Penulis : Andi Salim
Mungkin sebagian kawan-kawan bertanya, mengapa harus memilih menjadi seorang pelaku pelaku usaha, bagi anda yang saat ini berusia sekitar 25 tahun hingga 30 tahun, ketahuilah bahwa usia tersebut adalah usia produktif, walau ada yang belum masuk pada usia tersebut namun sudah aktif dibidang usaha tertentu seperti bisnis online atau usaha lain yang masih konvensional, namun pada usia tersebut seseorang dapat menemukan jati dirinya kemana dan bagaimana tumbuh dan berkembang dari kemampuan dari diri sendiri.
Akan tetapi, pada usia tersebut biasanya seseorang masih sibuk menemukan pengalaman guna memperoleh pengetahuan tertentu, sebab banyak sisi yang belum sepenuhnya diketahui dari bangku kuliah atau pendidikan formal yang ditempuhnya selama bertahun-tahun. Sebut saja memperoleh sistem administrasi usaha, administrasi keuangan, kerangka operasional bidang tertentu, atau aktifitas marketing dan promosi yang dipersiapkan. Hal inilah yang disebut dengan istilah Knowhow yang sering diketahui dari pengalaman belerja di dunia formal / perusahaan.
Menjadi seorang wira swasta yang baik, memang diperlukan standard manejemen tertentu, namun bukan berarti hal itu rumit dan membutuhkan kedalam ilmu yang menyita waktu dalam mempelajarinya. Sebab pada kondisi yang disederhanakan hal itu memungkinkan didapati seseorang dari pengalamannya bekerja di perusahaan, termasuk bagaimana mengendalikan personil atau karyawan agar job description pada bidang masing-masing menjadi jelas dan terukur guna menilai dan memberikan reward dan punishmant.
Walau pendapat sebagian orang sering menyebutkan bahwa belajar tidak mengenal batasan waktu, namun jika dikaitkan dengan masa produktifitas tentu hal itu harus dicermati secara berbeda, melihat kemanfaatan ilmu tersebut harus sesuai dengan kebutuhan untuk mengaplikasikannya. Sebab jika tidak, ilmu tersebut hanya bersarang di kepala seseorang tanpa memiliki kesempatan untuk mempraktekkannya. Tentu saja yang penulis maksudkan adalah knowladge dan knowhow yang bermanfaat untuk mendatangkan kesejahteraan.
Pengalaman bekerja dari perusahaan atau instansi tentu merupakan hal yang baik, namun membiarkan diri terbenam pada distribusi kontribusi seseorang yang selamanya disumbangkan kepada perusahaan atau instansi, tentu harus dicermati dan disandingkan dengan kesejahteraan yang diperoleh seseorang, sebab porsi hidup yang dibagi pada tiga tingkatan sebagai pijakan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang, adalah suatu perjalanan hajat hidup seseorang, apalagi bagi mereka yang memiliki istri dan beberapa anak pula.
Kompleksitas hidup keadaan yang berkembang saat ini tentu meninggikan standard kebutuhan hidup yang semula hanya berorientasi hanya pada sandang, pangan dan papan saja. Namun dibalik itu terdapat kebutuhan tambahan lain yang juga turut membebani seseorang untuk meningkatkan penghasilannya. Sebut saja kebutuhan pendidikan, hiburan keluarga dan yang paling dianggap pasti adalah kebutuhan quota paket internet yang juga turut mempengaruhi stabilitas keuangan keluarga, apabila hal itu tidak dipersiapkan dengan cermat dan teliti.
Belum lagi jika terdapat situasi yang mendadak dan sangat penting untuk ditanggulangi, seperti sakit, kerusakan kendaraan, atau bantuan bagi pihak ketiga seperti orang tua, saudara dan sebagainya. Keadaan semacam itu memang sering luput dari pantauan seseorang, sehingga persiapan dan stabilitas keuangan keluarga tentu menjadi pertaruhan manakala hitungan yang ditentukan belum menjadi komprehensif bagi kebutuhan yang harus ditutupi. Keadaan ini menjadi pemikiran banyak orang tentang bagaimana mencukupi kebutuhan hidup yang seimbang. Sebagaimana pasiva dan aktiva pada neraca keuangan.
Menjadi seorang wira swasta adalah jawaban yang patut untuk dipertimbangkan, walau pada awal setiap usaha sering menggetarkan seseorang untuk menjadi ragu pada keberhasilan usahanya, namun setidaknya mencoba mengambil kontribusi pribadi adalah hal yang bijaksana, sebab gagal dan berhasilnya suatu usaha ditentukan bagaimana sikap seseorang dalam mengelola usaha itu sendiri, maka tidak jarang mereka yang berhasil justru dimulai dari usaha yang semula dianggap remeh, namun ditekuni hingga mendatangkan keuntungan yang baik bagi kesejahteraan keluarganya.
Tulisan ini ditujukan bagi kawan-kawan yang mungkin saja ingin mencoba sesuatu peruntungan dibidang wira usaha apapun untuk memulainya, apalagi ditengah giatnya pemerintah dalam menumbuhkembangkan UMKM yang saat ini menyediakan program khusus bagi dunia usaha diberbagai bidang, ditambah lagi kredit modal usaha yang berbunga rendah dengan jangka waktu yang disesuaikan dengan kebutuhan pelaku UMKM tersebut. Kesempatan ini terbuka bagi siapa saja termasuk anda yang saat ini sedang ngopi santai disaung atau diwarung kopi disekitar rumah.
#jkwguard #Andisalim #Toleransiindonesia #TI Mari Bertoleransi
Akan tetapi, pada usia tersebut biasanya seseorang masih sibuk menemukan pengalaman guna memperoleh pengetahuan tertentu, sebab banyak sisi yang belum sepenuhnya diketahui dari bangku kuliah atau pendidikan formal yang ditempuhnya selama bertahun-tahun. Sebut saja memperoleh sistem administrasi usaha, administrasi keuangan, kerangka operasional bidang tertentu, atau aktifitas marketing dan promosi yang dipersiapkan. Hal inilah yang disebut dengan istilah Knowhow yang sering diketahui dari pengalaman belerja di dunia formal / perusahaan.
Menjadi seorang wira swasta yang baik, memang diperlukan standard manejemen tertentu, namun bukan berarti hal itu rumit dan membutuhkan kedalam ilmu yang menyita waktu dalam mempelajarinya. Sebab pada kondisi yang disederhanakan hal itu memungkinkan didapati seseorang dari pengalamannya bekerja di perusahaan, termasuk bagaimana mengendalikan personil atau karyawan agar job description pada bidang masing-masing menjadi jelas dan terukur guna menilai dan memberikan reward dan punishmant.
Walau pendapat sebagian orang sering menyebutkan bahwa belajar tidak mengenal batasan waktu, namun jika dikaitkan dengan masa produktifitas tentu hal itu harus dicermati secara berbeda, melihat kemanfaatan ilmu tersebut harus sesuai dengan kebutuhan untuk mengaplikasikannya. Sebab jika tidak, ilmu tersebut hanya bersarang di kepala seseorang tanpa memiliki kesempatan untuk mempraktekkannya. Tentu saja yang penulis maksudkan adalah knowladge dan knowhow yang bermanfaat untuk mendatangkan kesejahteraan.
Pengalaman bekerja dari perusahaan atau instansi tentu merupakan hal yang baik, namun membiarkan diri terbenam pada distribusi kontribusi seseorang yang selamanya disumbangkan kepada perusahaan atau instansi, tentu harus dicermati dan disandingkan dengan kesejahteraan yang diperoleh seseorang, sebab porsi hidup yang dibagi pada tiga tingkatan sebagai pijakan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang, adalah suatu perjalanan hajat hidup seseorang, apalagi bagi mereka yang memiliki istri dan beberapa anak pula.
Kompleksitas hidup keadaan yang berkembang saat ini tentu meninggikan standard kebutuhan hidup yang semula hanya berorientasi hanya pada sandang, pangan dan papan saja. Namun dibalik itu terdapat kebutuhan tambahan lain yang juga turut membebani seseorang untuk meningkatkan penghasilannya. Sebut saja kebutuhan pendidikan, hiburan keluarga dan yang paling dianggap pasti adalah kebutuhan quota paket internet yang juga turut mempengaruhi stabilitas keuangan keluarga, apabila hal itu tidak dipersiapkan dengan cermat dan teliti.
Belum lagi jika terdapat situasi yang mendadak dan sangat penting untuk ditanggulangi, seperti sakit, kerusakan kendaraan, atau bantuan bagi pihak ketiga seperti orang tua, saudara dan sebagainya. Keadaan semacam itu memang sering luput dari pantauan seseorang, sehingga persiapan dan stabilitas keuangan keluarga tentu menjadi pertaruhan manakala hitungan yang ditentukan belum menjadi komprehensif bagi kebutuhan yang harus ditutupi. Keadaan ini menjadi pemikiran banyak orang tentang bagaimana mencukupi kebutuhan hidup yang seimbang. Sebagaimana pasiva dan aktiva pada neraca keuangan.
Menjadi seorang wira swasta adalah jawaban yang patut untuk dipertimbangkan, walau pada awal setiap usaha sering menggetarkan seseorang untuk menjadi ragu pada keberhasilan usahanya, namun setidaknya mencoba mengambil kontribusi pribadi adalah hal yang bijaksana, sebab gagal dan berhasilnya suatu usaha ditentukan bagaimana sikap seseorang dalam mengelola usaha itu sendiri, maka tidak jarang mereka yang berhasil justru dimulai dari usaha yang semula dianggap remeh, namun ditekuni hingga mendatangkan keuntungan yang baik bagi kesejahteraan keluarganya.
Tulisan ini ditujukan bagi kawan-kawan yang mungkin saja ingin mencoba sesuatu peruntungan dibidang wira usaha apapun untuk memulainya, apalagi ditengah giatnya pemerintah dalam menumbuhkembangkan UMKM yang saat ini menyediakan program khusus bagi dunia usaha diberbagai bidang, ditambah lagi kredit modal usaha yang berbunga rendah dengan jangka waktu yang disesuaikan dengan kebutuhan pelaku UMKM tersebut. Kesempatan ini terbuka bagi siapa saja termasuk anda yang saat ini sedang ngopi santai disaung atau diwarung kopi disekitar rumah.
#jkwguard #Andisalim #Toleransiindonesia #TI Mari Bertoleransi

Tidak ada komentar:
Posting Komentar