Penulis : Andi Salim
Demokrasi yang merupakan suatu sistem untuk mengatur hak-hak rakyat dalam menyampaikan aspirasi Politik, maka secara konsep, baik ilmu atau penerapannya adalah faktor yang sangat penting bagi keberlangsungan pada penyelenggaraannya di sebuah negara. Sebab melalui sistem yang demokratis itu akan menjadi rotasi kekuasaan atau roda organisasi yang merubah dari banyaknya pejabat yang duduk dan menggantikan pola kepemimpinan yang lama disuatu negara.
Pada kajian ilmu sosial, sesungguhnya Ideologi politik adalah sebuah himpunan ide dan gagasan serta prinsip yang menjelaskan bagaimana seharusnya masyarakat bekerja, dan menawarkan ideologi politik baik mengenai dirinya sendiri atau menyangkut masyarakat umum dengan mengutamakan bagaimana mengatur kekuasaan yang seharusnya diterapkan atau dilaksanakan. Namun selalu ada celah balik sebagai politik yang dikemas secara sempit dan dangkal.
Keberlangsungan politik identitas tentu menjadi masalah baru ditanah air kita, sebab perlakuannya hanya menganggap pada sisi pentingnya agama dan meningkatnya persoalan yang mencederai demokrasi dan mengarah pada intoleransi terhadap kelompok minoritas. Sebab pada tatanan lain, negara harus mengamankan keberlangsungan hidup yang berkebhinekaan untuk mempersatukan setiap elemen yang ada, serta menjunjung Azas kebersamaan dan kesetaraan.
Tentu saja politik identitas akan menyeret dari banyaknya elemen-elemen penting yang mengambil bentuk dari pola keberagaman yang ada, mulai dari keadaan yang bersifat fisik seperti warna kulit, sampai pada hal yang bersifat sosial sejarah, nasionalitas, gender atau entitas lain seperti agama, tradisi, bahasa dan ideologi atau kepercayaan yang menjadi sentimennya. Untuk diangkat sebagai isu yang saling mempertentangkan agar memperoleh kesamaan pandang bagi kelompok mayoritas tersebut dalam menyulut sikap sentimentil yang disuarakannya.
Sumber konflik baru yang ditimbulkan sangat beragam. Baik dilihat dari sisiekonomi, politik, ideologi atau budaya. Konflik yang ditimbulkan pun berhubungan dengan aspek instrumental politik dan materi politik dalam arti siapa yang mendukung apa atau siapa yang melawan apa. Konflik berdimensi ideologi atau budaya yang berhubungan dengan identitas itu sering menyasar pada aspek yang lebih fundamental dan berdampak luas ditengah masyarakat Indonesia.
Tingkat pemahaman masyarakat yang masih dangkal itu, tentu saja menyuburkan dari permainan yang berasal dari kelompok mayoritas dan terkemas seakan-akan mewakili seluruh individu yang termasuk kedalamnya, padahal jika dicermati, masih terdapat faksi yang berbeda bahkan menolak gerakan politik semacam ini. Belum lagi jika dilihat dari nuansa politik identitas ini masih terjadi inkonsistensi pada penerapannya, di satu wilayah mendukung golongannya, namun pada saat lain justru berbeda perlakuannya yang terlihat malah mendukung lawannya untuk dijadikan kepala daerah pada suatu wilayah tertentu.
#Toleransiindonesia #Andisalim #jkwguard
Mari kita suarakan
Pada kajian ilmu sosial, sesungguhnya Ideologi politik adalah sebuah himpunan ide dan gagasan serta prinsip yang menjelaskan bagaimana seharusnya masyarakat bekerja, dan menawarkan ideologi politik baik mengenai dirinya sendiri atau menyangkut masyarakat umum dengan mengutamakan bagaimana mengatur kekuasaan yang seharusnya diterapkan atau dilaksanakan. Namun selalu ada celah balik sebagai politik yang dikemas secara sempit dan dangkal.
Keberlangsungan politik identitas tentu menjadi masalah baru ditanah air kita, sebab perlakuannya hanya menganggap pada sisi pentingnya agama dan meningkatnya persoalan yang mencederai demokrasi dan mengarah pada intoleransi terhadap kelompok minoritas. Sebab pada tatanan lain, negara harus mengamankan keberlangsungan hidup yang berkebhinekaan untuk mempersatukan setiap elemen yang ada, serta menjunjung Azas kebersamaan dan kesetaraan.
Tentu saja politik identitas akan menyeret dari banyaknya elemen-elemen penting yang mengambil bentuk dari pola keberagaman yang ada, mulai dari keadaan yang bersifat fisik seperti warna kulit, sampai pada hal yang bersifat sosial sejarah, nasionalitas, gender atau entitas lain seperti agama, tradisi, bahasa dan ideologi atau kepercayaan yang menjadi sentimennya. Untuk diangkat sebagai isu yang saling mempertentangkan agar memperoleh kesamaan pandang bagi kelompok mayoritas tersebut dalam menyulut sikap sentimentil yang disuarakannya.
Sumber konflik baru yang ditimbulkan sangat beragam. Baik dilihat dari sisiekonomi, politik, ideologi atau budaya. Konflik yang ditimbulkan pun berhubungan dengan aspek instrumental politik dan materi politik dalam arti siapa yang mendukung apa atau siapa yang melawan apa. Konflik berdimensi ideologi atau budaya yang berhubungan dengan identitas itu sering menyasar pada aspek yang lebih fundamental dan berdampak luas ditengah masyarakat Indonesia.
Tingkat pemahaman masyarakat yang masih dangkal itu, tentu saja menyuburkan dari permainan yang berasal dari kelompok mayoritas dan terkemas seakan-akan mewakili seluruh individu yang termasuk kedalamnya, padahal jika dicermati, masih terdapat faksi yang berbeda bahkan menolak gerakan politik semacam ini. Belum lagi jika dilihat dari nuansa politik identitas ini masih terjadi inkonsistensi pada penerapannya, di satu wilayah mendukung golongannya, namun pada saat lain justru berbeda perlakuannya yang terlihat malah mendukung lawannya untuk dijadikan kepala daerah pada suatu wilayah tertentu.
#Toleransiindonesia #Andisalim #jkwguard
Mari kita suarakan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar