Minggu, 19 Februari 2023

MELURUSKAN CENTER KEIMANAN DEMI FOKUS PADA NILAI KEBAIKAN SESAMA

7/06/2022

MELURUSKAN CENTER KEIMANAN DEMI FOKUS PADA NILAI KEBAIKAN SESAMA
Penulis : Andi Salim

Dalam keseharian kita, sering mendapati orang yang menemui penderita mata minus yang memiliki kelainan mata dimana sering dialami oleh banyak orang di sekitar kita. Ciri-ciri mata minus ditandai dengan penglihatan yang buram atau tampak kabur saat melihat objek jarak jauh. Serangkaian tes mata minus pun harus dilakukan berupa pemeriksaan ketajaman penglihatan, retinoskopi, dan pinhole test. Mata minus bisa terjadi karena ada sinar yang masuk ke dalam mata, yang diproteksikan pada satu titik di depan retina. Mata minus atau rabun jauh merupakan salah satu gangguan kesehatan mata yang menyebabkan penderitanya tidak bisa melihat objek jarak jauh dengan jelas.

Artinya, tidak centernya penglihatan dapat terjadi akibat bentuk atau panjang bola mata yang menyebabkan sinar cahaya masuk ke dalam bola mata dibiaskan secara tidak tepat, sehingga objek yang dilihat menjadi buram / terbiaskan. Hal ini sama halnya yang terjadi ketika seseorang mengkaitkannya pada suatu pemahaman dari suatu keyakinan. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan keimanan seseorang menjadi bias atau tidak center pada tujuan beragama itu sendiri. Hal ini sering terlihat manakala terjadi pertentangan antara nilai-nilai kebenaran demi menampakkan kebaikan suatu agama, namun pada kenyataannya justru terlihat sebaliknya.

Tuhan yang menciptakan manusia agar tidak hidup dalam kesesatan. Oleh karena itu, Tuhan memberikan arahan yang jelas dengan memberikan petunjuk mengenai tata cara bagaimana menjalani hidup di dunia serta mendekatkan diri manusia kepada-Nya. Agar manusia di dunia menjadi orang yang bahagia dan selamat, serta kelak mendapatkan kebahagian dan dikasihi-Nya. Oleh karenanya, kitab suci yang diturunkan melalui utusannya adalah sebagai petunjuk agar sesama manusia untuk hidup saling membantu, saling mengasihi, serta menanam berbagai amal kebaikan selama hidup di dunia. Maka Tuhan tidak menghendaki manusia itu untuk saling menyengsarakan dan menyakiti satu sama lain.

Walau dalam hal itu, Tuhan telah memperkenalkan dirinya dalam berbagai firmannya agar diketahui secara baik dan menghamparkan segala ciptaannya secara detail yang penuh dengan kerumitan itu agar terlihat indah dan membutuhkan ketinggian ilmu dan akal piliran manusia dalam mengamati segala ciptaannya itu agar setiap umat manusia dapat memahaminya. Tentu saja tujuannya adalah agar setiap manusia memperoleh hikmah dibalik itu semua, termasuk meyakini segala pedoman hidup mengenai apa yang benar dan mana pula yang disebutnya sebagai sesuatu perbuatan yang mengandung nilai kesalahan dari prilaku manusia tersebut.

Dalam hal menangkap segala sesuatu baik yang dibentangkan melalui ciptaannya, atau pun firman-firman yang diturunkan dengan perantaraan malaikat dan para nabi / rosulnya, Sudah barang tentu terdapat hal-hal yang dapat atau pun tidak dapat dipahami secara utuh oleh akal pikiran manusia, karena terbatasnya kemampuan dari manusia itu sendiri dalam mengungkap pembuktian atau segala sesuatu yang menjadi fakta yang dibentangkannya. Seperti keilmuan matematika yang secara sistematis dapat menghitung segala sesuatu namun tidak dapat digunakan untuk mengukur luasnya alam semesta ini secara pasti. Hal ini menampakkan bahwa keilmuan yang dimiliki manusia memang terbatas.

Sehingga, sekalipun manusia memiliki indra penglihatan untuk melihat berbagai faktor yang saling terkait dan melakukan singkronisasi terhadap pendengarannya melalui berbagai sumber informasi untuk memperoleh masuknya ilmu pengetahuan demi mengungkap kebenaranNya, akan tetapi dari keterbatasan itu pada akhirnya manusia harus mengakui bahwa keberadaan Tuhan itu benar adanya, walau pembuktian itu tidak mampu diungkapkannya secara tuntas. Maka dari hal semacam ini, tidak sedikit pula dari manusia itu yang sering keliru dalam perspektif mengenai apa dan bagaimana Tuhan itu berkehendak. Termasuk pada penafsiran dan tingkat pemahaman dari Al-Kitab yang diturunkanNya.

Demikian pula pentingnya manusia memahami bahwa segala ciptaannya itu memang diwujudkannya berbeda-beda bahkan dari setiap individu pada kelahiran yang kembar sekalipun tetap terdapat hal yang berbeda pula. Sehingga manusia harus benar-benar teliti dan mencermati secara dekat serta bersungguh-sungguh untuk menangkap maksud dibalik semua itu, yang pada akhirnya tujuan Tuhan atas penciptaan manusia sesuai dengan manifestasi perbuatan manusia itu sendiri. Hal itu demi manusia tersebut memperoleh hikmah yang fungsinya mengantarkan manusia kepada yang baik dan menghindarkan diri dari sesuatu yang buruk.

Sebagai penutup, sering kita menjadi salah mengerti mengenai berbagai persoalan, apakah hal itu disebabkan oleh tidak centernya fokus pengelihatan sebagai akibat dari kerusakan retina atau kemampuan saraf mata yang tidak optimal, atau faktor lain yang menyebabkan penglihatan kita buram / berbayang. Demikian pula cara pandang kita dalam menangkap kehendak Tuhan, apakah fokus perbuatan kita terus menerus menghabiskan waktu untuk menyembahNya, atau menyisakan sebagian besar kemampuan kita untuk menolong antar sesama manusia. Sebab jika kita menyembahnya hal itu hanya untuk kita, sementara berbuat kebaikan itu untuk Dia dan kepada sesama mahkluk serta, tentu kita juga pada akhirnya.

Semoga tulisan ini bermanfaat.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TAHUN POLITIK MEMPENGARUHI TURUNNYA KINERJA PEMERINTAH

TAHUN POLITIK MEMPENGARUHI TURUNNYA KINERJA PEMERINTAH Penulis : Andi Salim 05/06/2023 Apa yang terbersit di pikiran masyarakat ketika memas...