Minggu, 22 Januari 2023

MEMAHAMI ARAH DAN TUJUAN GERAKAN TOLERANSI INDONESIA

28/8/2022

MEMAHAMI ARAH DAN TUJUAN GERAKAN TOLERANSI INDONESIA
Penulis : Andi Salim

Toleransi Indonesia lahir sebagai gerakan untuk menyuarakan sikap berbangsa dan bernegara khususnya bagi penguatan nasionalisme kebangsaan ditengah kita semua. Tentu saja hal ini dirasakan penting guna memberikan pemahaman secara utuh betapa dibutuhkannya pengertian legal state yang harus ditanamkan, tidak saja kepada kalangan individu, namun juga terkait kepada institusi dan lembaga agar memahami pondasi pergaulan yang konstitutif dan konstruktif serta bijaksana dalam penerapannya demi menempatkan empat pilar bangsa itu diatas kedudukannya yang seimbang dan harmonis, sehingga menciptakan atmosfer pergaulan yang menyejukkan.

Sebab masih banyak pihak baik perlakuan perorangan mau pun out put dari kelembagaan dan institusi yang belum seutuhnya menyadari bagaimana bersikap dan duduk sebagai petugas negara yang netral atas semua unsur kebhinekaan dan berbagai disparitas sosial dan ekonomi, sehingga cenderung mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang radikal serta memantik respon masyarakat lain yang menolak pernyataan atau statemen dari pihak-pihak oknum pemerintah tersebut. Bahkan dalam berbagai pengungkapannya, tak jarang vokal, verbal dan visual dari mereka yang bernada sara atau menjadi sleep of the tongue yang viral oleh respon netizen.

Pemahaman ajakan beragama serta tarik menarik kepentingan yang dirasakan perlu untuk masuk kearah ruang publik menjadi hal yang tak terhindarkan, alasan yang sering kita dengar adalah sosialisasi dan ajakan kepada masyarakat untuk lebih mencintai dan mendekatkan diri kepada umatnya. Tentu saja hal ini bisa dimaklumi, namun demikian himbauan dan ajakan diruang publik tersebut haruslah memiliki aturan yang jelas dan menjadi pembatas sekaligus pembeda dari kewenangan yang semestinya berlaku. Sebab kedudukan ruang publik adalah wilayah yang bukan merupakan ranah agama yang harus diberlakukan secara tegas, agar negara ikut menciptakan kondusifitas pergaulan ditengah masyarakat.

Dorongan inilah yang menjadi sasaran dan tujuan dari Gerakan Toleransi Indonesia ini agar negara hadir untuk menciptakan pemisah sekaligus memastikan bahwa pergaulan dan interaksi sosial dipahami oleh semua pihak, baik terhadap perbedaaan agama, suku dan lainnya. Oleh karenanya, komponen yang menjadi pergerakan ini tertuju kepada cara dan pemahaman kepada tatanan etika dan moral bangsa dalam merespon perbedaan itu sendiri. Harus disadari bahwa keyakinan yang di imani oleh seseorang merupakan finalisasi berpikir untuk menganutnya. Sekalipun agama itu datangnya dari Tuhan yang disampaikan melalui nabi dan rosulnya.

Dari fakta itu, kita pahami bahwa setiap orang akan memiliki kesadaran dan kemampuan untuk mengamalkan ajaran sesuai dengan perintah dan larangannya, serta tidak memaksa pihak lain untuk ikut meyakini tentang apa yang menjadi keyakinannya. Sebagaimana seruan :
لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ
Artinya : “Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.” Sehingga golongan islam tidak perlu mengajak, mendorong umat lain apalagi memaksakannya terhadap siapapun, kecuali hanya pada golongan dan kaum pemeluk sesama islam saja, hingga tercipta ukhwah islamiyah yang kuat dan terbangun secara utuh serta tidak pula terpengaruh oleh perbedaan keyakinan itu sendiri.

Garis pemahaman semacam inilah yang menjadikan perlunya Gerakan Toleransi Indonesia untuk memberikan dampak pada tatanan pergaulan yang sehat dan menyejukkan, terutama demi menjaga keseimbangan antara pentingnya fanatisme beragama dengan sikap menjaga keutuhan berbangsa dan bernegara ini ditengah perbedaan-perbedaan yang belum nyata terungkap pada masyarakat kita saat ini. Oleh karenanya, Gerakan Toleransi Indonesia ini tidaklah dimaksudkan sebagai haluan vertikal yang mengarah kepada hubungan struktural semata, melainkan membangun citra keagamaan dan keberagaman bagi semua pemeluknya agar menimbulkan efek persuasif dan preventif bagi perpecahan bangsa ini.

Kebutuhan akan suplemen kebijakan dan serangkaian konsep serta asas yang menjadi pedoman dan dasar perencanaan dalam pelaksanaan dan sikap bertoleransi yang bertujuan untuk menjaga tatanan ruang publik sebagai otoritas negara, tentu memerlukan kepemimpinan, dan cara bertindak agar dapat diterapkan pada setiap golongan dan instansi pemerintahan, organisasi serta kelompok pelaku sektor swasta, serta bagi setiap individu yang harus menyesuaikannya dengan peraturan dan hukum yang berlaku secara semestinya. Sebab bagaimana pun penegakan Hukum yang tegas berimplikasi terhadap wujud Keadilan, Kepastian, dan Kemanfaatan Hukum yang menuju harmonisasi kerukunan antar umat serta realitas kebhinakaan itu sendiri.

Pada akhirnya, para pihak baik pemerintah, umat beragama, budayawan, dan etnis, suku serta golongan apapun membutuhkan pelaksanaan sikap bertoleransi yang baik dalam artian memahami, membiarkan, menghormati kebebasan apapun yang dapat diperolehnya melalui pemahaman dan nilai-nilai kebersamaan dalam tatanan bernegara dari kehidupan yang berlandaskan pada falsafah bangsa Indonesia dan UUD45 yang tegak serta saling mematuhinya. Maka dari segalanya itu, Gerakan Toleransi Indonesia mengajak semua pihak khususnya dari seluruh komponen yang menyelimuti segenap kepentingan negara untuk sama-sama melakukan upaya kebaikan ini tentunya.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TAHUN POLITIK MEMPENGARUHI TURUNNYA KINERJA PEMERINTAH

TAHUN POLITIK MEMPENGARUHI TURUNNYA KINERJA PEMERINTAH Penulis : Andi Salim 05/06/2023 Apa yang terbersit di pikiran masyarakat ketika memas...