Selasa, 10 Januari 2023

MASYARAKAT JANGAN MENAHAN UNGKAPAN FAKTA KEBENARAN


Penulis : Andi Salim

Banyak diantara kita sering membaca atau sekedar mendengar berbagai macam pribahasa. Pribahasa "Berani karena benar Takut karena salah" tentu telah banyak di ketahui publik secara umum. Artinya pribahasa ini adalah seseorang yang jujur pasti akan berani untuk mengatakan hal yang sebenarnya, namun sebaliknya, seorang yang pembohong tentu akan takut ketika ditanyakan mengenai suatu persoalan yang menjadi fakta sebenarnya. Namun nyatanya, semakin tidak sedikit manusia yang malah makin menjadi pemberani, meski dirinya berada di pihak yang salah. Dan hal yang sebaliknya pun bisa saja terjadi manakala semakin banyak pula orang menjadi takut, meski dirinya berada di pihak yang benar. Anomali seperti ini begitu tampak jelas yang tentu saja membutuhkan kecermatan dalam melihat persoalan ini secara bijaksana.

Kepintaran memang membuat seseorang menjadi kreatif bahkan tak jarang malah cenderung melenceng, hingga tak sedikit yang mampu berargumentasi untuk membenarkan sesuatu hal yang sebenarnya salah, dan malah menyalahkan sesuatu yang benar. Oleh karenanya kedudukan salah dan benar menurut pendapat umum pun semakin dirasakan bergeser dari persepsi sepihak seseorang terhadap presisinya kedudukan sebuah penilaian yang sesungguhnya. Apalagi kebohongan itu sengaja ditiupkan berulang kali sebagai cara membenarkan kedudukan suatu permasalahan, yang pada akhirnya tidak mustahil pula akan dianggap masyarakat sebagai kebenaran. Disinilah perlunya masyarakat mengupgrade wawasannya agar menjadi imun terhadap pola-pola pembodohan semacam itu.

Memasuki permulaan musim tahun politik saat ini, ada banyak pihak yang memunculkan jagonya untuk ikut bertarung pada kontestasi pemilu 2024, baik sebagai peserta legislatif pada DPRD dan DPR-RI atau pun sebagai kepala daerah tingkat I dan II yang akan menyemarakkan pesta demokrasi Indonesia kedepan. tak terkecuali ikutnya beberapa peserta calon Presiden yang sejak dini sudah melakukan framing sedemikian rupa agar masyarakat mengenal sekaligus akan memilihnya guna menambah pundi-pundi elektoralnya nanti. Meskipun apa yang dimaksudkan sebagai framing oleh mereka sebenarnya telah menyalahi aturan dari apa yang dimaksudkan dengan istilah Framing sesungguhnya.

Sebab dalam ilmu sosial, apa yang dimaksudkan dengan istilah framing adalah pembingkaian yang terdiri atas serangkaian sudut pandang konsep dan teoretis tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi masyarakat dalam melihat dan menyampaikan suatu kenyataan. Pembingkaian tersebut dapat terwujud dalam komunikasi atau pikiran antar pribadi dan kelompok. Faktanya, meski pun pembingkaian komunikasi yang terjadi dalam aktifitas framing tersebut nyata-nyata dikemas sebagai kebohongan yang sebenarnya menyalahi aturan, namun tetap saja hal itu berlanjut hingga masyarakat pun menjadi terpapar dari informasi yang salah yang sengaja disebar luaskan oleh tim sukses dari para pemenangnya masing-masing.

Dunia pendidikan memang selalu berpegangan kepada kekakuan untuk menjaga sebuah pengertian dan makna terhadap suatu istilah dalam bahasa. Namun politik adalah hal yang berbeda serta membutuhkan banyak kompromi terhadap istilah-istilah itu. Termasuk dalam pengambilan sebuah kata jujur, amanah, komitmen dan lain sebagainya. Meski pun figur yang diusung dilekatkan dengan istilah-istilah itu semestinya memiliki rekam jejaknya kearah apa yang disematkan kepadanya, akan tetapi hal itu dapat saja dimaksudkan sebagai hal yang akan terjadi kemudian, manakala figur tersebut dimenangkan dan menduduki jabatan yang di inginkannya. Artinya, kata-kata itu baru akan dibuktikannya sebagai hutang dalam bentuk janji dari kampanyenya.

Jika pada running teks yang tertera dipinggir lapangan sepak bola pada piala dunia saat ini terdapat tulisan "Impossible is nothing" yang artinya kemustahilan itu tidak ada atau jika tidak ada yang mustahil. Maka dalam penerapan politik pun demikian adanya, dimana bola liar dari beragamnya keinginan masyarakat dapat saja diolah sedemikian rupa hingga membuahkan hasil yang diharapkan oleh para pelakunya. Walau figur yang diusung oleh sebagian kecil masyarakat dan partai politik memiliki rekam jejak yang kurang baik dan bahkan tidak berprestasi, namun jika dikemas dalam bentuk framing yang baik, maka hal tersebut bisa saja membalikkan keadaan hingga membuahkan hasil yang baik pula. Cara inilah yang dianggap sebagian orang menjadi solusi politik saat ini.

Penggunaan teori framing saat ini sudah sedemikian berkembang sehingga dapat diterapkan pada beberapa bidang. Namun pengetahuan masyarakat tentang teori ini yang sangat rendah, khususnya pada komunikasi politik. Dimana, walau bagaimana pun dalam konteks politik dibutuhkan strategi komunikasi massa untuk menyampaikan pesan-pesan politik sebagai proses menyampaikan perspektif, sudut pandang hingga dikerjakannya agenda politik yang telah disetting sebelumnya. Termasuk bagaimana mengalihkan isu negatif dari seorang tokoh agar berimbas menjadi dukungan yang efektif dalam memperoleh suara. Cara ini bagi sebagian orang awam memang dianggap kurang elok, sehingga masyarakat sering menjadi baperan terhadap teori framing yang diterapkan ditengah mereka.

Bagi upaya politik yang sengaja mengangkat fakta-fakta kelemahan dan kesalahan guna meluruskan informasi yang beredar dianggap sebagai strategi kontra Framing terhadap kubu lawannya. Diakui atau tidak, banyak diantara konstituen pendukung masing-masing pihak yang saling menyerang. Apalagi framing yang dikembangkan semakin menjijikkan karena sarat dengan kebohongan, tipu muslihat, kelicikan, kemunafikan bahkan memainkan isu SARA yang menyeret agama yang berbau intoleransi guna merusak tatanan pergaulan sosial masyarakat hingga menggoyahkan persatuan bangsa. Maka tak heran jika para politikus pembohong terkesan begitu menyukai teori framing ini sebagai strategi memutarbalikkan fakta negatif dari figur yang diusungnya agar masyarakat menjadi salah dalam memilih pemimpinnya.

Oleh karenanya, menyebarkan informasi negatif lawan pun dianggap sebagai cara yang efektif agar masyarakat tidak terkecohkan. Sebab jika framing sesat itu dibiarkan, maka tidak tertutup Impossible is nothing itu benar-benar dapat diwujudkan oleh mereka. Namun anehnya, banyak yang beranggapan bahwa kontra framing tidak perlu diteruskan sehingga fakta keadaan negatif lawan dibiarkan tertutup sedemikian rupa, bahkan isu figur negatif yang diframing menjadi positif pun merebak tanpa adanya upaya untuk menutupnya. Hal ini tentu saja sangat keliru dan membahayakan, dimana kemungkinan besar yang terjadi justru masyarakat pada akhirnya akan mencoblosnya pula. Maka mau tidak mau, kontra framing merupakan strategi jitu dalam menutup berbagai isu politikus pembohong tersebut yang saat ini beredar di masyarakat.

Semoga tulisan ini bermanfaat.
#jkwguard #Andisalim #Toleransiindonesia #TI Mari Bertoleransi, silahkan share🙏

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TAHUN POLITIK MEMPENGARUHI TURUNNYA KINERJA PEMERINTAH

TAHUN POLITIK MEMPENGARUHI TURUNNYA KINERJA PEMERINTAH Penulis : Andi Salim 05/06/2023 Apa yang terbersit di pikiran masyarakat ketika memas...