Jumat, 20 Januari 2023

PERJUANGAN DEMI MENEGAKKAN TOLERANSI INDONESIA YANG BERLIKU

15/09/2022

PERJUANGAN DEMI MENEGAKKAN TOLERANSI INDONESIA YANG BERLIKU
Penulis : Andi Salim

Gerakan Toleransi Indonesia harus sedapat mungkin menjadi netral dan lebih mengedepankan pro kepada nilai-nilai Kebhinekaan dan NKRI, artinya tidak boleh berpihak kepada salah satu agama, meski pun komponen didalamnya lebih didominasi dari kalangan muslim. Hal ini demi menjaga agar Toleransi Indonesia dapat diterima pada semua kalangan umat beragama. Maka sewaktu diadakan acara temu kader 2019 lalu, ada yang mengartikan bahwa Gerakan Toleransi Indonesia seolah-olah berdiri sebagai pihak yang membela eksistensi non muslim semata.

Tentu saja hal ini menjadi keliru, tudingan tersebut justru datangnya dari salah seorang sahabat kami yang memeluk ajaran sesama muslim dimana beliau pun memiliki keyakinan yang sama dengan agama yang saya anut sejak saya dilahirkan, oleh karenanya, ucapan dan kalimat yang terlontar dari pernyataan yang saya sampaikan pun sedikit bergetar pada saat saya memberikan penyampaian pandangan pandangan mengenai pentingnya kedudukan toleransi bagi bangsa ini, apalagi acara itu dihadiri para Pejabat pemerintah Kota Tangerang Selatan serta tokoh masyarakat lainnya.

Namun upaya mengajak semua kalangan yang khususnya mereka dari kalangan muslim agar memahami sisi kelembutan Islam dari apa yang diserukan KH Hasyim Muzadi yang menggarisbawahi bahwa Islam sebenarnya berdiri diatas sikap yang lembut ( Wal yatalattof ) dan memiliki kepedulian yang tinggi bagi eksistensi agama lain, adalah hal yang menguatkan saya untuk meneruskan perjuangan Toleransi Indonesia ini. Apalagi terdapat yang tegas dari PBNU bagi seruan Islam Nusantara, hal ini membesarkan hati saya tentunya.

Adapun ungkapan Quraish Shihab tentang perjanjian Rasulullah dengan kaum Nasrani yang dituangkan kedalam perjanjian Najran dan diketahui oleh umat Islam hingga berlaku sampai akhir zaman, dimana isinya antara lain, membela umat Nasrani sebagaimana ia membela keluarga dekatnya, umat muslim harus membantu kaum nasrani termasuk dalam pembangunan gereja didalamnya, dan bahwa kaum muslimin dianjurkan untuk menolong dan memberikan bantuan kepada mereka tanpa membebankannya sebagai hutang, itu pun menjadi garis perjuangan saya yang mendasari pemikiran ini akhirnya.
 

Memperjuangkan nilai-nilai Islam itu menjadi bagian keharusan kita sebagai umat Islam. Termasuk menciptakan suasana damai ditengah masyarakat yang mayoritas muslim pun tidak kalah pentingnya. Sebab siapa pun harus merasakan kebaikan atas buah kebaikan dari ajaran Rosulallah ini untuk menyebarkan nilai kebaikan atas pemahaman agamanya secara konsisten untuk disampaikan sebagai seruan Islam yang lembut serta memiliki platform yang Rahmatan Lil Alamin sebagai pijakan yang mesti dipertahankan.

Sifat Islam yang mayoritas itu dapat diartikan bahwa dalam berjuang walau hanya sedikit saja pergerakan yang kita lakukan, tentu akan berdampak secara seistemik bagi kalangan masyarakat luas Indonesia saat ini, untuk itu diperlukan sikap saling menghargai dan menghormati kepada mereka yang menjadi non muslim agar memperoleh perlakuan yang baik dari kita selaku umat yang umum. Tentu hal ini menjadi kebijakan yang diharapkan, baik bagi mereka yang merasa terintimidasi dari sikap Islam garis keras, atau ajakan yang berhaluan untuk mengembangkan politik identitas.

Kita harus berkaca pada sikap Gus Dur pada masa lalu pun demikian, ketika menjadi Presiden, beliau bahkan melepaskan apa yang selama ini tertahan dan terikat pada pembatasan gerak dari hal yang selama ini disumbat, baik secara keagamaan atau pun budaya yang dikekang oleh aturan dan undang-undang yang dahulu sengaja diciptakan pada masa sebelumnya. Demi hal itu Gus Dur mendorong pengakuan atas pihak Konghucu untuk memperoleh pengesahannya yang diakui secara undang-undang.

Sering Islam dimaknai sebagai komponen yang tertutup, maka upaya melepaskan sendi-sendi keterbukaan adalah kunci bagi setiap umat islam untuk melakukan kiprah yang dinamis dibandingkan hanya mengandalkan proteksi dan sikap mayoritas dalam tekanan dogma dan sifat konservatisme semata. Pendapat saya ini tidaklah berlebihan, namun wawasan dan pola pikir yang saat ini menuntut penyesuaian pada sisi lain agar Islam berkembang adalah bentuk dinamisasi progresif yang dibutuhkan oleh kalangan umat Islam itu sendiri.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TAHUN POLITIK MEMPENGARUHI TURUNNYA KINERJA PEMERINTAH

TAHUN POLITIK MEMPENGARUHI TURUNNYA KINERJA PEMERINTAH Penulis : Andi Salim 05/06/2023 Apa yang terbersit di pikiran masyarakat ketika memas...