4/12/2022
BERANI HIDUP ITU LEBIH MULIA DARI SEKEDAR MEREKA YANG BERANI MATI
Penulis : Andi Salim
Bagi mereka yang suka mengatakan dirinya BERANI MATI sebaiknya jangan bangga dahulu, sebab kata itu sudah udzur dan tertinggal jauh dari jamannya. Semboyan berani mati hanya pantas disematkan pada momen perjuangan, artinya demi membebaskan diri dari penjajahan, maka nyawa sekalipun rela dikorbankan untuk mendapatkan kehormatan dan martabat bangsa Indonesia menyosong kemerdekaan yang saat itu amat sulit diperoleh walau korban nyawa dari pahlawan kita sudah tak terhitung jumlahnya.
Namun kata itu masih sering saja kita dengar, khususnya mereka yang mengais makan dari sikap arogansi kesewenang-wenangan terutama pada kawasan tertentu demi memeras orang lain atau pihak yang dapat ditekan dan di intimidasi yang pada akhirnya memperoleh sebagian upeti yang didapat secara ilegal dan cara-cara seperti itu masih lazim kita dengar hingga saat ini. Akan tetapi, tahukah anda, bahwa mereka yang berprofesi seperti ini menjadi sasaran empuk para penegak hukum kita.
Mereka sedemikian mudahnya dipatahkan dan diberantas untuk dimasukkan kedalam penjara sebagaimana layaknya himbauan Jokowi kepada Kapolri dari pengaduan yang diterimanya atas perlakuan beberapa gelintir oknum mengenai para preman yang sering memalaki sopir kontainer di wilayah Tanjung priok dan sekitarnya. Mereka bahkan sama sekali tanpa perlawanan untuk digiring sebagai pelaku kriminal yang menjadi musuh masyarakat dan hanya menimbulkan keresahan saja.
Kata berani mati seakan selimut untuk membenarkan suatu prilaku kriminal, padahal dibalik itu masih banyak cara dan upaya untuk hidup lebih terhormat dan bermartabat dari sekedar melakukan intimidasi kepada pihak lain guna memperoleh sesuap nasi yang dibutuhkan oleh sanak keluarga yang menanti upaya sang oknum dari keringat yang dikucurkannya atas setiap rupiah yang dihasilkannya pula. Tentu saja uang yang didapat jauh dari kandungan halal dan hanya menjadikan pihak yang diperas itu kecewa dan mengumpatnya dengan sumpah serapah walau ungkapan itu tidak terlontar dari mulutnya.
Mengapa tidak memutar balikkan kata BERANI MATI menjadi BERANI HIDUP, bukankah dibalik kata itu penuh dengan makna panjang umur, berusaha tanpa kenal lelah, serta tahan akan ujian dan tempaan walau cobaan hidup datang silih berganti. Betapa tangguhnya orang yang memiliki sikap yang demikian, sebab sudah barang tentu mereka yang berani hidup akan dipenuhi beban dan tanggung jawab sehingga menjalani hidupnya penuh dengan kehati-hatian serta menjauhkan dirinya dari mara bahaya oleh karena anak dan istrinya yang acapkali berdoa demi memperoleh sesuap nasi yang dipenuhi berkah dari cara-cara mendapatkannya dengan penuh Rahmat dari Tuhannya yang maha kuasa.
Jargon berani mati hanya berakhir manakala sang pengumandangnya telah gugur dalam pertarungan gengsi kekuatan dan kekuasaan, namun berbeda dengan berani hidup, mereka akan menjauhi pertikaian dan perkelahian demi memenuhi tanggung jawab kepada sanak keluarganya. Sebab mereka yang berani hidup akan lebih lama dalam pertarungan demi memenangkannya dalam wujud kesejahteraan untuk keluar dari garis kemiskinan yang selama ini melilit keluarganya yang serba hidup pas-pasan dan terbatas pada kemampuan yang dihasilkannya.
Maka melalui tulisan ini, saya mengajak agar beranilah untuk bertarung pada waktu yang lebih lama, lebih panjang, serta menjauhkan diri dari mara bahaya yang mengancam demi siapa yang sepantasnya dilindungi serta dipertanggungjawabkan selama didunia dan diakhirat kelak. Semoga tulisan yang singkat ini membuka mata hati kita, bahwa dengan perjuangan yang penuh keringat serta pengorbanan itu, kita semua sepantasnya mendapat penghargaan bukan dari siapapun melainkan dari mereka yang memang menikmati hasil perjuangan kita semasa kita menjalani hidup ini.
#Andisalim #jkwguard
#Toleransiindonesia
Mari kita suarakan
Bagi mereka yang suka mengatakan dirinya BERANI MATI sebaiknya jangan bangga dahulu, sebab kata itu sudah udzur dan tertinggal jauh dari jamannya. Semboyan berani mati hanya pantas disematkan pada momen perjuangan, artinya demi membebaskan diri dari penjajahan, maka nyawa sekalipun rela dikorbankan untuk mendapatkan kehormatan dan martabat bangsa Indonesia menyosong kemerdekaan yang saat itu amat sulit diperoleh walau korban nyawa dari pahlawan kita sudah tak terhitung jumlahnya.
Namun kata itu masih sering saja kita dengar, khususnya mereka yang mengais makan dari sikap arogansi kesewenang-wenangan terutama pada kawasan tertentu demi memeras orang lain atau pihak yang dapat ditekan dan di intimidasi yang pada akhirnya memperoleh sebagian upeti yang didapat secara ilegal dan cara-cara seperti itu masih lazim kita dengar hingga saat ini. Akan tetapi, tahukah anda, bahwa mereka yang berprofesi seperti ini menjadi sasaran empuk para penegak hukum kita.
Mereka sedemikian mudahnya dipatahkan dan diberantas untuk dimasukkan kedalam penjara sebagaimana layaknya himbauan Jokowi kepada Kapolri dari pengaduan yang diterimanya atas perlakuan beberapa gelintir oknum mengenai para preman yang sering memalaki sopir kontainer di wilayah Tanjung priok dan sekitarnya. Mereka bahkan sama sekali tanpa perlawanan untuk digiring sebagai pelaku kriminal yang menjadi musuh masyarakat dan hanya menimbulkan keresahan saja.
Kata berani mati seakan selimut untuk membenarkan suatu prilaku kriminal, padahal dibalik itu masih banyak cara dan upaya untuk hidup lebih terhormat dan bermartabat dari sekedar melakukan intimidasi kepada pihak lain guna memperoleh sesuap nasi yang dibutuhkan oleh sanak keluarga yang menanti upaya sang oknum dari keringat yang dikucurkannya atas setiap rupiah yang dihasilkannya pula. Tentu saja uang yang didapat jauh dari kandungan halal dan hanya menjadikan pihak yang diperas itu kecewa dan mengumpatnya dengan sumpah serapah walau ungkapan itu tidak terlontar dari mulutnya.
Mengapa tidak memutar balikkan kata BERANI MATI menjadi BERANI HIDUP, bukankah dibalik kata itu penuh dengan makna panjang umur, berusaha tanpa kenal lelah, serta tahan akan ujian dan tempaan walau cobaan hidup datang silih berganti. Betapa tangguhnya orang yang memiliki sikap yang demikian, sebab sudah barang tentu mereka yang berani hidup akan dipenuhi beban dan tanggung jawab sehingga menjalani hidupnya penuh dengan kehati-hatian serta menjauhkan dirinya dari mara bahaya oleh karena anak dan istrinya yang acapkali berdoa demi memperoleh sesuap nasi yang dipenuhi berkah dari cara-cara mendapatkannya dengan penuh Rahmat dari Tuhannya yang maha kuasa.
Jargon berani mati hanya berakhir manakala sang pengumandangnya telah gugur dalam pertarungan gengsi kekuatan dan kekuasaan, namun berbeda dengan berani hidup, mereka akan menjauhi pertikaian dan perkelahian demi memenuhi tanggung jawab kepada sanak keluarganya. Sebab mereka yang berani hidup akan lebih lama dalam pertarungan demi memenangkannya dalam wujud kesejahteraan untuk keluar dari garis kemiskinan yang selama ini melilit keluarganya yang serba hidup pas-pasan dan terbatas pada kemampuan yang dihasilkannya.
Maka melalui tulisan ini, saya mengajak agar beranilah untuk bertarung pada waktu yang lebih lama, lebih panjang, serta menjauhkan diri dari mara bahaya yang mengancam demi siapa yang sepantasnya dilindungi serta dipertanggungjawabkan selama didunia dan diakhirat kelak. Semoga tulisan yang singkat ini membuka mata hati kita, bahwa dengan perjuangan yang penuh keringat serta pengorbanan itu, kita semua sepantasnya mendapat penghargaan bukan dari siapapun melainkan dari mereka yang memang menikmati hasil perjuangan kita semasa kita menjalani hidup ini.
#Andisalim #jkwguard
#Toleransiindonesia
Mari kita suarakan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar