Penulis : Andi Salim
Jika kita bicara keseimbangan tentu banyak aspek yang perlu dicermati, ibarat tubuh manusia maka keseimbangan adalah berbagai hal yang memperlihatkan kesehatan terhadap seseorang itu menjadi terukur disamping faktor lain yang menunjang kesehatannya. Pada dasarnya manusia dan hewan memiliki kesamaan yaitu adanya raga dan nyawa, raga diartikan sebagai tubuh, sedangkan nyawa diistilahkan sebagai jiwanya. Manusia pun hidup dengan kondisi antara jiwa dan raga tersebut. Faktor keseimbangan atas manusia tentu saja terdiri dari sehatnya jasmani pada sisi kebugaran tubuhnya dan sehatnya mental di sisi rohani guna baiknya kualitas jiwanya.
Sehingga pada kesehatan dari kedua sisi itu, manusia dapat menjadi bahagia lahirnya dan bathinnya pula. Tentu saja turunan dari kedua faktor itu menjadi kompleksitas kebutuhan yang harus di cukupi, tidak ada kesehatan badan / raga tanpa nutrisi yang baik, olah raga yang cukup, serta penunjang kesehatan lain yang harus dijaga, demikian pula sebaliknya, untuk menciptakan mental yang kokoh, maka dibutuhkan asupan pengetahuan yang baik serta pemahaman agama yang cukup sehingga mampu mengartikulasikan kehadiran dirinya bagi lingkungan serta untuk tujuan apa dia hadir ke bumi ini. Dari hal itulah setiap manusia dapat memperoleh kebahagiaan dan tali kasih antar sesamanya, termasuk dalam konteks kepesertaan globalnya.
Keseimbangan dalam konteks berbangsa dan bernegara pun menjadi hal yang sama, walau kita memiliki kepala pemerintahan, akan tetapi keberadaan rakyat sebagai batang tubuhnya pun menjadi faktor yang harus diperhatikan secara sungguh-sungguh, sebab di ibaratkan, banyak diantara lansia saat ini yang dahulu kurang memperhatikan faktor kesehatan yang dibutuhkan sebagai jangka panjang dari proses yang keberlanjutan kehidupannya, justru mengalami sakit pinggang, sakit persendian, mengurung diri, malas berkomunikasi oleh karena dimasa lalu banyak menyisakan luka yang menjauhkan satu sama lainnya yang justru pada usia setengah baya atau pada kisaran 50~60 tahunan.
Indikator kesehatan suatu negara akan dapat dilihat pada kompetisi global melalui peran dan daya saingnya terhadap negara-negara lain didunia. Hal itu dapat diukur baik secara kuantitatif atau pun kualitatif dari beberapa pertumbuhan ekonomi dan peranan sosial yang dilakukannya. Apakah negara itu memiliki penduduk yang mayoritas sejahtera dan berbahagia serta perhatian pada keadaan negara lain dimana mereka telah selesai dengan urusan dalam negerinya sehingga tidak lagi membutuhkan uluran tangan dari negara lain untuk mengatasi persoalannya sendiri. Maka kondisi makro ekonomi dan mikro ekonomi adalah cara melihat keseimbangan dalam konteks kemajuan suatu negara.
Pada konteks keseimbangan suatu negara, kita dapat melihat berbagai faktor lain seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga yang terjangkau, serapan tenaga kerja yang tersedia, serta kinerja eksport yang terus bertumbuh dibalik importnya yang terkendali, atau peranan infrastruktur yang tersedia guna menunjang arus barang dan jasa serta berbagai kebutuhan rakyat seperti akses pendidikan dan layanan kesehatan agar optimalisasi peranan masyarakat di berbagai sektor yang dibutuhkan menjadi prima, termasuk peranan sosial lain yang diperlukannya. Kesemuanya itu menjadi indikator yang dapat diukur untuk melihat sisi kesehatan negara yang melakukan keseimbangannya secara bijaksana.
Peranan yang seimbang dibalik policy kebijakan suatu negara adalah bagaimana rangkaian konsep dan asas dari setiap kebijakan itu yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan dari suatu penerapan kepemimpinan sebuah pemerintahan. Sebab Pelaksanaan suatu kebijakan pemerintahan terhadap organisasi dan kelompok sektor swasta, serta individu atau lainnya, tentu akan diperlakukan secara berbeda yang sesuai dengan peringkat dari pola pengambilan keputusan melalui peraturan-peraturan yang terkait dengan hukum, ekonomi, politik atau kebijakan-kebijakan lainnya untuk ditetapkan baik pada kancah domestik mau pun pada hubungan internasional.
Jika sebelumnya pemerintah indonesia selalu mengandalkan proteksi terhadap aturan ekonomi dan peranan politik dalam kebijakannya demi melindungi berbagai kepentingan nasional. Sehingga para pelaku bisnis dan aparatur yang menjalankan fungsi pemerintah pun sering terlihat cengeng dan terkesan manja pada policy monopolistis yang diberlakukan demi melindungi usahawan dalam negrinya. Sehingga daya saing dan peranan pemerintah pun semakin diragukan oleh masyarakat dunia jika pemerintah dapat benar-benar menerapkan sistem yang fear play atas investasi asing yang datang ke indonesia. Kenyataan inilah yang harus dicermati oleh pemangku kebijakan dalam proses mencapai keseimbangan tersebut.
Sebab banyak negara lain yang memiliki usahawan yang bermain pada kancah persaingan di tingkat global dan tidak melulu hanya berperan dilingkungan domestik saja. Apalagi jika kita mencermati dari kebijakan masa lampau, bahwa pemerintah indonesia menawar-nawarkan tenaga kerja yang murah, resources alam yang melimpah untuk dikuras habis oleh investor asing, namun pada sistem bagi hasilnya justru pemerintah cenderung abai dalam mengambil porsi yang ideal dari setiap kontrak kerja yang disepakati. Kita pun melihat, bahwa sektor perkebunan dan hasil laut bangsa ini yang sangat melimpah, sehingga peranan pemerintah seharusnya dapat menjadi seimbang pula tentunya.
Melimpahnya sumber daya alam dan pengertian sumber daya alam sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Dimana dalam peraturan tersebut menerangkan bahwa sumber daya alam adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri atas sumber daya hayati dan nonhayati yang secara keseluruhan membentuk kesatuan ekosistem yang saling mempengaruhi. Maka ketika kita tidak cermat atau malah sibuk menawarkan kekayaan ini bagi kemakmuran bangsa kita, maka suatu ketika ketidak seimbangan itu akan datang dan menjadi bencana bagi lingkungan hidup yang kita miliki saat ini
#jkwguard #Andisalim #Toleransiindonesia #TI Mari Bertoleransi, silahkan share
Sehingga pada kesehatan dari kedua sisi itu, manusia dapat menjadi bahagia lahirnya dan bathinnya pula. Tentu saja turunan dari kedua faktor itu menjadi kompleksitas kebutuhan yang harus di cukupi, tidak ada kesehatan badan / raga tanpa nutrisi yang baik, olah raga yang cukup, serta penunjang kesehatan lain yang harus dijaga, demikian pula sebaliknya, untuk menciptakan mental yang kokoh, maka dibutuhkan asupan pengetahuan yang baik serta pemahaman agama yang cukup sehingga mampu mengartikulasikan kehadiran dirinya bagi lingkungan serta untuk tujuan apa dia hadir ke bumi ini. Dari hal itulah setiap manusia dapat memperoleh kebahagiaan dan tali kasih antar sesamanya, termasuk dalam konteks kepesertaan globalnya.
Keseimbangan dalam konteks berbangsa dan bernegara pun menjadi hal yang sama, walau kita memiliki kepala pemerintahan, akan tetapi keberadaan rakyat sebagai batang tubuhnya pun menjadi faktor yang harus diperhatikan secara sungguh-sungguh, sebab di ibaratkan, banyak diantara lansia saat ini yang dahulu kurang memperhatikan faktor kesehatan yang dibutuhkan sebagai jangka panjang dari proses yang keberlanjutan kehidupannya, justru mengalami sakit pinggang, sakit persendian, mengurung diri, malas berkomunikasi oleh karena dimasa lalu banyak menyisakan luka yang menjauhkan satu sama lainnya yang justru pada usia setengah baya atau pada kisaran 50~60 tahunan.
Indikator kesehatan suatu negara akan dapat dilihat pada kompetisi global melalui peran dan daya saingnya terhadap negara-negara lain didunia. Hal itu dapat diukur baik secara kuantitatif atau pun kualitatif dari beberapa pertumbuhan ekonomi dan peranan sosial yang dilakukannya. Apakah negara itu memiliki penduduk yang mayoritas sejahtera dan berbahagia serta perhatian pada keadaan negara lain dimana mereka telah selesai dengan urusan dalam negerinya sehingga tidak lagi membutuhkan uluran tangan dari negara lain untuk mengatasi persoalannya sendiri. Maka kondisi makro ekonomi dan mikro ekonomi adalah cara melihat keseimbangan dalam konteks kemajuan suatu negara.
Pada konteks keseimbangan suatu negara, kita dapat melihat berbagai faktor lain seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga yang terjangkau, serapan tenaga kerja yang tersedia, serta kinerja eksport yang terus bertumbuh dibalik importnya yang terkendali, atau peranan infrastruktur yang tersedia guna menunjang arus barang dan jasa serta berbagai kebutuhan rakyat seperti akses pendidikan dan layanan kesehatan agar optimalisasi peranan masyarakat di berbagai sektor yang dibutuhkan menjadi prima, termasuk peranan sosial lain yang diperlukannya. Kesemuanya itu menjadi indikator yang dapat diukur untuk melihat sisi kesehatan negara yang melakukan keseimbangannya secara bijaksana.
Peranan yang seimbang dibalik policy kebijakan suatu negara adalah bagaimana rangkaian konsep dan asas dari setiap kebijakan itu yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan dari suatu penerapan kepemimpinan sebuah pemerintahan. Sebab Pelaksanaan suatu kebijakan pemerintahan terhadap organisasi dan kelompok sektor swasta, serta individu atau lainnya, tentu akan diperlakukan secara berbeda yang sesuai dengan peringkat dari pola pengambilan keputusan melalui peraturan-peraturan yang terkait dengan hukum, ekonomi, politik atau kebijakan-kebijakan lainnya untuk ditetapkan baik pada kancah domestik mau pun pada hubungan internasional.
Jika sebelumnya pemerintah indonesia selalu mengandalkan proteksi terhadap aturan ekonomi dan peranan politik dalam kebijakannya demi melindungi berbagai kepentingan nasional. Sehingga para pelaku bisnis dan aparatur yang menjalankan fungsi pemerintah pun sering terlihat cengeng dan terkesan manja pada policy monopolistis yang diberlakukan demi melindungi usahawan dalam negrinya. Sehingga daya saing dan peranan pemerintah pun semakin diragukan oleh masyarakat dunia jika pemerintah dapat benar-benar menerapkan sistem yang fear play atas investasi asing yang datang ke indonesia. Kenyataan inilah yang harus dicermati oleh pemangku kebijakan dalam proses mencapai keseimbangan tersebut.
Sebab banyak negara lain yang memiliki usahawan yang bermain pada kancah persaingan di tingkat global dan tidak melulu hanya berperan dilingkungan domestik saja. Apalagi jika kita mencermati dari kebijakan masa lampau, bahwa pemerintah indonesia menawar-nawarkan tenaga kerja yang murah, resources alam yang melimpah untuk dikuras habis oleh investor asing, namun pada sistem bagi hasilnya justru pemerintah cenderung abai dalam mengambil porsi yang ideal dari setiap kontrak kerja yang disepakati. Kita pun melihat, bahwa sektor perkebunan dan hasil laut bangsa ini yang sangat melimpah, sehingga peranan pemerintah seharusnya dapat menjadi seimbang pula tentunya.
Melimpahnya sumber daya alam dan pengertian sumber daya alam sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Dimana dalam peraturan tersebut menerangkan bahwa sumber daya alam adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri atas sumber daya hayati dan nonhayati yang secara keseluruhan membentuk kesatuan ekosistem yang saling mempengaruhi. Maka ketika kita tidak cermat atau malah sibuk menawarkan kekayaan ini bagi kemakmuran bangsa kita, maka suatu ketika ketidak seimbangan itu akan datang dan menjadi bencana bagi lingkungan hidup yang kita miliki saat ini
#jkwguard #Andisalim #Toleransiindonesia #TI Mari Bertoleransi, silahkan share
Tidak ada komentar:
Posting Komentar