Minggu, 19 Februari 2023

MEMANDANG SISI PENTINGNYA MENEBAR SIKAP BERTOLERANSI

19/08/2022

MEMANDANG SISI PENTINGNYA MENEBAR SIKAP BERTOLERANSI

Penulis : Andi Salim

Membangun sikap bertoleransi bukanlah perkara yang mudah. Selain harus diupayakan untuk menyampaikan alasannya, kita pun harus menampilkan sisi manfaatnya pula dengan cara memberikan pencerahan kepada semua pihak, karena disitulah setiap orang akan memahami serta ikut meluaskan makna Toleransi terhadap perbedaan serta disparitas sosial lain itu, sebagai hikmah dari sikap bertoleransi agar pandai berlaku arif kepada sesamanya pula. Sebab tanpa kesadaran sikap bertoleransi yang kuat bangsa kita akan terpecah belah dan nyaris saling menafikan antara satu dengan lainnya.

Artinya hingga estafet generasi kita kedepan jika sikap toleransi ini tidak terbangun, ada kemungkinan mereka tidak lagi saling berinteraksi dan berhubungan yang berazaskan kebangsaan yang sama, bahkan mungkin saja saling mengasingkan diri untuk tidak lagi bersosialisasi antara satu dengan lainnya, hingga pilar-pilar bangsa kita menjadi punah. Disinilah pentingnya Gerakan Toleransi Indonesia ( GTI ) dibangun, hal itu supaya para anggotanya melihat persoalan ini secara jelas sekaligus tergerak, serta mengasah kepekaan hatinya agar bagaimana organisasi ini menjadi sumber sandaran baru bagi bangsa ini kedepan.

Jika berdasarkan survei yang dilakukan oleh Wahid Foundation tahun 2016 lalu, yang menyebutkan bahwa intoleransi terhadap penganut di luar Islam tergolong cukup tinggi di angka 38.4%. Hal ini mengindikasikan adanya masalah serius dalam penerapan sikap toleransi beragama di Indonesia. Apalagi jika dikaitkan dengan aksi-aksi pengerusakan tempat-tempat ibadah umat agama lain yang nampak semakin mengkhawatirkan. Dimana berbagai gerakan toleransi ini pun sering dibelokkan oleh momentum tahun politik hingga terseret ke dalam aksi dukung mendukung capres yang justru mendatangkan sumber keretakan baru ditengah kita semua.

Definisikan toleransi yang belum secara utuh dimaknai sebagai ajakan bagi setiap keyakinan yang secara positif dan sadar untuk menerapkan prinsip-prinsip keadilan, kesetaraan, kepedulian dan mempertimbangkan keadaan orang lain atau berdasarkan pada rasa hormat dan kesetaraan terhadap mereka yang berbeda baik dalam ras, etnis, agama bahkan negaranya sekalipun. Bukannya Bangkit, kini bangsa kita malah dibebani sesuatu hal yang sengaja disuntikkan melalui masifnya politik identitas untuk mengajak masyarakat berkelakuan menyimpang, sehingga sesuatu hal yang tidak masuk akal sekalipun masih bisa dijadikan jargon politiknya. Bagaimana mungkin bangsa kita meyakini sesuatu hal yang sama sekali tidak berdasar seperti itu.

Intellectual humility yang merupakan kesadaran bahwa pemahaman atas keyakinan yang dimiliki bisa saja salah. Namun, hal itu bukan kurangnya keyakinan diri. Hal Ini semata-mata metode berpikir untuk selalu membuka kemungkinan tentang keberadaan fakta lain yang bisa menjadi tambahan atau malah menggugurkan keyakinan. Maka dalam Variabel intellectual humility atau kerendahan hati intelektual masyarakat kita, memiliki sumbangan yang sangat besar terhadap toleransi beragama yakni 44.2%. Artinya orang yang memiliki intellectual humility akan rendah hati terhadap perbedaan, mengetahui keterbatasan kognitifnya, terbuka dengan sudut pandang orang lain dan akan santun meski menjadi korban penindasan.

Dari fakta itu kita bisa bayangkan, tidak pun masyarakat diracuni oleh faktor apapun, bangsa kita telah terpapar racun yang akut dimana kemiskinan yang menjeratnya belum terentaskan sama sekali, dari racun ini segala hal mudah ditularkan kepada siapa saja agar mereka berpegangan kepada ajakan yang keliru, apalagi sekedar politik identitas yang sarat akan kebohongan serta intimidasi, namun dibalik itu mereka mendapat kompensasi uang demi menghidupi dirinya. Lantas dengan cara apa agar perjuangan toleransi ini menjadi kokoh dan kuat untuk membangun mental bangsa kedepan. Belum lagi konsep gerakan mereka yang terstruktur dan masif dan sangat mengerikan.

Hingga saat ini saja jutaan mahasiswa kita yang sudah terpapar di setiap kampus dan pusat pendidikan nasional. Pertanyaan dibalik itu adalah, bagaimana terhadap keberadaan pusat-pusat pendidikan islam dan pesantren-pesantren yang terafiliasi dengan gerakan mereka. Sungguh ini masalah serius bagi kita semua tentunya. Bangsa kita tak lebih bagaikan masyarakat China yang dipasokkan candu agar tetap terjajah sebelum kemerdekaannya, saat ini pun bangsa kita sedang mengalami candu fanatisme beragama yang membanjiri setiap sendi-sendi budaya bangsa kita, lalu pertanyaannya, apa bedanya antara kita yang terjajah dari sikap intoleransi itu dengan Cina yang dilemahkan oleh pasokan Candu yang sengaja di pasok Inggris pada tahun 1839-1842.

Barisan Nasionalisme Kebangsaan harus bersatu membangun kekuatan diluar dari politik kekuasaan saat ini, agar apresiasi politik tidak sekedar menarik-narik para tokoh bangsa ini kearah kursi kekuasaan semata. Ajakan membangun koalisi bersama untuk membentuk aliansi Nasionalisme merupakan syarat mutlak bagi semua organ dan relawan yang tidak boleh asyik dengan media sosialnya saja. Termasuk menyeret masyarakat kearah politik dalam nuansa aksi dukung mendukung saja. sehingga core bussines organisasinya justru malah tertinggal jauh dibelakang dan hanya mementingkan posisi strategis dengan alasan klasik yang sering disebutkan mereka bahwa jika tanpa kekuasaan dari mana datangnya pergerakan yang membutuhkan logistik yang kuat.

Artinya kita pun memahami jika tujuan didirikannya organisasi tersebut semata-mata cawe-cawe politik untuk mendapatkan keuntungan sesaat, yang pada akhirnya menjadi pelacur publik dengan membawa-bawa syahwatnya kearah perzinahan dari sistem prostitusi politik saat ini. Jika sudah begitu, maka jangan heran kalau banyak pihak yang menawarkan konsep Khilafah itu kepada setiap organisasi kebangsaan kita, dibalik iming-iming benafit yang mereka tawarkan yang tentu saja sudah ditunggu-tunggu oleh mereka pula. Sejauh mana bangsa ini mampu bertahan diatas kedaulatan NKRI yang dimilikinya, ditengah upaya pihak pemasok intoleran yang mengusung khilafah itu, kita tunggu saja.

Semoga tulisan ini bermanfaat.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TAHUN POLITIK MEMPENGARUHI TURUNNYA KINERJA PEMERINTAH

TAHUN POLITIK MEMPENGARUHI TURUNNYA KINERJA PEMERINTAH Penulis : Andi Salim 05/06/2023 Apa yang terbersit di pikiran masyarakat ketika memas...