan apapun serta terhadap desakan bagaimana pun agar Pancasila tidak pernah tergantikan bahkan didalam pemikiran dan angan-angan seperti apapun. Oleh karenanya, pilihlah calon Presiden 2024 nanti yang lebih mampu mempertahankan ideologi ini, sebab bangsa kita berbeda dari bangsa lain hingga menjadi kokoh sampai sekarang, justru dari adanya Pancasila sebagai perekat bangsa kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar