PRINSIP HIDUP ITU MEMERLUKAN LANDASAN KEBENARAN DALAM PENERAPANNYAPenulis : Andi Salim
13/05/2023
Setiap orang memiliki prinsip, tentu prinsip itu dijadikan panduan guna menjalani hidupnya, sebab hal itu menjadi pegangan untuk menerima konsekwensi baik terhadap dampak positif mau pun negatif dari perjalanan hidup yang diarunginya. Posisi orang yang memiliki prinsip hidup akan menjadi petunjuk jalan dan Pelita penerang bagi segala persoalan yang dihadapi.
Prinsip hidup harus merujuk pada kebenaran yang memiliki persesuaian antara pengetahuan dan objek tertentu yang bisa juga diartikan suatu pendapat atau perbuatan seseorang yang sesuai dengan daya serap atau daya tolak seseorang serta tidak merugikan diri sendiri. Oleh karenanya prinsip hidup pun banyak diperdebatkan baik oleh kawan mau pun lawan ketika hal itu diterapkan.
Dari fungsinya, pengetahuan dibagi menjadi tiga kategori umum, yakni: ~Pengetahuan tentang yang baik dan yang buruk atau yang disebut juga dengan etika / agama.
~Pengetahuan tentang indah dan yang tidak indah atau yang disebut dengan estetika / seni.
~Pengetahuan tentang yang benar dan yang salah atau yang disebut dengan logika/ilmu.
Sehingga, Ilmu pengetahuan sebagai pijakan prinsip hidup merupakan suatu Pengantar yang pada hakikatnya merupakan segenap apa yang kita butuhkan untuk mengetahui tentang objek tertentu, termasuk di dalamnya adalah kaidah kebenaran itu sendiri. Dengan demikian ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang diketahui oleh manusia di samping berbagai pengetahuan lainnya.
KEBENARAN ILMIAH
Kebenaran yang diperoleh secara mendalam berdasarkan proses penelitian dan penalaran logika ilmiah. Kebenaran ilmiah ini dapat ditemukan dan diuji dengan pendekatan pragmatis, koresponden, koheren.
~Kebenaran Pragmatis: Sesuatu (pernyataan) dianggap benar apabila memiliki kegunaan/manfaat praktis dan bersifat fungsional dalam kehidupan sehari-hari.
~Kebenaran Koresponden: Sesuatu (pernyataan) dianggap benar apabila materi pengetahuan yang terkandung didalamnya berhubungan atau memiliki korespondensi dengan obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut.
~Kebenaran Koheren: Sesuatu (pernyataan) dianggap benar apabila konsisten dan memiliki koherensi dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
NON-ILMIAH
Kebenaran yang diasumsikan kedalam faktor-faktor non-ilmiah. Beberapa diantaranya adalah:
~Kebenaran Agama dan Wahyu: Kebenaran mutlak dan asasi dari Allah dan Rasulnya. Beberapa hal masih bisa dinalar dengan panca indra manusia, tapi sebagian hal lain tidak.
~Kebenaran Intuitif: Kebenaran yang didapat dari proses luar sadar tanpa menggunakan penalaran dan proses berpikir.
FILSAFAT
Kebenaran filsafat ini memiliki proses penemuan dan pengujian kebenaran yang unik dan dibagi dalam dualisme kelompok, misal mengakui kebenaran realisme dan naturalisme sekaligus.
~Realisme: Mempercayai sesuatu yang ada di dalam dirinya sendiri dan sesuatu yang pada hakekatnya tidak terpengaruh oleh seseorang.
~Naturalisme: Sesuatu yang bersifat alami memiliki makna, yaitu bukti berlakunya hukum alam dan terjadi menurut kodratnya sendiri.
Dari paparan ini, bukankah semestinya segala prinsip hidup itu harus memenuhi unsur sebagaimana yang telah disebutkan diatas. Maka semestinya bagi siapa pun untuk tidak menutup diri dari pengetahuan guna memenuhi aspek fundamental berfikir menuju kecerdasan dan tidak menutup mata pada segala informasi demi kwalitas kebenaran yang diperoleh untuk terus memperbaiki diri sendiri serta membantu orang lain.Hal ini menjadi penting, sebab upaya untuk meningkatkan kwalitas hidup dan mencapai kesejahteraan serta kedamaian yang berpijak pada sumber-sumber ilmu pengetahuan dari mana pun asalnya.
Tentu faktor ini tidak dapat dikesampingkan begitu saja. Oleh karena pengetahuan agama hanya satu angle dari banyaknya sudut yang harus digenapi baik mengenai tinjauannya atau pun derajat pemahaman yang lebih komprehensive untuk melengkapi skala berfikir yang dibutuhkan. Sehingga, pada akhirnya kita dapat mendudukkan objek atau memperoleh status benar dan salah dari perspektif yang luas dan memiliki unsur pijakan yang kuat pula, untuk menjadi pegangan atau dikemukakan pada orang lain.
Setiap orang memiliki prinsip, tentu prinsip itu dijadikan panduan guna menjalani hidupnya, sebab hal itu menjadi pegangan untuk menerima konsekwensi baik terhadap dampak positif mau pun negatif dari perjalanan hidup yang diarunginya. Posisi orang yang memiliki prinsip hidup akan menjadi petunjuk jalan dan Pelita penerang bagi segala persoalan yang dihadapi.
Prinsip hidup harus merujuk pada kebenaran yang memiliki persesuaian antara pengetahuan dan objek tertentu yang bisa juga diartikan suatu pendapat atau perbuatan seseorang yang sesuai dengan daya serap atau daya tolak seseorang serta tidak merugikan diri sendiri. Oleh karenanya prinsip hidup pun banyak diperdebatkan baik oleh kawan mau pun lawan ketika hal itu diterapkan.
Dari fungsinya, pengetahuan dibagi menjadi tiga kategori umum, yakni: ~Pengetahuan tentang yang baik dan yang buruk atau yang disebut juga dengan etika / agama.
~Pengetahuan tentang indah dan yang tidak indah atau yang disebut dengan estetika / seni.
~Pengetahuan tentang yang benar dan yang salah atau yang disebut dengan logika/ilmu.
Sehingga, Ilmu pengetahuan sebagai pijakan prinsip hidup merupakan suatu Pengantar yang pada hakikatnya merupakan segenap apa yang kita butuhkan untuk mengetahui tentang objek tertentu, termasuk di dalamnya adalah kaidah kebenaran itu sendiri. Dengan demikian ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang diketahui oleh manusia di samping berbagai pengetahuan lainnya.
KEBENARAN ILMIAH
Kebenaran yang diperoleh secara mendalam berdasarkan proses penelitian dan penalaran logika ilmiah. Kebenaran ilmiah ini dapat ditemukan dan diuji dengan pendekatan pragmatis, koresponden, koheren.
~Kebenaran Pragmatis: Sesuatu (pernyataan) dianggap benar apabila memiliki kegunaan/manfaat praktis dan bersifat fungsional dalam kehidupan sehari-hari.
~Kebenaran Koresponden: Sesuatu (pernyataan) dianggap benar apabila materi pengetahuan yang terkandung didalamnya berhubungan atau memiliki korespondensi dengan obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut.
~Kebenaran Koheren: Sesuatu (pernyataan) dianggap benar apabila konsisten dan memiliki koherensi dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
NON-ILMIAH
Kebenaran yang diasumsikan kedalam faktor-faktor non-ilmiah. Beberapa diantaranya adalah:
~Kebenaran Agama dan Wahyu: Kebenaran mutlak dan asasi dari Allah dan Rasulnya. Beberapa hal masih bisa dinalar dengan panca indra manusia, tapi sebagian hal lain tidak.
~Kebenaran Intuitif: Kebenaran yang didapat dari proses luar sadar tanpa menggunakan penalaran dan proses berpikir.
FILSAFAT
Kebenaran filsafat ini memiliki proses penemuan dan pengujian kebenaran yang unik dan dibagi dalam dualisme kelompok, misal mengakui kebenaran realisme dan naturalisme sekaligus.
~Realisme: Mempercayai sesuatu yang ada di dalam dirinya sendiri dan sesuatu yang pada hakekatnya tidak terpengaruh oleh seseorang.
~Naturalisme: Sesuatu yang bersifat alami memiliki makna, yaitu bukti berlakunya hukum alam dan terjadi menurut kodratnya sendiri.
Dari paparan ini, bukankah semestinya segala prinsip hidup itu harus memenuhi unsur sebagaimana yang telah disebutkan diatas. Maka semestinya bagi siapa pun untuk tidak menutup diri dari pengetahuan guna memenuhi aspek fundamental berfikir menuju kecerdasan dan tidak menutup mata pada segala informasi demi kwalitas kebenaran yang diperoleh untuk terus memperbaiki diri sendiri serta membantu orang lain.Hal ini menjadi penting, sebab upaya untuk meningkatkan kwalitas hidup dan mencapai kesejahteraan serta kedamaian yang berpijak pada sumber-sumber ilmu pengetahuan dari mana pun asalnya.
Tentu faktor ini tidak dapat dikesampingkan begitu saja. Oleh karena pengetahuan agama hanya satu angle dari banyaknya sudut yang harus digenapi baik mengenai tinjauannya atau pun derajat pemahaman yang lebih komprehensive untuk melengkapi skala berfikir yang dibutuhkan. Sehingga, pada akhirnya kita dapat mendudukkan objek atau memperoleh status benar dan salah dari perspektif yang luas dan memiliki unsur pijakan yang kuat pula, untuk menjadi pegangan atau dikemukakan pada orang lain.
Semoga bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar