Penulis : Andi Salim
Penyebaran informasi di jejaring sosial harus sesuai dengan fakta dan data yang kuat. Dengan begitu, dapat terhindar dari jeratan hukum UU ITE, seperti ujaran kebencian, SARA dan penghinaan kepada seseorang atau penguasa. Walau banyak kasus ujaran kebencian belakangan ini marak diungkap oleh aparat kepolisian. Namun kebanyakan hanya berakhir dengan imbuhan materai Rp 10.000 saja, hal ini menampakkan hukum kita tidak berpihak pada suburnya penegakkan hukum untuk bertindak sekecil apapun kesalahan yang dilakukan seseorang, termasuk melakukan perbuatan menyebarkan fitnah dan hasutan kebencian terhadap bangsa dan negara.
Terdapat sebuah ungkapan dalam menyampaikan sesuatu, hal itu biasanya dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari penyampaian yang sopan, hingga menggunakan ungkapan lain agar apa yang dimaksudkan tersampaikan. Penggunaan Ironi merupakan salah satu pilihan, sebab majas ini merupakan sindiran yang umumnya menggunakan kata kiasan dengan makna yang bertentangan dengan keadaan sebenarnya. Seperti contoh berikut ini : "Rumahmu ditata sangat rapi, sampai-sampai aku kesusahan untuk duduk dimana". Hal itu tentu menggambarkan keadaan yang sebaliknya.
Negri kita ini unik dan selalu ingin berbeda dari bangsa lain di dunia, maka dalam hal apapun saat ini keadaan kita selalu saja menjadi berbeda, Bukankah sejak kecil kita banyak menerima nasehat atau pelajaran mengenai kesabaran, tapi masyarakat malah menjadi semakin tidak sabar dan cenderung menjadi pemarah, ditambah lagi pelajaran mengenai kejujuran, bangsa kita malah menyukai Korupsi dan pungli yang marak diberbagai lapisannya, sepertinya bangsa Indonesia senangnya dengan hal yang bersifat terbalik dan selalu ingin melawan himbauan pemerintah.
Termasuk disuruh bersikap toleransi malah memilih intoleran, begitu juga jika dihimbau untuk memperkuat persatuan, masyarakat kita malah lebih menyukai perpecahan dan memisahkan diri dari NKRI dengan menjadi pemberontak. Apalagi masyarakat pun dipertontonkan betapa perlakuan Fadli Zon yang sama sekali jauh dari perbuatan berjasa terhadap bangsa dan negara, justru malah mendapat penghargaan Bintang Mahaputera Nararya yang merupakan bintang penghargaan dari presiden kepada warga sipil yang dianggap telah berjasa secara luar biasa pula.
Oleh karenanya, mesti ada program yang bertentangan dengan hal yang semestinya, seperti program pengkhianatan terhadap bangsa dan negara, anjuran untuk saling memusuhi antar suku dan agama, serta merusak persatuan dan kesatuan agar tidak lagi terhimpun dalam semboyan Bhineka Tunggal Ika, tentu nanti hasilnya akan terbalik juga, namun menjadi hal yang positif, Sebab program yang bertentangan dengan tujuan berbangsa dan bernegara, pasti akan ditentang dan dilawan pada sisi sebaliknya. maka hasilnya akan tumbuh positif dan rakyat pun menjadi nasionalisme sejati yang bangga terhadap bangsa dan negara ini.
Tentu cara-cara diatas merupakan sikap pesimis yang terpaksa harus dilakukan jika para intelektual dan penegak bangsa ini sudah tidak lagi mau ambil perduli pada kebaikan masa depan bangsa dan negara ini, dimana generasi mudanya tumbuh bagaikan taman yang tak lagi tersentuh oleh tangan-tangan terampil untuk menatanya, himbauan untuk tidak diam dan ikut bergeming pada keadaan sekarang, apalagi banyak negara yang dirampas oleh pengkhianat bangsanya sendiri akibat hasutan pihak asing, tentu membawa dampak tersendiri bagi kita semua. Dibutuhkan daya tolak yang kuat dan upaya membangkitkan generasi muda yang disadarkan oleh setiap elemen yang berkepentingan guna mempertahankan kedaulatan bangsa ini tentunya.
Sesungguhnya masih banyak hal baik yang bisa ditanamkan pada generasi muda saat ini, agar mereka menjadi kebanggaan bangsa dan negara, salah satunya adalah kepedulian terhadap isu lingkungan dan menyuntikkan pemahaman wawasan terhadap semboyan Bhineka Tunggal Ika agar menyukai perbedaan dan tidak mengecilkan makna perbedaan itu sendiri yang pada akhirnya justru menampakkan sikap Ego pribadi dan identitasnya semata. Sebab, sekecil apapun perilakunya untuk menjaga Toleransi yang semestinya terbangun, akan berdampak pada lingkungan pergaulannya yang sehat dan tidak terkotak-kotakkan oleh batasan SARA yang melekat pada bangsa ini.
Menjaga kelangsungan hidup dari semua perbedaan yang nyata pada setiap masyarakat serta bagaimana seseorang menjadi terbiasa untuk peduli pada sesama manusia dan lingkungan disekitarnya, merupakan upaya agar generasi muda kita harus lebih banyak menerima himbauan secara terus-menerus agar sosialisasi dan interaksi serta bermedia sosial secara bijaksana. Mereka tidak boleh sembarangan membagikan sesuatu yang mengandung hal yang terlarang di dunia internet, baik pada group-group whatsap, Facebook dan lain sebagainya yang mudah ditersebar kepada pihak lain sehingga menjadi persoalan hukum dikemudian hari.
Larangan dan pengetahuan mengenai hal itu harus segera dikuasai agar informasi yang menyinggung privasi orang lain serta menyebarkan atau memberikan informasi hoaks di internet yang bisa terancam pidana pasal 310 dan 311 KUHP dan Undang-Undang ITE tidak terjadi. Apalagi informasi yang disebarkan itu menjurus pada hasutan dan ujaran kebencian terhadap pemerintah dan Presiden yang dapat menjeratnya secara hukum. Perlunya upaya nyata dari generasi muda sebagai ujung tombak dan simpul pemersatu bangsa dalam rangka membangkitkan kembali semangat patriotisme, wawasan kebangsaan dan rasa nasionalisme yang tinggi di kalangan masyarakat.
#Andisalim #jkwguard
#TNIindonesia
#Polisiindonesia
#Toleransiindonesia
Mari kita suarakan
Terdapat sebuah ungkapan dalam menyampaikan sesuatu, hal itu biasanya dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari penyampaian yang sopan, hingga menggunakan ungkapan lain agar apa yang dimaksudkan tersampaikan. Penggunaan Ironi merupakan salah satu pilihan, sebab majas ini merupakan sindiran yang umumnya menggunakan kata kiasan dengan makna yang bertentangan dengan keadaan sebenarnya. Seperti contoh berikut ini : "Rumahmu ditata sangat rapi, sampai-sampai aku kesusahan untuk duduk dimana". Hal itu tentu menggambarkan keadaan yang sebaliknya.
Negri kita ini unik dan selalu ingin berbeda dari bangsa lain di dunia, maka dalam hal apapun saat ini keadaan kita selalu saja menjadi berbeda, Bukankah sejak kecil kita banyak menerima nasehat atau pelajaran mengenai kesabaran, tapi masyarakat malah menjadi semakin tidak sabar dan cenderung menjadi pemarah, ditambah lagi pelajaran mengenai kejujuran, bangsa kita malah menyukai Korupsi dan pungli yang marak diberbagai lapisannya, sepertinya bangsa Indonesia senangnya dengan hal yang bersifat terbalik dan selalu ingin melawan himbauan pemerintah.
Termasuk disuruh bersikap toleransi malah memilih intoleran, begitu juga jika dihimbau untuk memperkuat persatuan, masyarakat kita malah lebih menyukai perpecahan dan memisahkan diri dari NKRI dengan menjadi pemberontak. Apalagi masyarakat pun dipertontonkan betapa perlakuan Fadli Zon yang sama sekali jauh dari perbuatan berjasa terhadap bangsa dan negara, justru malah mendapat penghargaan Bintang Mahaputera Nararya yang merupakan bintang penghargaan dari presiden kepada warga sipil yang dianggap telah berjasa secara luar biasa pula.
Oleh karenanya, mesti ada program yang bertentangan dengan hal yang semestinya, seperti program pengkhianatan terhadap bangsa dan negara, anjuran untuk saling memusuhi antar suku dan agama, serta merusak persatuan dan kesatuan agar tidak lagi terhimpun dalam semboyan Bhineka Tunggal Ika, tentu nanti hasilnya akan terbalik juga, namun menjadi hal yang positif, Sebab program yang bertentangan dengan tujuan berbangsa dan bernegara, pasti akan ditentang dan dilawan pada sisi sebaliknya. maka hasilnya akan tumbuh positif dan rakyat pun menjadi nasionalisme sejati yang bangga terhadap bangsa dan negara ini.
Tentu cara-cara diatas merupakan sikap pesimis yang terpaksa harus dilakukan jika para intelektual dan penegak bangsa ini sudah tidak lagi mau ambil perduli pada kebaikan masa depan bangsa dan negara ini, dimana generasi mudanya tumbuh bagaikan taman yang tak lagi tersentuh oleh tangan-tangan terampil untuk menatanya, himbauan untuk tidak diam dan ikut bergeming pada keadaan sekarang, apalagi banyak negara yang dirampas oleh pengkhianat bangsanya sendiri akibat hasutan pihak asing, tentu membawa dampak tersendiri bagi kita semua. Dibutuhkan daya tolak yang kuat dan upaya membangkitkan generasi muda yang disadarkan oleh setiap elemen yang berkepentingan guna mempertahankan kedaulatan bangsa ini tentunya.
Sesungguhnya masih banyak hal baik yang bisa ditanamkan pada generasi muda saat ini, agar mereka menjadi kebanggaan bangsa dan negara, salah satunya adalah kepedulian terhadap isu lingkungan dan menyuntikkan pemahaman wawasan terhadap semboyan Bhineka Tunggal Ika agar menyukai perbedaan dan tidak mengecilkan makna perbedaan itu sendiri yang pada akhirnya justru menampakkan sikap Ego pribadi dan identitasnya semata. Sebab, sekecil apapun perilakunya untuk menjaga Toleransi yang semestinya terbangun, akan berdampak pada lingkungan pergaulannya yang sehat dan tidak terkotak-kotakkan oleh batasan SARA yang melekat pada bangsa ini.
Menjaga kelangsungan hidup dari semua perbedaan yang nyata pada setiap masyarakat serta bagaimana seseorang menjadi terbiasa untuk peduli pada sesama manusia dan lingkungan disekitarnya, merupakan upaya agar generasi muda kita harus lebih banyak menerima himbauan secara terus-menerus agar sosialisasi dan interaksi serta bermedia sosial secara bijaksana. Mereka tidak boleh sembarangan membagikan sesuatu yang mengandung hal yang terlarang di dunia internet, baik pada group-group whatsap, Facebook dan lain sebagainya yang mudah ditersebar kepada pihak lain sehingga menjadi persoalan hukum dikemudian hari.
Larangan dan pengetahuan mengenai hal itu harus segera dikuasai agar informasi yang menyinggung privasi orang lain serta menyebarkan atau memberikan informasi hoaks di internet yang bisa terancam pidana pasal 310 dan 311 KUHP dan Undang-Undang ITE tidak terjadi. Apalagi informasi yang disebarkan itu menjurus pada hasutan dan ujaran kebencian terhadap pemerintah dan Presiden yang dapat menjeratnya secara hukum. Perlunya upaya nyata dari generasi muda sebagai ujung tombak dan simpul pemersatu bangsa dalam rangka membangkitkan kembali semangat patriotisme, wawasan kebangsaan dan rasa nasionalisme yang tinggi di kalangan masyarakat.
#Andisalim #jkwguard
#TNIindonesia
#Polisiindonesia
#Toleransiindonesia
Mari kita suarakan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar