Penulis : Andi Salim
Orang pintar adalah mereka yang memiliki intelektualitas, mereka datang dari berbagai bidang, namun status orang pintar ini sering disematkan kepada mereka yang memiliki Gelar akademik, dimana gelar yang diberikan tersebut kepada yang telah lulus pada pendidikan akademik di suatu bidang studi tertentu yang merupakan kelulusan dari perguruan tinggi. Gelar akademik kadang kala disebut dengan istilahnya dalam bahasa umum yang kita dengar yaitu titel. Gelar akademik terdiri dari sarjana, magister, dan doktor.
Golongan orang pintar selalu tidak ikut terhadap percakapan yang tidak berguna. Mereka selalu menjaga diri mereka dengan tidak banyak bicara karena mereka selalu dikelilingi oleh pikiran positif. Maka orang pintar cenderung kurang berbicara kepada orang lain dengan berbagai alasan. Menurut para ahli, orang pintar cenderung menyendiri karena mereka terlalu logis untuk membuat kalkulasi percakapan dari sisi yang sesuai dengan minatnya.
Namun menurut para ilmuwan, seseorang yang mampu mengubah setiap hal kecil menjadi lelucon dan membuat orang lain tertawa adalah orang yang pintar. Sebab dibutuhkan keterampilan kreatif yang luar biasa untuk membuat humor dalam kehidupan sehari-hari. Dimana hal itu bukan saja bersifat keterampilan, namun kemampuan tersebut dikaitkan dengan kepintaran dari seseorang dalam melakukannya. Lagi pula tidak semua orang mampu melakukan hal tersebut kecuali mereka yang memiliki kepintaran sebagaimana yang dimaksudkan.
Terkait dengan orang pintar, kita semua mengetahui jika Anis Baswedan memiliki gelar Profesor, hal itu mengkonfirmasi bahwa kwalitas berfikirnya tentu diatas rata-rata dari kebanyakan orang pada umumnya, bila dibandingkan dengan Gubernur sebelumnya, maka siapapun akan menarik kesimpulan yang mudah jika menilai kemampuan berfikir antara keduanya. Sebab Ahok atau Basuki Tjahaja Purnama itu tidaklah memiliki gelar akademik yang yang setara dengan Anis Baswedan.
Pada kenyataannya, kwalitas dari kemampuan berfikir untuk menyelesaikan masalah Jakarta menjadi label dari siapa yang disebut lebih pintar dalam persoalan mengatasi problematik yang kompleks tersebut. Sebab kemampuan berfikir itu akan tertuang melalui strategy dan pelaksanaannya, tentu banyak hambatan yang turut merintangi dan menjadi persoalan baru, akan tetapi, kepintaran pulalah yang akan menjadi titik tumpu dari penyelesaian problem Jakarta, sehingga hasil yang didapat berupa faktor yang dapat diukur kepada nilai atau point' dari keberhasilan yang disematkan.
Selain persoalan banjir, keputusan untuk menerapkan PSBB secara ketat yang diambil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ini sebelumnya tak luput dari kontroversi. Kepintaran Anis pun menuai Sindiran tajam bahkan dilontarkan oleh Menko Polhukam Mahfud Md. Sindiran Mahfud Md untuk Anies itu disampaikan pada Sabtu (12/9) lalu, sehari setelah Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut pengumuman soal PSBB itu menyebabkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok ke level 4.961. demikian kutipan berita dari Detiknews tanggal 14/9/20.
Penulis berkesimpulan, bahwa kepintaran akademik yang dimiliki Anis Baswedan mungkin terkait dengan kemampuannya dalam hal mengubah segala persoalan menjadi lelucon sebagaimana penulis sebutkan diatas, maka tidak heran jika pada setiap keputusannya selalu tidak taktis dan tepat sasaran dari kerja nyata yang dibutuhkan bagi penanggulangan banjir Jakarta saat ini. Sehingga setiap kali musim banjir, selalu saja beliau memproleh kritik dan cemoohan justru datangnya dari masyarakat biasa yang menilai hasil kerjanya secara sederhana.
#Toleransiindonesia #Andisalim #jkwguard
Mari kita suarakan
Golongan orang pintar selalu tidak ikut terhadap percakapan yang tidak berguna. Mereka selalu menjaga diri mereka dengan tidak banyak bicara karena mereka selalu dikelilingi oleh pikiran positif. Maka orang pintar cenderung kurang berbicara kepada orang lain dengan berbagai alasan. Menurut para ahli, orang pintar cenderung menyendiri karena mereka terlalu logis untuk membuat kalkulasi percakapan dari sisi yang sesuai dengan minatnya.
Namun menurut para ilmuwan, seseorang yang mampu mengubah setiap hal kecil menjadi lelucon dan membuat orang lain tertawa adalah orang yang pintar. Sebab dibutuhkan keterampilan kreatif yang luar biasa untuk membuat humor dalam kehidupan sehari-hari. Dimana hal itu bukan saja bersifat keterampilan, namun kemampuan tersebut dikaitkan dengan kepintaran dari seseorang dalam melakukannya. Lagi pula tidak semua orang mampu melakukan hal tersebut kecuali mereka yang memiliki kepintaran sebagaimana yang dimaksudkan.
Terkait dengan orang pintar, kita semua mengetahui jika Anis Baswedan memiliki gelar Profesor, hal itu mengkonfirmasi bahwa kwalitas berfikirnya tentu diatas rata-rata dari kebanyakan orang pada umumnya, bila dibandingkan dengan Gubernur sebelumnya, maka siapapun akan menarik kesimpulan yang mudah jika menilai kemampuan berfikir antara keduanya. Sebab Ahok atau Basuki Tjahaja Purnama itu tidaklah memiliki gelar akademik yang yang setara dengan Anis Baswedan.
Pada kenyataannya, kwalitas dari kemampuan berfikir untuk menyelesaikan masalah Jakarta menjadi label dari siapa yang disebut lebih pintar dalam persoalan mengatasi problematik yang kompleks tersebut. Sebab kemampuan berfikir itu akan tertuang melalui strategy dan pelaksanaannya, tentu banyak hambatan yang turut merintangi dan menjadi persoalan baru, akan tetapi, kepintaran pulalah yang akan menjadi titik tumpu dari penyelesaian problem Jakarta, sehingga hasil yang didapat berupa faktor yang dapat diukur kepada nilai atau point' dari keberhasilan yang disematkan.
Selain persoalan banjir, keputusan untuk menerapkan PSBB secara ketat yang diambil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ini sebelumnya tak luput dari kontroversi. Kepintaran Anis pun menuai Sindiran tajam bahkan dilontarkan oleh Menko Polhukam Mahfud Md. Sindiran Mahfud Md untuk Anies itu disampaikan pada Sabtu (12/9) lalu, sehari setelah Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut pengumuman soal PSBB itu menyebabkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok ke level 4.961. demikian kutipan berita dari Detiknews tanggal 14/9/20.
Penulis berkesimpulan, bahwa kepintaran akademik yang dimiliki Anis Baswedan mungkin terkait dengan kemampuannya dalam hal mengubah segala persoalan menjadi lelucon sebagaimana penulis sebutkan diatas, maka tidak heran jika pada setiap keputusannya selalu tidak taktis dan tepat sasaran dari kerja nyata yang dibutuhkan bagi penanggulangan banjir Jakarta saat ini. Sehingga setiap kali musim banjir, selalu saja beliau memproleh kritik dan cemoohan justru datangnya dari masyarakat biasa yang menilai hasil kerjanya secara sederhana.
#Toleransiindonesia #Andisalim #jkwguard
Mari kita suarakan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar