Penulis : Andi Salim
Peran agama dirasakan sangat penting dan menyentuh berbagai kebutuhan sisi kemanusiaan, sebab setiap individu beragama tidak ingin melanggar perintah dari apa yang diserukan melalui sanad agamanya. Tanpa terkecualikan dalam hal-hal privasi sekalipun, pengakuan untuk tunduk serta mematuhinya syariat agama, tentu telah tertanam dalam setiap pribadi masing-masing, walau seseorang itu tidak tampak sebagai orang yang taat dalam menjalankan prosesi ibadahnya. Semisalnya tidak mencuri dan menyebabkan kerugian bagi orang lain, serta membebani kewajiban dirinya untuk dipikul oleh siapapun, tentu saja hal itu akan dicegah dan sedapat mungkin tidak merusak tatanan kehidupan ini.
Meninggikan konsep Nahi Munkar, adalah bagian yang tidak terelakkan dalam syariat islam. Sebab betapa tidak, peran akhlak memang menjadi pintu terdepan dalam menampilkan sosok-sosok prilaku umat dalam mengambil pengertian untuk ikut memberikan dampak positif atas manifestasi sebuah pemahaman agama dari penganutnya. Prilaku umat adalah cermin bahwa islam berhasil memoles semangat individu dalam membangun tatanan sosial yang harmonis serta saling menghormati, sekaligus menampakkan fakta bahwa penerapan sikap Tasamuh / Toleransi merupakan akhlak yang sepatutnya dikedepankan di tengah keanekaragaman ciptaan Tuhan Azza Wa Jallla.
Keanekaragaman merupakan sebuah keniscayaan yang tak terhindarkan. Hal itu karena kemampuan setiap makhluk atau antar manusia yang relatif berbeda-beda pula. Perbedaan itu sesuai dengan potensi dan keadaan dari masing-masing individu dalam mewujudkan ekspresinya. Oleh karenanya, setiap orang atau bahkan binatang sekalipun memiliki output yang berbeda-beda sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimilikinya. Sebab itulah yang dimaksudkan sebagai azas ketergantungan dan saling melengkapi. Hal ini menampakkan bahwa setiap manusia membutuhkan kehadiran manusia yang lain untuk saling melengkapi bukan untuk menyamakan dan menciptakan keseragaman.
Peranan manusia tentu menampakkan sisi perbedaannya pula, hal itu disebabkan sifat dan keadaannya yang tidak seragam, apalagi penggunaan akal pikirannya yang memperlihatkan antusiasme terhadap sesuatu hal, maka perbedaan itu pun akan semakin menjadi fakta dari hulu hilir dari keadaan yang melekat pada setiap individu. Sebut saja temuan listrik pertama kali oleh Thales seorang cendekiawan asal Yunani sekitar tahun 600 Sebelum Masehi, yang kemudian dilanjutkan oleh Willian Gilbert, Alesandro Volta dan Michael Faradey. yang akhirnya ketersediaan listrik hingga saat ini yang digunakan hampir seluruh umat manusia. Hal ini membuktikan bahwa fakta perbedaan manusia berdampak positif bagi manusia yang lainnya.
Ajakan terhadap sikap bertoleransi bagi tujuan berbangsa dan bernegara harus dibuka seluas-luasnya dan tidak perlu ada yang ditutup-tutupi, sebab manifestasi toleransi adalah sikap untuk membiarkan dan menghormati eksistensi mereka dalam menampilkan sisi perbedaan untuk menghadirkan warna yang selaras dan harmonis terhadap sudut pandang tertentu, termasuk terhadap sisi keberadaan agama dan keyakinan mereka sekalipun. Apalagi dibalik itu, sikap toleransi diartikan sebagai cara menyerap dan kemampuan beradaptasi dari semua komponen bangsa dan negara ini. Pada akhirnya, kondisi perbedaan ini akan menimbulkan dampak positif bagi muara kecintaan terhadap NKRI sesungguhnya pula.
Ketika sikap bertoleransi ini telah mampu terwujud, tentu segala konflik dan perpecahan antarindividu maupun kelompok tidak akan terjadi sehingga segalanya lebih mengedepankan persatuan dan kesatuan berbangsa serta bernegara. Hal tersebut begitu penting mengingat bangsa Indonesia mempunyai latar belakang perbedaan yang beragam dan perspektif mana pun. Sikap toleransi itu sepatutnya dijaga demi merawat keutuhan dan solidaritas persaudaraan, tanpa memandang dan mempertajam persoalan perbedaan kedalam akidah masing-masing. Besarnya peran toleransi dalam kehidupan masyarakat harus benar-benar dipahami pada penerapannya disemua ruang-ruang publik.
Keluarga yang kuat adalah mereka yang tidak mudah termakan hasutan hingga menuju kepada pertengkaran yang tak berarti. Demikian pula halnya sebuah bangsa, kekokohan bangsa itu akan diuji pada berbagai ajakan dan hasutan guna didorong pada keretakan dan perpecahan. Sehingga ketahanan nasional dianggap tidak IMUN terhadap masuknya ideologi lain yang dapat menggoyahkan ketahanan nasional. Cara itu dapat merusak keberlangsungan tata kelola kenegaraan dan pupusnya tujuan berbangsa dan bernegara itu sendiri. Konsentrasi pada penanggulangan dari sisi internal secara terus menerus akan dapat mengikis gangguan stabilitas keuangan negara sehingga fokus pemerintah pada tujuan pembangunan kesejahteraan rakyatnya tercapai.
Sekiranya urusan semacam ini benar-benar telah mampu dikikis dan ditanggulangi secara bijaksana, maka dunia internasional pun tidak lagi memandang sebelah mata ke arah kita, bahwa indonesia telah menyelesaikan urusan internalnya sendiri untuk selanjutnya melangkah kepada politik luar negeri yang bebas dan aktif. Sebab bagaimana pun, tidak mungkin kita membantu mengurusi konflik negara lain, sementara dirumah sendiri saja kita masih dalam suasana kegaduhan yang tiada hentinya berkelahi. Kesadaran akan hal ini menjadi cerminan bagi kita semua, bahwa kekompakkan dan menyejukkan bangsa ini adalah bagian yang terpenting sebagai wajah bangsa seutuhnya.
Semoga tulisan ini bermanfaat.
#jkwguard #Andisalim #Toleransiindonesia #TI Mari Bertoleransi, silahkan share
Meninggikan konsep Nahi Munkar, adalah bagian yang tidak terelakkan dalam syariat islam. Sebab betapa tidak, peran akhlak memang menjadi pintu terdepan dalam menampilkan sosok-sosok prilaku umat dalam mengambil pengertian untuk ikut memberikan dampak positif atas manifestasi sebuah pemahaman agama dari penganutnya. Prilaku umat adalah cermin bahwa islam berhasil memoles semangat individu dalam membangun tatanan sosial yang harmonis serta saling menghormati, sekaligus menampakkan fakta bahwa penerapan sikap Tasamuh / Toleransi merupakan akhlak yang sepatutnya dikedepankan di tengah keanekaragaman ciptaan Tuhan Azza Wa Jallla.
Keanekaragaman merupakan sebuah keniscayaan yang tak terhindarkan. Hal itu karena kemampuan setiap makhluk atau antar manusia yang relatif berbeda-beda pula. Perbedaan itu sesuai dengan potensi dan keadaan dari masing-masing individu dalam mewujudkan ekspresinya. Oleh karenanya, setiap orang atau bahkan binatang sekalipun memiliki output yang berbeda-beda sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimilikinya. Sebab itulah yang dimaksudkan sebagai azas ketergantungan dan saling melengkapi. Hal ini menampakkan bahwa setiap manusia membutuhkan kehadiran manusia yang lain untuk saling melengkapi bukan untuk menyamakan dan menciptakan keseragaman.
Peranan manusia tentu menampakkan sisi perbedaannya pula, hal itu disebabkan sifat dan keadaannya yang tidak seragam, apalagi penggunaan akal pikirannya yang memperlihatkan antusiasme terhadap sesuatu hal, maka perbedaan itu pun akan semakin menjadi fakta dari hulu hilir dari keadaan yang melekat pada setiap individu. Sebut saja temuan listrik pertama kali oleh Thales seorang cendekiawan asal Yunani sekitar tahun 600 Sebelum Masehi, yang kemudian dilanjutkan oleh Willian Gilbert, Alesandro Volta dan Michael Faradey. yang akhirnya ketersediaan listrik hingga saat ini yang digunakan hampir seluruh umat manusia. Hal ini membuktikan bahwa fakta perbedaan manusia berdampak positif bagi manusia yang lainnya.
Ajakan terhadap sikap bertoleransi bagi tujuan berbangsa dan bernegara harus dibuka seluas-luasnya dan tidak perlu ada yang ditutup-tutupi, sebab manifestasi toleransi adalah sikap untuk membiarkan dan menghormati eksistensi mereka dalam menampilkan sisi perbedaan untuk menghadirkan warna yang selaras dan harmonis terhadap sudut pandang tertentu, termasuk terhadap sisi keberadaan agama dan keyakinan mereka sekalipun. Apalagi dibalik itu, sikap toleransi diartikan sebagai cara menyerap dan kemampuan beradaptasi dari semua komponen bangsa dan negara ini. Pada akhirnya, kondisi perbedaan ini akan menimbulkan dampak positif bagi muara kecintaan terhadap NKRI sesungguhnya pula.
Ketika sikap bertoleransi ini telah mampu terwujud, tentu segala konflik dan perpecahan antarindividu maupun kelompok tidak akan terjadi sehingga segalanya lebih mengedepankan persatuan dan kesatuan berbangsa serta bernegara. Hal tersebut begitu penting mengingat bangsa Indonesia mempunyai latar belakang perbedaan yang beragam dan perspektif mana pun. Sikap toleransi itu sepatutnya dijaga demi merawat keutuhan dan solidaritas persaudaraan, tanpa memandang dan mempertajam persoalan perbedaan kedalam akidah masing-masing. Besarnya peran toleransi dalam kehidupan masyarakat harus benar-benar dipahami pada penerapannya disemua ruang-ruang publik.
Keluarga yang kuat adalah mereka yang tidak mudah termakan hasutan hingga menuju kepada pertengkaran yang tak berarti. Demikian pula halnya sebuah bangsa, kekokohan bangsa itu akan diuji pada berbagai ajakan dan hasutan guna didorong pada keretakan dan perpecahan. Sehingga ketahanan nasional dianggap tidak IMUN terhadap masuknya ideologi lain yang dapat menggoyahkan ketahanan nasional. Cara itu dapat merusak keberlangsungan tata kelola kenegaraan dan pupusnya tujuan berbangsa dan bernegara itu sendiri. Konsentrasi pada penanggulangan dari sisi internal secara terus menerus akan dapat mengikis gangguan stabilitas keuangan negara sehingga fokus pemerintah pada tujuan pembangunan kesejahteraan rakyatnya tercapai.
Sekiranya urusan semacam ini benar-benar telah mampu dikikis dan ditanggulangi secara bijaksana, maka dunia internasional pun tidak lagi memandang sebelah mata ke arah kita, bahwa indonesia telah menyelesaikan urusan internalnya sendiri untuk selanjutnya melangkah kepada politik luar negeri yang bebas dan aktif. Sebab bagaimana pun, tidak mungkin kita membantu mengurusi konflik negara lain, sementara dirumah sendiri saja kita masih dalam suasana kegaduhan yang tiada hentinya berkelahi. Kesadaran akan hal ini menjadi cerminan bagi kita semua, bahwa kekompakkan dan menyejukkan bangsa ini adalah bagian yang terpenting sebagai wajah bangsa seutuhnya.
Semoga tulisan ini bermanfaat.
#jkwguard #Andisalim #Toleransiindonesia #TI Mari Bertoleransi, silahkan share
Tidak ada komentar:
Posting Komentar