Penulis : Andi Salim
Tulisan merupakan kreasi dan sekaligus alat komunikasi yang efektif dalam menyampaikan gagasan, dan tidak hanya itu, tulisan pun mampu membalikkan fakta apapun termasuk sejarah dengan segala investasi yang tertanam pada masa lalu. Apalagi tulisan itu tentang politik yang hampir selalu mendapatkan perhatian dan tingkat keterbacaan tinggi serta lebih banyak digemari bila dibandingkan tema atau objek lain. Hal tersebut bisa menjadi indikator bahwa besarnya minat masyarakat pada pemberitaan dan ulasan politik khu
susnya politik dalam negeri atau pun yang terjadi dinegara lain.
Kekuatan sebuah tulisan itu sangat tergantung dari bobot dan keluasan wawasan dari penulisnya, semakin tinggi narasi yang dibangun, maka semakin tinggi pula animo pembaca yang dapat diserap oleh seorang penulis, bahkan sebuah tulisan menjadi sangat bernilai tinggi manakala unsur yang ditulis itu menjadi viral dan digemari masyarakat luas sehingga membangkitkan paradigma baru terhadap kebuntuan komunikasi antara masyarakat dengan penguasanya.
Maka tulisan yang baik itu harus mengandung sikap netralitas dan tidak canggung dalam memainkan peran bagi tumbuhnya objektifitas berfikir ditengah masyarakat saat ini. Sebab mau tidak mau, diminta atau tidak, ada saja pihak yang berkemampuan untuk menerobos kebiasaan dari sesuatu kebuntuan dan kekakuan dari komunikasi itu sebagai jembatan dalam memaparkan problem solving yang menjadi solusi bagi kedua belah pihak antara kekuasaan dengan masyarakat yang dipimpinnya.
Pada Hari ini 9 Februari 2021, biasa diperingati sebagai Hari Pers Nasional. Hari ini merupakan hari para jurnalis dimana jasa mereka dikenang dalam memperjuangkan kemerdekaan serta mengawal pembangunan Indonesia hingga saat ini. Disamping itu, terdapat beberapa pahlawan nasional ternyata ada yang berlatar belakang penulis bahkan sebagai jurnalis. Meski dahulu mereka harus berjuang melawan pemerintahan kolonial Belanda, seperti Mohammad Hatta yang telah menjadi salah satu pahlawan nasional juga berperan sebagai jurnalistik. Beliau mulai menulis sejak dirinya bersama Sutan Syahrir yang ditangkap dan diasingkan Belanda ke Boven Digul dan Banda Neira pada 25 Februari 1934.
Disamping itu terdapat juga pahlawan nasional lain seperti Ki Hajar Dewantara, yang juga dikenal sebagai Bapak Pendidikan Nasional, beliau adalah seorang aktivis pergerakan kemerdekaan RI serta politikus dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi dari masa penjajahan Belanda, dan sekaligus juga pendiri Taman Siswa. Ki Hajar Dewantoro juga seorang wartawan. Ia memulai kariernya sebagai penulis dan wartawan di beberapa surat kabar. Pada saat itu, Ki Hajar menjadi salah satu penulis andal lantaran tulisannya dikenal komunikatif dan tajam serta sangat anti terhadap penjajahan.
Pejuang kemerdekaan lain yang gemar melawan penjajahan Belanda melalui tulisan adalah Tan Malaka. Ia juga dikenal sebagai seorang pengajar anak-anak kuli di perkebunan teh di Sanembah, Tanjung Morawa, Deli Serdang - Sumatra Utara. Selain mengajar, ia juga menulis beberapa propaganda untuk para kuli yang dikenal juga dengan sebutan Deli Spoor.
Hadirnya dunia Digital dan alih teknology masa kini yang berkembang pesat, menjadikan Informasi dan akses pemberitaan tidak lagi didominasi oleh industri pers. Jika dulu, aktor-aktor politik bergantung pada koran dan televisi untuk menjangkau publik. Maka Kini, mayoritas figur publik dapat menebar citra lewat akun Twitter mereka sendiri. Di saat yang sama, industri pers kini dihidangkan dengan pilihan yang sangat banyak dan luas hanya untuk sekedar menjajakan jaringan media mereka di internet dan media sosial.
Kecermatan membaca situasi saat ini untuk mendorong bangkitnya industri media telah semakin kompleks dengan segala sarana gadget yang tersedia, dibutuhkan kedekatan dan jangkauan yang lebih dekat dan penguasaan kebutuhan publik secara komprehensive dalam melakukan suplai informasi kepada setiap individu sebagai raja atas sebuah pelayanan publik. Jika media jurnalis tidak ikut melakukan ekspansi gagasan kearah pemanfaatan kemajuan teknologi dan pola komunikasi yang dibangun, maka sudah barang tentu para jurnalis kita akan tertinggal dalam fashion style dari generasi saat ini yang terus merangkak kearah modernitasnya.
#Toleransiindonesia
Mari kita suarakan💪
Tidak ada komentar:
Posting Komentar