Minggu, 19 Februari 2023

SEMANGAT PENEGAKAN SIKAP TOLERANSI DIBALIK RAKERNAS PARTAI NASDEM 2022

18/06/2022

SEMANGAT PENEGAKAN SIKAP TOLERANSI DIBALIK RAKERNAS PARTAI NASDEM 2022
Penulis : Andi Salim

Nasionalisme kebangsaan yang terus tergerus oleh berbagai faktor, kali ini disuarakan oleh ketua umum partai Nasdem yaitu Bpk. Surya Paloh. indikasinya terlihat dari berbagai persoalan yang begitu terasa menyeruak ditengah masyarakat, baik sesuatu hal yang bersifat atas meningkatnya suhu intoleransi diantara masyarakat, mau pun sesuatu yang terlihat turun oleh surutnya sikap saling menghormati dan menghargai, atau karena rendahnya upaya membangun soliditas dan solidaritas kebangsaan yang belakangan ini terjadi. Namun dari pidato Ketum Nasdem pada penutupan rakernas 2022, tampak jelas jika penegasan terhadap hal itu sangat digarisbawahinya.

Faktor kedewasaan berpolitik serta kesadaran akan residunya yang mengotori peran sosial masyarakat menjadi perjuangan bagi partai Nasdem untuk menemukan celah kekuatannya., Walau banyak pihak yang menunggu usulan rakernas yang akan memunculkan 3 nama bakal capres dari berbagai DPW, dimana salah satunya terdapat nama Anies Baswedan yang diduga sarat dengan kontroversi, sebagaimana yang sering diperbincangkan oleh netizen diberbagai kesempatan. Akan tetapi, politik rasionalitas yang menggunakan akal sehat sebagaimana disampaikan oleh Ketua umumnya tentu menjadi bahan pemikiran kita semua, bahwa prasangka baik harus dikedepankan dalam nuansa politik dari dinamikanya yang berkembang.

Penilaian sebagaimana yang disampaikan atas posisi partai Nasdem dikisaran nilai 7,5 jika menggunakan skala ukuran antara 0 hingga 10, kiranya tidaklah berlebihan. Oleh karena itu pula menjadikan partai Nasdem belum saatnya memunculkan capres dari kalangan internal mereka, apalagi pembatasan elektoral threshold yang mewajibkan mereka untuk memenuhi batasan minimum pada syarat pencalonannya. Sehingga secara realitas tentu saja partai Nasdem harus siap koalisi dengan partai lain sepanjang tujuan, gagasan dan pemikirannya searah dengan tujuan bagi kebaikan bangsa dan negara. Disinilah yang menjadi strong pointnya.

Tantangan bagi Nasdem kedepan adalah bagaimana meneguhkan kejujuran dan keikhlasan pada kader partainya untuk berjuang serta membangun semangat kebangsaan itu demi masa depan negara dan masyarakat Indonesia. Bagi mereka, tidak ada artinya memenangkan pilkada dengan perolehan 10 gubernur atau beberapa Kepala Daerah namun tidak ada Nasdem dihatinya, bahkan lebih bermanfaat satu gubernur, satu DPW dan satu DPD yang menyatukan perjuangannya bersama Nasdem. Sebagai partai yang relatif berusia muda, Nasdem belum sepenuhnya optimal mengeluarkan output kinerjanya, untuk berkompetisi di tingkat nasional dan mengintegrasikan seluruh kemampuannya melalui semangat ke-kita-an yang mereka miliki.

Gagasan restorasi yang digaungkan sejak Nasdem masih berstatus sebagai organisasi kemasyarakatan hingga menjadi partai yang berusia hampir 11 tahun, meneguhkan komitmen partai, sekaligus mengajak seluruh kadernya agar konsisten membawa gerakan perubahan untuk merestorasi Indonesia kedepan. Perjuangan partai Nasdem untuk meningkatkan elektoralnya pada pemilu 2024 mendatang menjadi tonggak pembuktian bagi kehadiran Nasdem dalam meningkatkan perolehan kursi di parlemen yang saat ini 59 kursi dengan jumlah suara 12.661.792 atau setara 9,05 persen. Sebab diakui bahwa hanya Nasdem sajalah yang merupakan benteng pluralisme indonesia sekaligus partai nasionalisme bangsa.

Strategi mendekatkan partai untuk mendapatkan potensi suara masyarakat melalui mekanisme konvensi pencapresan pernah gagal dilakukan oleh partai Demokrat. Sudah barang tentu hal itu tidak ingin dirasakan oleh partai Nasdem, dimana munculnya 3 calon yang dikemas dari usulan DPW partainya terlihat lebih merepresentasikan pada 3 komponen yaitu, Islam, Toleransi dan Nasionalisme. Artinya apa yang coba dijaring oleh Nasdem, sungguh mendekati selera masyarakat yang saat ini ramai dibicarakan oleh para netizen di media sosial. Fakta bahwa terdapat masyarakat islam yang moderat, pro terhadap sikap toleran, serta memiliki sikap Nasionalisme yang tinggi, tentu bagian yang akan dirangkul oleh mereka, hal itu demi memantapkan ruang gerak Nasdem ke depan.

Walau Anies Rasyid Baswedan mendapat dukungan 32 DPW partai Nasdem sebagai capres 2024 yang diusulkan, namun hal itu tidak serta merta menjadi keputusan DPP partai. Hal itu hanya sebagai usulan DPW ke DPP semata sebagaimana Surya Paloh sampaikan. Disamping Anies, masih ada Ganjar Pranowo yang memperoleh 29 DPW dan Andika Perkasa yang memperoleh 13 DPW partai, yang juga memiliki kesempatan yang sama untuk memperebutkan satu tiket rekomendasi capres dari partai Nasdem pada akhirnya. Tentu saja hal itu akan terkait pada posisi partai Nasdem terhadap koalisi partai yang akan terbentuk kemudian. Oleh karena mereka disyaratkan harus berkoalisi dengan partai-partai lain dalam memenuhi ambang batas pencalonannya.

Apalagi kemungkinan besar partai Nasdem akan berkoalisi dengan PDI Perjuangan sebagaimana dugaan Netizen. Maka, jika itu terjadi, akan menjadi mustahil memunculkan Anies Baswedan sebagai capres dari partai Nasdem, oleh karena pada tingkat negosiasinya sudah barang tentu Ganjar Pranowo yang akan diutamakan sebagai capres dari kesepakatan yang akan terbentuk nantinya. Akan tetapi, bagaimana pun dari hasil rakernas partai Nasdem kemarin, kita patut mengapresiasi pidato ketua umum partai Nasdem tersebut. Bahwa penegakan sikap Toleransi sekaligus menentang keberadaan intoleransi guna menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dan negara ini, masih terasa konsistensinya.

Semoga tulisan ini bermanfaat.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TAHUN POLITIK MEMPENGARUHI TURUNNYA KINERJA PEMERINTAH

TAHUN POLITIK MEMPENGARUHI TURUNNYA KINERJA PEMERINTAH Penulis : Andi Salim 05/06/2023 Apa yang terbersit di pikiran masyarakat ketika memas...