Senin, 16 Januari 2023

TEBARKANLAH KEBAIKAN UNTUK LEBIH MENDEKATKAN RASA KEMANUSIAAN ANTAR SESAMAMU


15/11/2022

TEBARKANLAH KEBAIKAN UNTUK LEBIH MENDEKATKAN RASA KEMANUSIAAN ANTAR SESAMAMU

Penulis : Andi Salim

Dipahami oleh banyak orang bahwa agama adalah sistem yang mengatur kepercayaan serta peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta tata kaidah yang berhubungan dengan budaya, dan pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan kehidupan yang mempertahankan tata kelola kehidupan itu sendiri. Sementara, Kitab suci adalah sebuah buku yang memuat tentang ajaran-ajaran atau ayat-ayat yang di firmankan Tuhan sebagai inspirasi bagi suatu golongan umat beragama.

Berdasarkan katagorinya, manusia yang beragama itu menggunakan pendekatan dengan berbagai cara, ada yang melalui tradisi sehingga mengikuti cara beragama dari nenek moyangnya, ada yang mengikutinya sebagai formalitas yang berlaku di lingkungannya tempat tinggalnya, namun ada pula yang menggunakan rasio pemikiran untuk berusaha menghayatinya dengan pengetahuan yang dimilikinya, akan tetapi ada juga yang mengikuti perasaannya untuk meyakini agama tertentu dari kesesuaian dengan apa yang dibutuhkan bagi dirinya.

Sehingga siapapun yang menganut suatu agama, tentu harus rela mengikatkan diri kepada hukum agama yang merupakan sistem hukum berdasarkan ketentuan dari agama tersebut. Sistem hukum agama itu biasanya terdapat dalam Kitab-kitab Suci. Sedangkan petunjuk lain dari apa yang dijabarkan oleh Nabi dan Rosul yang diturunkan Tuhan kepada setiap kaum untuk para hamba-Nya. Aturan agama diartikan sebagai segala peraturan yang berlaku, baik berupa tata cara peribadatan, maupun hukum yang bersifat praktik, yang terkait dengan akhlak.

Sehingga esensi beragama itu adalah bagaimana agar manusia itu mentaati perintah Tuhannya dan berhubungan baik dengan sesama manusianya, bukan merupakan salah satu diantara kedua itu, sehingga pemahaman bagi siapa yang beragama, hendaknya mengambil pengertian bahwa setiap ajaran agama itu memastikan bahwa dirinya berkepentingan untuk menyembah Tuhannya dalam konteks vertikal, namun disisi lain mengamalkan perbuatan baiknya kepada sesama manusia pada sisi horizontalnya.

Hukum agama yang mengatur prilaku bagi setiap umatnya untuk membedakan mana yang boleh dilakukan dan mana yang dilarang, hal itu ditujukan untuk mengambil pengertian bahwa setiap umatnya dibekali pedoman sebagai petunjuk bagi siapa saja yang menganut keyakinan agama apa yang di ikutinya. Sebab seseorang tidak boleh mengambil hukum dari ajaran mana untuk diterapkan pada keyakinan yang berbeda. Sekalipun pada konteks tujuan dan pengamalan yang baik sekalipun.

Seruan akan pentingnya penyembahan terhadap Tuhan yang Maha Kuasa menjadi pokok penting dalam setiap pencerahan hampir disemua mimbar-mimbar yang disediakan, porsi yang sama pun semestinya disuarakan terhadap adab dan muamalah bagi setiap umatnya untuk saling mengasihi dan menyayangi antar sesama manusia sebagai tujuan keberadaan agama tersebut dalam mengambil hikmah kemanusiaannya. Sebab Tuhan yang Maha Kuasa itu tentu akan mengambil nilai kebaikan manusia itu pada derajat antar sesamanya pula.

Larangan prihal kesewenang-wenangan terhadap manusia itu terdapat hampir diseluruh kitab-kitab agama apapun didunia ini, hal itu dimaksudkan agar setiap umat agama apapun agar saling perduli dan tidak membedakan golongan serta asal usul yang membedakan keyakinannya yang menyematkan bahwa hanya pada tujuan yang sama, yaitu kepada sisi kemanusiaan saja sebagai landasannya, yang tentu saja harus dipahami sebagai pelepasan eksklusivisme agama dari tindakan tersebut.

Sehingga pertolongan dan perbuatan baik yang dilakukan oleh siapa pun dan dari umat manapun tidak melihat hal itu sebagai prinsip yang membedakan untuk mendahulukan yang mana serta dari golongan apa sekiranya hal itu dilakukan. Apalagi terhadap keadaan yang bersifat genting dan penting untuk segera mengambil tindakan bantuan mana demi menyelamatkan seseorang yang terkait dengan sifat prioritas urgency pada masalah tersebut. Sebab mendahulukan kepada golongan seiman terletak pada konteks sebab, bukan pada tujuannya.

Sekalipun jika seseorang itu hidup sendirian ditengah lingkungan yang berbeda keyakinan dengan dirinya, maka perintah agama untuk tetap dijalankan serta mendahulukan pertolongan pada sesamanya tidak menjadi surut dan terhenti oleh karena perbedaan keyakinan atau agama yang menjadi fakta dari suatu keadaan. Apalagi ditengah perbedaan yang sesak dari suatu lingkungan yang heterogen dimana tentu saja membutuhkan pandangan yang sama terhadap situasi kemanusiaan semacam ini.

Pada dasarnya setiap agama itu menyerukan tentang kebaikan yang dilandasi kebenaran, agar manusia itu menjalani hidupnya pada posisi yang bermanfaat bagi orang lain disekitarnya. Kebutuhan manusia akan hal itu datang dari petunjuk Tuhan Yang Maha Kuasa untuk memberikan pedoman bagaimana dan dengan cara apa, serta kemana nilai kebaikan manusia itu akan ditujukan. Sebab kalkulasi manusia sesungguhnya lemah, walau terdapat ilmu pasti, namun hingga detik ini manusia tidak dapat menunjukkan berapa luasnya alam semesta ini. Sehingga ilmu pasti pun belum tentu menjadi pasti.

Agama diturunkan untuk diamalkan oleh para penganutnya agar menjadikan dirinya berkualitas dan menjadi mulia, sehingga penggunaan agama demi menguntungkan bagi dirinya sendiri atau kelompoknya secara materil maupun kekuasaan politik adalah bertentangan dengan kaidah agama itu sendiri. Sebab penggunaan politik identitas merupakan sebuah cara politik kotor dari suatu kelompok seperti etnis, suku, budaya, agama atau yang lainnya untuk dijadikan alat untuk memperoleh tujuan materi dan kekuasaan, sehingga hal itu merusak norma-norma dan tujuan dari beragama itu sendiri.



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TAHUN POLITIK MEMPENGARUHI TURUNNYA KINERJA PEMERINTAH

TAHUN POLITIK MEMPENGARUHI TURUNNYA KINERJA PEMERINTAH Penulis : Andi Salim 05/06/2023 Apa yang terbersit di pikiran masyarakat ketika memas...