Sabtu, 07 Januari 2023

JANGAN JADIKAN KEMISKINAN SEBAGAI STANDARD KEHIDUPAN


Penulis : Andi Salim

Banyak yang sayang sama keluarga oleh karenanya seseorang bekerja keras hingga akhir hayatnya. Sebab jangan terlena dengan apa yang telah dicapai dan jangan pula membiarkan mereka (keturunannya) terjerat kemiskinan secara terus menerus. Maka, tanamkan nilai-nilai agama secukupnya, jangan pula over dosis hingga segalanya yang penting untuk akhirat sementara di dunia mereka sama sekali sulit bersyukur atau malah mengumpat apapun yang mendatangkan kesusahan keadaan hingga sebatas makan sekalipun. Generasi yang baik adalah menyisakan apa yang harus dibekali kepada putra putrinya, termasuk dalam hal harta. Apalagi menghadapi realitas hidup dimana yang akan datang, tentu akan semakin sulit lagi bagi mereka yang masih papah dan tidak memiliki apa-apa.

Harta memang bukan segalanya, tapi tanpa harta tentu akan semakin mempersulit dari keadaan yang memang serba sulit. Maka permudahlah jalan bagi anak-anak kita sebab mereka nanti akan menghadapi gelombang globalisasi yang lebih menekan dan menghimpit sehingga melindas siapapun yang malas, bodoh dan miskin. Jika pun saat ini kita susah itu tidak mengapa, sebab konglomerat sekalipun memiliki hutang dan kesulitan pada posisi keuangan dan kinerja usahanya yang mengalami keadaan pasang surut. Berbagai persoalan tentu kita hadapi pula, bicara keluh kesah dan segala kekurangan hanya menjadikan kita cengeng dan melemahkan semangat.

Akan tetapi hal terpenting adalah kita harus keluar dari batas terendah dari keadaan suatu ekonomi rumah tangga yaitu kemiskinan, sebab itulah yang menjadi pondasi dari jejak upaya kita untuk melangkah pada tahap kesejahteraan selanjutnya. Seruan dari para penceramah yang mengesankan agar kita menerima keadaan dengan tulus dan ikhlas jangan dimakan mentah-mentah sebagai keadaan yang tidak dapat dirubah, sebab masih ada waktu dan kesempatan untuk memperjuangkannya hingga disisa usia kita sekalipun. Dan jangan pula diri kita hanya bergantung pada do'a yang merupakan sikap kepasrahan dari minimnya sebuah upaya.

Bukankah dari sanadnya telah jelas bahwa tuhan tidak akan merubah keadaan nasib suatu kaum, kecuali kita sendiri yang berusaha untuk merubahnya. Kandungan dalam Al-Qur'an Surat Ar-Ra'd Ayat 11 tentu menjadi jelas bahwa perubahan akan terjadi manakala kita gigih dan bersikeras untuk merubah keadaan yang saat ini kita miliki. Membiarkannya terpuruk dan terperosok pada jurang kemiskinan adalah bentuk kelalaian kita selaku kepala keluarga yang tidak melihat perspektif persoalan itu kepada 3 hal, yaitu keadaan masa lalu, kondisi saat ini, serta apa yang harus diwujudkan bagi generasi anak cucu kita kelak. Inilah fakta hidup yang harus dipahami seutuhnya dengan kesadaran dari diri kita masing-masing.

Kita memang tidak bisa menjamin keadaan anak cucu kita sepenuhnya sehingga menghilangkan unsur ketergantungan keluarga kita terhadap sikap ketuhanan yang kita miliki, walau segalanya telah kita sediakan, namun tuhan jualah yang menjamin segalanya agar mereka diberikan kesehatan, kesejahteraan dari apa yang kita sisakan, serta kebahagiaan dengan segala polemik hidup yang akan mereka arungi pada kehidupan nanti. Hal itu memberi tekanan, bahwa jangan menurunkan sesuatu yang buruk dan meneruskan sesuatu yang tidak benar untuk menjadi pegangan mereka, sehingga menyebabkan mereka dirundung pada pemahaman untuk menghalalkan segala cara yang sarat dengan dosa dan ke dzoliman.

Mereka pun harus memahami perbuatan-perbuatan baik dan mulia, sehingga mampu membedakan mana yang terpuji dan mana prilaku yang dilarang oleh agama dan moralitas berbangsa. Sebab berlaku korupsi dan mencuri yang merupakan milik orang lain, apalagi jika mereka duduk selaku pejabat pemerintah, tentu saja ini menjadi buah estafet dari kurangnya posisi orang tua dalam menyampaikan nilai-nilai kebenaran yang dibenamkan kedalam benak mereka pula. Maka tidak aneh jika generas penerus kita pada akhirnya akan dirundung kenestapaan, individualistis dan materialistis pula. Sehingga ketidak bahagiaan, kesusahan hati, penyakit yang tidak terduga pun dapat saja menghampirinya kelak.

Nasehat dan pembekalan apapun tidak berarti ditujukan kepada keduniaan semata, sebab tujuan hidup sejatinya adalah lintasan untuk menuju perjalanan setelah kematian nanti, namun sikap kejujuran dan perolehan yang dihasilkan melalui daya upaya kita selaku manusia, serta sikap ikhlas dalam menerima hasil yang tidak terlalu papah adalah sesuatu yang patut untuk disyukuri, sebab rasa syukur itu tidak dibatasi oleh nikmat sehat dan nikmat beribadah semata. Mendapati harta yang diberkahi dan keturunan yang diridhai pun menjadikan sesuatu yang patut disyukuri pula. Maka disanalah kita akan memperluas pahaman dari apa yang sesungguhnya pantas untuk kita peroleh.

Pentingnya berusaha dan menundukkan keterbatasan serta kelemahan bukan sesuatu yang mustahil apalagi menjadi haram untuk dilakukan, sebab kemampuan dari setiap individu manusia beragam sifatnya, termasuk pada hobby dan corak hidup serta latar belakangnya yang saling berbeda itulah yang justru mendatangkan peluang bagi kehadiran dirinya untuk ikut memperoleh hasil dimuka bumi ini. Maka setiap kita tentu berkompetisi untuk saling memperbaiki keadaan, namun tuhan mengisyaratkan pada setiap manusia itu agar saling tolong menolong, serta mengancam mereka yang mengabaikan orang lain hingga orang tersebut mati dalam keadaan lapar.

#jkwguard #Andisalim #Toleransiindonesia #TI Mari Bertoleransi, silahkan share🙏


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TAHUN POLITIK MEMPENGARUHI TURUNNYA KINERJA PEMERINTAH

TAHUN POLITIK MEMPENGARUHI TURUNNYA KINERJA PEMERINTAH Penulis : Andi Salim 05/06/2023 Apa yang terbersit di pikiran masyarakat ketika memas...