Sabtu, 14 Januari 2023

KETIKA JABATAN DIEMBAN SECARA AMANAH TENTU YANG TERLIHAT HANYA RANGKAIAN KEWAJIBANNYA SAJA



KETIKA JABATAN DIEMBAN SECARA AMANAH TENTU YANG TERLIHAT HANYA RANGKAIAN KEWAJIBANNYA SAJA
Penulis : Andi Salim

Berkuasa dan menduduki jabatan tertentu tentu menjadi dambaan banyak orang, apalagi disamping jabatan itu terdapat fasilitas tidak saja gaji dan tunjangan yang diperoleh, namun masih ditambah lagi dengan fasilitas lain seperti fasilitas kesehatan, rekreasi dan kendaraan tentunya. Ditambah lagi, mereka yang memiliki kekuasaan dan jabatan cenderung diperlakukan khusus dan serba khusus pula. Tentu saja pihak sanak keluarga turut bergembira jika ada anggota keluarganya yang memperoleh kekuasaan dan jabatan, sebab mereka pun dapat ikut menikmati segalanya.

Dari kekuasaan dan jabatan itu, tentu saja mendatangkan harta dan kehormatan, kedua hal itu menjadi elemen godaan dunia yang saling berkaitan dan cukup menggiurkan hati siapa pun yang sedang berkuasa, sehingga banyak manusia yang terdorong untuk memilikinya. Pada prinsipnya setiap orang ingin dihormati oleh sesama manusia. Status sosial yang tinggi akan mempengaruhi pandangan publik terhadap dirinya. Ketika berkuasa orang akan sangat hormat dan menuruti apa yang menjadi maksudnya dan tujuannya, bahkan bersedia memuji dan menyanjungnya pula.

Besar dan tingginya kekuasaan itu tentu berbanding lurus dengan modal yang dikeluarkan, sehingga banyak yang ingin menapakinya kejenjang yang lebih tinggi dan menggiurkan itu, pada akhirnya, banyak pula yang menjadikan kedudukannya saat ini hanya sebagai alat untuk memperoleh modal dan mendatangkan pundi-pundi rupiah lain, demi mempersiapkan diri pada tantangan jabatan yang lebih tinggi tersebut. Kecenderungan menuruti hawa nafsu serta ketamakan akan kekuasaan itu semakin menampakkan ketidakperduliannya terhadap sebesar apapun resiko yang harus dihadapinya, asal bisa terwujud, segalanya akan ditempuh.

Sering masyarakat melihat kondisi mereka yang berkuasa itu dengan kehidupan berlebihan dan dipandang nikmat, dari style of life yang sengaja ditampakkan melalui media sosial, baik oleh dirinya sendiri atau pihak keluarga yang sedang berada ditempat-tempat yang menjadi lokasi kemewahan. Walau tujuan semula hanya sebagai informasi terhadap kolega atau keluarga dekat yang sudah lama tidak pernah bertemu, namun melalui media sosial facebook, whatsap, Instagram dan lainnya hal itu dengan mudah dilakukan. Sehingga kata pejabat semakin identik dengan hidup mewah.

Namun apa yang terjadi terhadap pemimpin nasional kita yang bernama Jokowi, secara jujur kita tidak melihatnya berada pada lingkungan dan ditempat-tempat mewah sebagaimana biasanya seorang pejabat dan keluarganya berada, walau hal itu pernah terlihat dari keluarga mantan Presiden sebelumnya, tapi pada sosok Jokowi terlihat sangat berbeda malah rakyat disuguhi atas aktifitas kerjanya yang pontang panting mengurusi luasnya wilayah yang harus dibangun serta memastikan jika pembangunan itu sesuai progres pelaksanaannya.

Sehingga aktifitasnya, sama sekali tidak terlihat mereka ( Jokowi dan keluarga ) berada pada ditempat-tempat yang notabenenya memiliki predikat yang disebut mewah oleh masyarakat Indonesia pada umumnya, kecuali kegiatan lain seperti keberadaannya ditengah masyarakat yang diajak photo Selfi dan sesi tanya jawab untuk mengetahui keadaan rakyatnya oleh mereka yang acapkali menunggu moment seperti itu, sehingga beliau dirasakan begitu sangat dekat dengan masyarakatnya dan dicintai sepenuh hati oleh rakyatnya pula.

Dalam pengertiannya, amanah dalam kekuasaan itu adalah seseorang tidak menggunakan kekuasaan yang diberikan kepadanya untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau keluarganya, dan tidak boleh mengambil kesempatan lain sebagaimana yang telah ditentukan untuknya dengan cara yang tidak benar, seperti menerima suap, atau menerima suap dengan nama hadiah, korupsi, kolusi, nepotisme dan lain sebagainya, karena semua itu adalah merupakan bentuk pengkhianatan dan penipuan semata.

Menyadari akan maksud tulisan diatas, maka ketika seseorang menjalankan jabatan dan kekuasaan secara amanah, maka yang terlihat hanya sederetan kewajiban tugas yang harus diselesaikannya, sehingga seorang pejabat atau Presiden sekali pun semestinya tidak memiliki banyak waktu untuk menikmati kemewahan serta berada pada glamournya kehidupan yang disajikan, oleh karenanya, kita begitu terkesan pada sosok kepemimpinan Jokowi sejak 2014 hingga saat ini di periode keduanya.

Sebab ditangannya terkesan bahwa kekuasaan menjadi Presiden itu tidak begitu nikmat sebagaimana yang dibayangkan banyak orang, bahkan aktifitasnya hanya fokus pada bagaimana mengentaskan janji pada saat kampanye dan sibuk mengurusi proyek untuk memastikan bahwa segalanya berjalan sesuai target yang di inginkan serta menerima kritik dan hinaan yang ditujukan kepadanya tanpa boleh membalaskannya. Maka sudah sangat wajar jika beliau tidak berminat untuk diusung masyarakat Indonesia agar menjabat lagi sebagai Presiden pada periode ke 3, mengingat serangkaian kenyataan diatas.


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TAHUN POLITIK MEMPENGARUHI TURUNNYA KINERJA PEMERINTAH

TAHUN POLITIK MEMPENGARUHI TURUNNYA KINERJA PEMERINTAH Penulis : Andi Salim 05/06/2023 Apa yang terbersit di pikiran masyarakat ketika memas...