Minggu, 19 Februari 2023

KONTESTASI POLITIK SAAT INI MULAI MENAMPAKKAN ARAHNYA

4/08/2022

KONTESTASI POLITIK SAAT INI MULAI MENAMPAKKAN ARAHNYA
Penulis : Andi Salim

Dinamika politik yang berkembang saat ini sudah memperlihatkan hasilnya. Dibandingkan waktu-waktu sebelumnya, dimana hanya dugaan dari ramainya pendapat perseorangan yang menggadang-gadang relawan agar terlibat pada keinginan untuk membranding satu nama. Tujuannya tentu kita semua paham, bahwa semua gerbong-gerbong lokomotif agar mendapatkan trayek baru dengan muatan yang terkesan penuh sehingga para investor bersedia ikut menanamkan modalnya termasuk mengajak partai politik agar bersedia memberikan ijin trayek tersebut berjalan.

Banyak pihak yang ingin sekali memperoleh keuntungan dan ingin segera membuka usaha, namun persiapan yang dimilikinya kurang matang, baik dalam hal persiapan modal, kesiapan personil dan momentumnya pun harus disesuaikan. Apa jadinya jika sekiranya suatu toko kelontong rumahan yang di datangi pembelinya yang menanyakan barang ini tidak ada, atau barang itu tidak tersedia. Bahkan personilnya sedang sibuk menyusui anaknya dikamar, sehingga teriakan pembeli tidak terdengar, atau toko tersebut malah sering tutup dan hanya dibuka sewaktu-waktu saja.

Apalagi pada sisi usaha lain yang sering dipahami bahwa jangan menawarkan es balok disaat hujan deras. Tentu momentum ini sama sekali kurang pas. Keinginan untuk ikut serta berusaha jangan dijadikan alasan agar kita tidak cermat atau lalai dalam mengkalkulasi segala kebutuhan guna menunjang persiapannya. Selain kerugian yang akan diperoleh, tentu waktu pun banyak yang terbuang dengan sia-sia bahkan tidak sedikit dari seseorang yang malah terjerat dengan hutang atas pinjaman modal yang diperolehnya, sehingga bukannya keuntungan yang diraih tapi justru kerugian yang semakin membebaninya.

Kita boleh saja meninggikan syahwat sehingga menongkatnya nafsu saat ini seakan-akan ingin ditumpahkan untuk mendapatkan kepuasan. Tapi mari kita lihat dulu, Apa dan bagaimana persoalan akan diwujudkan, termasuk ketika seseorang menentukan sikap politiknya. Sebab bagaimana pun politik adalah seni dan peran dalam pengendalian keinginan, harapan versus terhadap kepentingan-kepentingan politik yang menyelimutinya. Memaksakan diri hanya berlandaskan syahwat pribadi hanya akan menyajikan menu masakan yang terkesan hambar dan tawar, sehingga rekomendasi partai pun tidak diperoleh walau dukungan rakyat terkesan semakin menguat.

Ramainya dukungan terhadap Ganjar Pranowo saat ini, tentu tidak lepas dari cara melihat sosok Ganjar Pranowo yang masih muda, dekat dengan masyarakat dan sikapnya yang dianggap mampu menegakkan toleransi ditengah suasana naiknya suhu intoleransi disana sini. Namun perhitungan itu belumlah dirasakan cukup menjadi modal yang kuat guna menaikkannya ke kursi panas RI-1, oleh karena dominasi elit politik pun masih sama kuatnya untuk mengimbangi keinginan rakyat tersebut. Hal serupa tentang itu dapat kita lihat dari terguling Aung San Suu Kyi yang justru diadili pada pengadilan Myanmar walau hal itu dikecam oleh banyak pengamat internasional.

Junta militer yang menggulingkannya serta mendelegitimasi pemilihan demokratis negara tersebut hingga melumpuhkan kondisi ekonominya saat ini. Maka hal yang sama pun harus menjadi pertimbangan masyarakat Indonesia, walau Ganjar Pranowo didukung sepenuhnya oleh sebagian rakyat yang dirasakan masyarakat beliua mampu memimpin negeri ini, akan tetapi peluangnya masih harus ditentukan oleh keputusan partai politik yang menaunginya, termasuk dari partai-partai lain yang ikut menguatkan dirinya pula. Relasi ini menunjukkan betapa kita semua harus mampu menahan nafsu dan syahwat itu agar tidak orgasme sebelum waktunya.

Disadari atau tidak, keseimbangan politik mutlak diperlukan. Sebab harmonisasi ini penting, termasuk pada efektifitas sasaran ekonomi pemerintahan kedepan, terutama pada faktor kesejahteraan masyarakat. Hal itu akan secara spesifik berdampak pada terjadinya angka perceraian dari pasangan suami istri yang salah satunya disebabkan oleh indikator kemiskinan yang menjadi alasannya. Keadaan dari cara berumah tangga pada sebagian besar masyarakat yang konsumtif justru menciptakan kecenderungan gagalnya keutuhan pernikahan mereka. hingga keputusan cerai tidak lagi dapat mereka hindari. Lumpuhnya ekonomi keluarga akan berdampak pada gangguan harmonis dalam rumah tangga.

Kehidupan masyarakat harus dihindari pada atmosfer intoleransi yang berkembang saat ini. Termasuk ketertinggalan kesejahteraan Sosial merupakan suatu kondisi yang harus diwujudkan bagi seluruh warga negara di dalam pemenuhan kebutuhan material, spiritual, dan sosial agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Hal ini merupakan salah satu amanat pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945 alinea keempat yang menyatakan bahwa negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan.

Ada konstelasi politik yang tak terhindarkan dari sekedar aksi dukung mendukung terhadap Ganjar Pranowo. Kecintaan masyarakat terhadap dirinya sudah barang tentu menjadi pertimbangan para elit politik saat ini yang tidak perlu meresponnya secara emosional. Namun kita tidak boleh pula menutup negosiasi di antara kekuatan rakyat dan para elit politik itu untuk menyimpulkan bagaimana seharusnya menyikapi persoalan kepemimpinan ini nantinya. Ada nasehat yang ingin penulis sampaikan. bahwa, jika dua orang konglomerat mau berkumpul maka mampu mewujudkan proyek yang besar nilainya, namun kalau hanya kaum papah dan miskin saja yang berunding tentu hal itu menjadi akumulasi keluhan hidup semata. Saya berharap kita semua tidak baper dan tetaplah realistis pada dinamika politik saat ini.

Semoga tulisan ini bermanfaat.


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TAHUN POLITIK MEMPENGARUHI TURUNNYA KINERJA PEMERINTAH

TAHUN POLITIK MEMPENGARUHI TURUNNYA KINERJA PEMERINTAH Penulis : Andi Salim 05/06/2023 Apa yang terbersit di pikiran masyarakat ketika memas...