PERSIMPANGAN CARA PANDANG MENJADI FAKTOR SULITNYA PEMECAHAN MASALAH BANGSA
Penulis : Andi Salim
Banyak pihak yang melakukan kritik kepada lawan politiknya untuk menyampaikan hal yang berbeda dari apa yang semestinya diungkapkan, tentu saja dari sudut pandang dan perspektif yang berbeda serta dari sudut dan pemikiran yang berbeda pula. Namun apapun yang disampaikan, tentu bagaimana upaya yang tampilkan agar didukung oleh masyarakat luas. Sebab Kritik merupakan proses analisis dan evaluasi terhadap sesuatu persoalan dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman serta meningkatkan apresiasi guna mendapatkan kualitas pelayanan dan pembangunan agar lebih baik dan berdaya guna, walau dibalik itu skala kepentingan menjadi faktor yang tak kalah penting untuk mempengaruhi atas munculnya inisiatif pemecahan masalah yang seharusnya terkolektif dari akumulasi persoalan yang terbentang.
Banyak yang melakukan komentar, malah terkadang masih banyak yang belum memperjelas suatu permasalahan untuk bisa diartikan sebagai kritik, sehingga hal itu terkesan mencemooh yang sama sekali itu bukanlah penyampaian suatu kritik. Hal itu harus di bedakan antara kritik dengan perbuatan mencemooh atau bahkan mencela. Terkadang atas nama demokrasi dan kebebasan berpendapat 3 hal itu muncul sebagai kenyataan saat ini, malah banyak yang menembus perhatian publik sampai-sampai membingungkan masyarakat pula. Suatu kritik akan dianggap baik jika pengkritiknya memiliki kemampuan memperbaiki keadaan sehingga mengambil tantangan untuk menunjukkan sisi perbaikan dan perspektif berfikir atau kreasi untuk menunjukkan hasil atau keadaan yang lebih baik kepada pihak yang dikritiknya.
Jika kita melihat persoalan itu pada dimensi yang komprehensif, maka muaranya tentu saja segalanya berada ditangan Presiden selaku pelaksana dan otak dari segala gagasan yang dimungkinkan muncul serta kemana arah bangsa kita akan ditujukan. Namun pola berfikir parsial sebagai bagian terkecil untuk sekedar menyelesaikan sekelumit persoalan bangsa tidak dapat dipandang sebelah mata begitu saja. Sebab bagaikan batang tubuh manusia, jaringan saraf dan fungsi organik serta tulang-belulang sebagai struktur rangka yang merupakan alat gerak pasif pun harus menjadi bagian yang diperhitungkan, karena fungsi tulang tidak dapat bergerak sendiri. Tulang hanya dapat digerakkan oleh otot. Sedangkan otot hanya digerakkan oleh fungsi saraf sebagai pengendalinya.
Dari fungsi-fungsi tersebut, tentu saja ada pusat pengendali organik sebagai prosesor utamanya, yaitu otak manusia, walau jantung merupakan alat vital yang terpenting dari tubuh manusia. Dimana kita ketahui bahwa kerusakan pada jantung selalu mengakibatkan kematian dan gagal fungsinya tubuh manusia. Apalagi pada diri manusia masih terdapat kebutuhan lain sebagai faktor yang harus juga dipenuhi yaitu ruang bathin untuk memenuhi kebutuhan sosial dan kerohanian manusia yang bahkan menjadi penentu dari segenap kesehatan raga yang telah dimilikinya. Oleh sebab itu kita pun mendapati istilah bahwa didalam tubuh / raga yang sehat terdapat jiwa yang sehat pula.
Saling mempengaruhinya kondisi kesehatan parsial dari setiap organ tubuh manusia tersebut, bahkan apa-apa yang terkandung didalam darah yang dihasilkan dari konsumsi makanan dan minuman sekalipun turut mempengaruhi segala organ dan fungsinya, sebab darah memiliki kadarnya tersendiri yang tidak boleh menjadi kental sehingga sulit didistribusikan oleh jantung dan tidak boleh juga dicemari oleh racun atau asupan lain yang terkandung didalamnya sehingga mengganggu kesehatan fungsi dan organ tubuh lainnya, seperti ginjal, lambung serta organ hati manusia. Demikian pula terhadap jaringan kelembagaan yang tersedia dan fungsi-fungsi kelembagaan itu sebagai ukuran kesehatan batang tubuh dari suatu penyelenggaraan berbangsa dan bernegara.
Jika kita menggunakan skala banding, maka keberadaan rakyat merupakan instrumen layaknya darah pada tubuh manusia yang mengalirkan komponen apapun untuk merasuki kelembagaan pemerintah yang tentu saja berpengaruh pada kesehatan suatu pelayanan dan pembangunan negara, padahal di sisi lain, darah / rakyat yang terlanjur duduk dikelembagaan pemerintah tidak boleh tercemar dan mengalami pengentalan / berkelompok untuk melawan kebijakan pemerintah atas aktifitas intoleransi yang berkembang saat ini. Termasuk kewaspadaan kita kepada mereka yang memasok ideology lain untuk merusak jaringan dan kelembagaan pemerintahan itu sendiri, yang pada akhirnya menciptakan gagal fungsinya pelayanan dan pembangunan bagi masyarakat secara umum.
Dalam sistem organ tubuh manusia, pankreas memiliki fungsi membuat cairan yang disebut enzim yang digunakan untuk memecah gula, lemak, dan pati. Bukan cuma enzim, pankreas juga membantu sistem pencernaan dengan membuat hormon untuk mengatur kadar gula dalam darah manusia. Demikian pula jika hal itu terjadi pada sistem penyelenggaraan pemerintah, dimana aparatur negara akan mengeluarkan kebijakan semacam enzim untuk mengatur keseimbangan tata kelola pemerintah serta aktifitasnya demi mempertahankan sensor motorik dalam mengantisipasi imunitas perlindungan pada tujuan berbangsa dan bernegara itu sendiri. Walau disisi lain, pemerintah berfungsi untuk menerima masukan dan kritik, namun disisi lain, pemerintah pun punya kekebalan atas masuknya komponen lain yang meracuninya.
Saat ini, negara kita sudah mengalami pengentalan darah yang tercemar oleh kondisi asupan ideology lain yang mengakibatkan kerusakan seperti rusaknya fungsi pada fungsi pankreas pada tubuh manusia. Hal itu mengakibatkan rasa gatal dibeberapa bagian tubuhnya, apalagi pengentalan darah layaknya sikap intoleransi pada iklim berbangsa yang marak di beberapa daerah mengakibatkan kerusakan jaringan nasionalisme yang di ibaratkan terganggunya ( fungsi saraf tepi ) jaringan kelembagaan yang semestinya memperkuat persatuan dan kesatuan NKRI. Jika tidak segera ditanggulangi, maka akan dimungkinkan pada struktur batang tubuh dari semua kelembagaan negara kita menjadi terganggu, kaku serta kehilangan kesehatannya baik organ dan fungsinya pula. Tentu saja ini menjadi kekhawatiran kita semua dalam menjaga kesehatan negara kita.
Demikian tulisan singkat dan sederhana ini penulis sampaikan, oleh karenanya, walau banyak para pakar yang mengkritik kebijakan pemerintah saat ini, namun hal itu tidak semua harus direspon dengan baik, sebab komponen yang dibawa olehnya pun harus dicermati sebagai sikap yang hati-hati, dimana tidak jarang pula didapati bahwa pembicara dari seorang ahli kesehatan yang merokok dan meminum-minuman keras dimana hal itu bertentangan dengan nasehat menjaga kesehatan yang di ucapkannya. Keadaan ini semakin membuka mata kita, bahwa hanya kita sajalah yang memahami kesehatan diri sendiri serta melakukan aktifitas guna menjaga kesehatannya. semoga tulisan ini menjadi perenungan kita semua.
ini blog khusus untuk tulisan-tulisan dari Bapak Andi Salim, seorang tokoh toleransi di wilayah Gunung Sindur Rawa Kalong Bogor, sangat bagus untuk bacaan-bacaan opini dari beliau
Minggu, 19 Februari 2023
PERSIMPANGAN CARA PANDANG MENJADI FAKTOR SULITNYA PEMECAHAN MASALAH BANGSA
18/06/2022
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
TAHUN POLITIK MEMPENGARUHI TURUNNYA KINERJA PEMERINTAH
TAHUN POLITIK MEMPENGARUHI TURUNNYA KINERJA PEMERINTAH Penulis : Andi Salim 05/06/2023 Apa yang terbersit di pikiran masyarakat ketika memas...
-
15/10/2022 BENTURAN KEPENTINGAN MENCIPTAKAN PERBEDAAN Penulis : Andi Salim Siapa yang tidak ingin sama dalam segala hal, terutama bagi pasa...
-
13/08/2022 INDONESIA DITENGAH PUSARAN KRISIS GLOBAL YANG MENGHANTUI DUNIA Penulis : Andi Salim Jika ingin menguasai suatu negara, cara yang ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar