Rabu, 18 Januari 2023

GANJAR PRANOWO ADALAH SOSOK IDEAL SEBAGAI PENERUS JOKOWI


 27/10/2022

GANJAR PRANOWO ADALAH SOSOK IDEAL SEBAGAI PENERUS JOKOWI
penulis : Andi Salim

Apapun yang kita lakukan dalam menjaga serta memperjuangkan NKRI saat ini, memang terdengar sumbang atau bahkan seperti ucapan seorang munafik, tapi lama-lama sebenarnya kita akan terbiasa mengucapkan hal ini dan menjadi aliran semacam darah untuk tidak memanfaatkan curahan kebaikan ini yang dengan sepihak untuk ditukar kepada apapun kecuali sebatas bentuk pengabdian terhadap bangsa dan negara atau paling tidak demi generasi anak cucu kita kelak.

Sebab dinamika hidup ada kalanya kita berbisnis untuk mencari keuntungan, namun ada waktunya pula kita sekedar membagikan sesuatu kebaikan dalam bentuk apapun semasa kita menjalani hidup ini yang barangkali akan mendapat manfaatnya justru setelah kita tiada. Oleh karenanya, bagi siapa pun termasuk saya selaku penulis, mengajak siapa saja yang bersedia untuk bercocok tanam di ladang akhirat kita kelak. Sesungguhnya kita hanya akan menuai dari apa yang kita tabur di masa kehidupan setelah kita tiada nanti.

Tentu saja kita membutuhkan hal itu sebagai bekal yang terbawa dari buah perbuatan baik atas sikap dan prilaku kita saat ini. Membiasakan diri untuk membasahi bibir pada ucapan kebaikan demi bangsa, berani menegur dan menasehati siapapun yang tanpa sengaja berburuk sangka terhadap sisi pemikiran dan ucapan sekalipun berseberangan, serta menyibukkan diri pada pikiran, ucapan dan tindakan kita demi sekelumit perjuangan yang sebenarnya jauh lebih ringan bila dibandingkan dengan para perjuangan sebagai pahlawan kemerdekaan dahulu.

Walau sebatas aktif dalam komunitas kecil, termasuk berkomunikasi di media sosial, seperti Whatsap Group, Facebook dan lainnya, apalagi mengetahui keadaan masyarakat yang diterpa berbagai isu intoleransi yang memasung pemikiran mereka terhadap dinamika politik dengan menggalang kekuatan akar rumput yang merusak tatanan budaya serta tradisi dan etika berbangsa kita, tentu cara diatas dirasakan cukup baik sebagai bentuk perlawanan sekaligus mewujudkan Gerakan Toleransi Indonesia guna mempengaruhi masyarakat disekitar kita.

Mencermati perkembangan politik saat ini, apalagi terjadinya silang pendapat ditengah dinamika internal PDIP, dimana sebagian orang justru seolah-olah memaksakan kehendak agar Megawati segera mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai satu-satunya calon Presiden yang direkomendasi oleh Ketum PDIP tersebut. Tentu hal ini akan mendatangkan preseden buruk bagi nama besar beliau selaku pemimpin partai ideologis yang telah karatan dimakan oleh waktu dan masa perjuangan yang telah dilampauinya. Apalagi jasa beliau terbilang besar bagi dinamika kekuasaan negeri ini.

Sekalipun GP saat ini terkesan di abaikan, Hal itu hanya strategi politik saja, toh pada akhirnya beliau akan mengambil kader terbaiknya juga. Lagi pula sosok GP sendiri masih harus teruji sekuat apa beliau menerima tekanan dari para koleganya di internal PDIP sendiri, sebab tekanan yang lebih besar justru menunggu beliau oleh para kadrun yang lebih kasar dan lebih tajam dalam menguliti siapapun calon Nasionalisme yang akan muncul sebagai lawannya.

Kita harus melihat daya tahan dan imunitas GP dari gelombang dinamika internal dari kubunya sendiri, sedapat apa beliau meyakinkan koleganya dan tidak menjadi konflik yang menajam serta sejauh mana badai Tsunami SARA dan Intoleransi yang akan ditujukan terhadap sikap pribadinya yang diharapkan mampu tetap berdiri kokoh dan tangkas dalam mengatasi berbagai persoalan. Maka ujian itu yang mau tidak mau harus dilaluinya.

Jika kita suka dan menginginkan beliau sebagai pemimpin bangsa ini, tidak ada cara lain adalah membiarkannya menghadapi berbagai gelombang tersebut. Sebab lawannya adalah mereka yang di backing uang yang besar, termasuk dari kelompok yang intoleran serta mantan pejabat negeri ini yang berkhianat. Tanpa mental dan kematangan sikap yang baik, mustahil hal itu bisa dilampauinya untuk lebih unggul sebagai pemenang.

Sebab jabatan Presiden itu cuma satu. Sedangkan Gubernur itu berjumlah 35 orang yang menjabatnya. Dimana salah satunya adalah GP sendiri. Memang kita akan membelanya, namun beliau sendiri pun tentu harus memiliki ketahanan dan imunitas yang kuat atas pengaruh apapun yang mengganggunya. Sehingga, walau masyarakat berada dibelakangnya, akan tetapi kemampuan menjaga diri guna menangkis segala tekanan baik secara internal dan eksternal harus pula dimilikinya.

Sebenarnya sosok GP itu justru sesuai dengan harapan dan keinginan megawati, namun ada saja pihak yang malah sengaja mengompori masyarakat untuk menyudutkan seolah-olah megawati adalah politikus baperan yang mati-matian akan membela Puan Maharani. Hal itu saya anggap pandangan yang emosional mengingat rekam jejak megawati yang lebih dari 35 tahun malang melintang ditengah badai ujian apapun yang dilaluinya.

Bukankah setiap pemimpin dalam organisasi apapun akan mendapat kritik tidak saja dari internalnya tapi juga dari sisi eksternal yang justru ikut menekan segala keputusannya. Alangkah bodohnya jika kita masih menyangsikan kepiawaian Megawati dalam menentukan Capres dan Cawapres bagi kelangsungan perbaikan bangsa ini. Sebab siapapun yang menilainya demikian justru malah dianggap baper terhadap kebijakannya. Maka bersabarlah dari apa yang dilakukannya.

Semoga tulisan ini bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TAHUN POLITIK MEMPENGARUHI TURUNNYA KINERJA PEMERINTAH

TAHUN POLITIK MEMPENGARUHI TURUNNYA KINERJA PEMERINTAH Penulis : Andi Salim 05/06/2023 Apa yang terbersit di pikiran masyarakat ketika memas...