Penulis : Andi Salim
Siapa yang tidak mengenal Megawati Soekarnoputri, sosok perempuan Indonesia yang sangat masyhur, beliau tidak saja mengetahui keadaan berbagai sudut tanah air Indonesia, namun sosok dirinya sangat dikenal pula dibeberapa negara di dunia. Sepak terjangnya dibidang politik banyak di simak oleh berbagai pihak, tak terkecuali dari beberapa pemerintahan yang pernah menjadi rival seteru diplomasi ayahnya seperti Belanda, Jepang, Portugis atau di negara lain yang menjadi sahabat Indonesia dimasa orde lama dahulu. Kondisi mentalnya yang tegar tersebut dari latar belakang dan pengalamannya yang sering ditenteng-tenteng bung Karno bila melakukan kunjungan lawatannya ke berbagai manca negara.
Sosoknya yang periang, namun acapkali mengkerutkan keningnya ketika merespon persoalan yang serius begitu sangat disegani. Baik oleh para kadernya, khususnya terhadap mereka yang tidak disiplin dalam menjalankan amanat partai. Apalagi pihak lain yang sekonyong-konyong ingin mencari kesempatan darinya. Pemikirannya yang tajam akibat tempaan sang Proklamator bangsa, tentu mampu melihat berbagai persoalan negara ini. Termasuk pada indikator pembangunan dari ketertinggalan Indonesia di kancah Internasional dari masa ke masa. Sebab memajukan sebuah negara bukanlah perkara yang mudah untuk didiskusikan oleh mereka yang nongkrong di warung kopi semata.
Indonesia memang memiliki berbagai sumber kekayaan, apalagi dari sisi SDM dan sumber daya alam yang tersedia, namun kita memiliki keterbatasan untuk mensinergikan antara manusia dan alam yang dimiliki guna menjadi pertukaran yang dapat ditransaksikan sebagai cara mencapai kesejahteraan rakyat yang pada gilirannya mampu mensejajarkan diri dengan bangsa lain di dunia. Cara pandang inilah yang melandasi sikap kaku beliau untuk tidak mudah digurui oleh siapa pun, termasuk dari kalangan akademisi sekalipun. Sebab perkaitan antara manusia dan sumber daya alam serta kemampuan pengelolaan negara merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dituntaskan secara parsial.
Baginya, partai merupakan alat perjuangan formal guna mencapai tujuan-tujuan itu kedalam langkah-langkah politik yang di terapkannya agar mendekati cita-cita yang diharapkannya. Tentu saja berbagai persiapan, khususnya melakukan pembenahan baik secara internal yang mengarah kepada eksternal harus dilakukan. Apalagi kemampuan barisan partai PDI perjuangan yang tidak boleh kalah oleh lawan-lawan politiknya dari setiap berbagai argumentasi masalah bangsa ini. Bahkan demi tujuan itu, sekolah Partai pun disediakannya bagi para kader partai untuk dididik dan dilatih pada tingkat pusat agar para kader dan anggotanya mempu menjadi pelayan masyarakat yang sesuai dengan ideologi partai tersebut.
Menyadari pentingnya kehadiran orang lain untuk membantu dirinya dalam mencanangkan apa yang dicita-citakannya, tentu saja harus disertai dan di imbangi dengan kepercayaan kepada siapa pun yang diamanatkan partainya. Apalagi membangun negara sebesar Indonesia memang akan mustahil jika dilakukan dengan tangannya sendiri. Melalui rekomendasi partai yang selanjutnya diteruskan sebagai keikutsertaan PDI Perjuangan dalam ajang legislatif dibeberapa tingkatan baik pusat maupun daerah, calon kepala daerah baik tingkat Provinsi atau pun Kabupaten / Kota, serta rekomendasi Capres yang akan diusungnya, termasuk bagi para calon Menterinya sekiranya memenangkan pilpres tersebut. Tindakan legal formal ini diharapkan menjadi kepanjangan tangan atas tujuan partai yang dibesarkan olehnya.
Alih-alih berharap jika para kadernya yang mendapat rekomendasi partai tersebut menjadi cikal bakal demi pembangunan bangsa dan negara, meski PDI Perjuangan mengungguli beberapa pemilu belakangan ini. Namun pada kenyataannya, masih saja terdapat pihak-pihak yang justru mengkhianati, mengingkari ideologi partai, bahkan tak jarang yang memperkaya diri sendiri pasca ditetapkan sebagai pejabat negara. Rekomendasi partainya pun semakin dipersulit dan diperketat agar PDI Perjuangan tetap menjadi partai yang memiliki kualitas kerja yang baik dan berprestasi dimata masyarakat. Strategi last minute yang diterapkannya sebagai uji mental bagi calon yang akan diusungnya sekaligus menilai loyalitas para kadernya yang sering di iming-imingi bahkan tak jarang yang diwacanakan akan diusung partai lain, merupakan strategi yang jitu dalam merespon semua itu.
Publik memang banyak yang kurang paham, jika penetapan rekomendasi partai tidak semata-mata dilihat dari elektoral seorang calon. Apalagi hanya bertumpu pada kemampuan kerja yang profesional untuk dapat menyelesaikan persoalan bangsa semata. Sebab, sekalipun seorang kandidat yang mampu memenangkan pertarungan elektoralnya, jika tanpa moral yang baik, tentu saja pada gilirannya menggerus kredibilitas partai yang dengan susah payah dibangun demi harapan masyarakat banyak tersebut. Dimana dalam hal ini sudah barang tentu sang ketua umum yang menjadi sasaran kekecewaan masyarakat tersebut. Maka tak heran, jika hanya mereka yang berprestasi dan mampu melayani rakyat saja yang sering dibukakan pintu olehnya dirinya selaku ketua umum.
Jika saat ini, banyak yang menuding dirinya sebagai sosok yang baper dalam memerankan politiknya, apalagi pasca HUT PDI Perjuangan ke 50 kemarin, dimana publik menunggu diumumkannya capres PDI Perjuangan yang sejak lama ingin diketahui publik. Maka jawaban itu menampakkan bahwa masyarakat belum sepenuhnya memahami dan mengerti benar bahwa penetapan rekomendasi partai bukanlah surat cinta yang dengan mudahnya ditujukan kepada siapa saja tanpa evaluasi yang mendalam dan presisi terhadap ideologi partai yang menjadi harapan rakyat dalam menemukan sosok sang pemimpin sejati Indonesia dimasa jabatan Presiden 2024-2029 yang akan datang. Oleh karenanya tak heran jika Jokowi menyebutnya sebagai orang yang sangat hati-hati dalam persoalan ini.
Publik tidak perlu kecewa, sebab pendaftaran capres memang masih jauh dari tanggal yang ditetapkan. Apalagi sekedar ikut-ikutan sebagaimana deklarasi partai lain yang telah mengumumkan capresnya lebih awal. Namun pada kenyataannya justru terancam akan gagal pada pendaftaran ke KPU sekiranya Koalisi partai mereka tidak terbentuk. Apalagi rivalitas internal partai, serta banyaknya koalisi partai lain yang belum mengumumkan capresnya. Sinyalemen tentang animo publik yang begitu meriah terhadap Ganjar Pranowo tentu saja telah masuk sebagai pertimbangan beliau. Namun hal itu masih harus menunggu waktu yang tepat untuk diumumkan dibalik rivalitas internal yang masih harus dituntaskan olehnya. Sehingga tidak ada yang patut mencurigai dirinya dalam memutuskan perkara ini secara bijaksana dibalik pernyataannya yang tidak haus akan kekuasaan tersebut.
Semoga tulisan ini bermanfaat.
#jkwguard #Andisalim #Toleransiindonesia #TI Mari Bertoleransi, silahkan share
Sosoknya yang periang, namun acapkali mengkerutkan keningnya ketika merespon persoalan yang serius begitu sangat disegani. Baik oleh para kadernya, khususnya terhadap mereka yang tidak disiplin dalam menjalankan amanat partai. Apalagi pihak lain yang sekonyong-konyong ingin mencari kesempatan darinya. Pemikirannya yang tajam akibat tempaan sang Proklamator bangsa, tentu mampu melihat berbagai persoalan negara ini. Termasuk pada indikator pembangunan dari ketertinggalan Indonesia di kancah Internasional dari masa ke masa. Sebab memajukan sebuah negara bukanlah perkara yang mudah untuk didiskusikan oleh mereka yang nongkrong di warung kopi semata.
Indonesia memang memiliki berbagai sumber kekayaan, apalagi dari sisi SDM dan sumber daya alam yang tersedia, namun kita memiliki keterbatasan untuk mensinergikan antara manusia dan alam yang dimiliki guna menjadi pertukaran yang dapat ditransaksikan sebagai cara mencapai kesejahteraan rakyat yang pada gilirannya mampu mensejajarkan diri dengan bangsa lain di dunia. Cara pandang inilah yang melandasi sikap kaku beliau untuk tidak mudah digurui oleh siapa pun, termasuk dari kalangan akademisi sekalipun. Sebab perkaitan antara manusia dan sumber daya alam serta kemampuan pengelolaan negara merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dituntaskan secara parsial.
Baginya, partai merupakan alat perjuangan formal guna mencapai tujuan-tujuan itu kedalam langkah-langkah politik yang di terapkannya agar mendekati cita-cita yang diharapkannya. Tentu saja berbagai persiapan, khususnya melakukan pembenahan baik secara internal yang mengarah kepada eksternal harus dilakukan. Apalagi kemampuan barisan partai PDI perjuangan yang tidak boleh kalah oleh lawan-lawan politiknya dari setiap berbagai argumentasi masalah bangsa ini. Bahkan demi tujuan itu, sekolah Partai pun disediakannya bagi para kader partai untuk dididik dan dilatih pada tingkat pusat agar para kader dan anggotanya mempu menjadi pelayan masyarakat yang sesuai dengan ideologi partai tersebut.
Menyadari pentingnya kehadiran orang lain untuk membantu dirinya dalam mencanangkan apa yang dicita-citakannya, tentu saja harus disertai dan di imbangi dengan kepercayaan kepada siapa pun yang diamanatkan partainya. Apalagi membangun negara sebesar Indonesia memang akan mustahil jika dilakukan dengan tangannya sendiri. Melalui rekomendasi partai yang selanjutnya diteruskan sebagai keikutsertaan PDI Perjuangan dalam ajang legislatif dibeberapa tingkatan baik pusat maupun daerah, calon kepala daerah baik tingkat Provinsi atau pun Kabupaten / Kota, serta rekomendasi Capres yang akan diusungnya, termasuk bagi para calon Menterinya sekiranya memenangkan pilpres tersebut. Tindakan legal formal ini diharapkan menjadi kepanjangan tangan atas tujuan partai yang dibesarkan olehnya.
Alih-alih berharap jika para kadernya yang mendapat rekomendasi partai tersebut menjadi cikal bakal demi pembangunan bangsa dan negara, meski PDI Perjuangan mengungguli beberapa pemilu belakangan ini. Namun pada kenyataannya, masih saja terdapat pihak-pihak yang justru mengkhianati, mengingkari ideologi partai, bahkan tak jarang yang memperkaya diri sendiri pasca ditetapkan sebagai pejabat negara. Rekomendasi partainya pun semakin dipersulit dan diperketat agar PDI Perjuangan tetap menjadi partai yang memiliki kualitas kerja yang baik dan berprestasi dimata masyarakat. Strategi last minute yang diterapkannya sebagai uji mental bagi calon yang akan diusungnya sekaligus menilai loyalitas para kadernya yang sering di iming-imingi bahkan tak jarang yang diwacanakan akan diusung partai lain, merupakan strategi yang jitu dalam merespon semua itu.
Publik memang banyak yang kurang paham, jika penetapan rekomendasi partai tidak semata-mata dilihat dari elektoral seorang calon. Apalagi hanya bertumpu pada kemampuan kerja yang profesional untuk dapat menyelesaikan persoalan bangsa semata. Sebab, sekalipun seorang kandidat yang mampu memenangkan pertarungan elektoralnya, jika tanpa moral yang baik, tentu saja pada gilirannya menggerus kredibilitas partai yang dengan susah payah dibangun demi harapan masyarakat banyak tersebut. Dimana dalam hal ini sudah barang tentu sang ketua umum yang menjadi sasaran kekecewaan masyarakat tersebut. Maka tak heran, jika hanya mereka yang berprestasi dan mampu melayani rakyat saja yang sering dibukakan pintu olehnya dirinya selaku ketua umum.
Jika saat ini, banyak yang menuding dirinya sebagai sosok yang baper dalam memerankan politiknya, apalagi pasca HUT PDI Perjuangan ke 50 kemarin, dimana publik menunggu diumumkannya capres PDI Perjuangan yang sejak lama ingin diketahui publik. Maka jawaban itu menampakkan bahwa masyarakat belum sepenuhnya memahami dan mengerti benar bahwa penetapan rekomendasi partai bukanlah surat cinta yang dengan mudahnya ditujukan kepada siapa saja tanpa evaluasi yang mendalam dan presisi terhadap ideologi partai yang menjadi harapan rakyat dalam menemukan sosok sang pemimpin sejati Indonesia dimasa jabatan Presiden 2024-2029 yang akan datang. Oleh karenanya tak heran jika Jokowi menyebutnya sebagai orang yang sangat hati-hati dalam persoalan ini.
Publik tidak perlu kecewa, sebab pendaftaran capres memang masih jauh dari tanggal yang ditetapkan. Apalagi sekedar ikut-ikutan sebagaimana deklarasi partai lain yang telah mengumumkan capresnya lebih awal. Namun pada kenyataannya justru terancam akan gagal pada pendaftaran ke KPU sekiranya Koalisi partai mereka tidak terbentuk. Apalagi rivalitas internal partai, serta banyaknya koalisi partai lain yang belum mengumumkan capresnya. Sinyalemen tentang animo publik yang begitu meriah terhadap Ganjar Pranowo tentu saja telah masuk sebagai pertimbangan beliau. Namun hal itu masih harus menunggu waktu yang tepat untuk diumumkan dibalik rivalitas internal yang masih harus dituntaskan olehnya. Sehingga tidak ada yang patut mencurigai dirinya dalam memutuskan perkara ini secara bijaksana dibalik pernyataannya yang tidak haus akan kekuasaan tersebut.
Semoga tulisan ini bermanfaat.
#jkwguard #Andisalim #Toleransiindonesia #TI Mari Bertoleransi, silahkan share
Tidak ada komentar:
Posting Komentar