Senin, 20 Februari 2023

BAGAIMANA CARA MELUNTURKAN FANATISME BERAGAMA YANG RADIKAL DAN EKSTREM

8/05/2022

BAGAIMANA CARA MELUNTURKAN FANATISME BERAGAMA YANG RADIKAL DAN EKSTREM
Penulis : Andi Salim

Keyakinan merupakan sikap percaya yang ditunjukkan oleh manusia yang menyimpulkan bahwa dirinya telah memperoleh suatu kebenaran. Walau pada konteksnya manusia belum membuktikan kebenaran dari apa yang diyakininya itu sebagai kebenaran yang hakiki. Perbedaan atas tingkatan keyakinan merupakan suatu prinsip yang dianggap benar tanpa ada keraguan sedikit pun. Termasuk kepada simbol-simbol agama dan identitas agama yang dianut umatnya. Dari sanalah hubungan vertikal antara manusia dan Tuhan-Nya, dan hubungan horizontal atau hubungan antar umat sesama umatnya.

Syiar agama yang berlandaskan kebenaran dan kebaikan selalu mengedepankan pemaknaan iman terhadap semua pengikutnya, yaitu pembenaran dalam hati yang disertakan dengan lisan mau pun perbuatan. Sebab agama apapun yang diturunkan Tuhan ke dunia ini mempunyai implikasi yang sangat dibutuhkan oleh setiap manusia, seperti kebutuhan akan ketenangan, ketentraman hidup, bebas dari keresahan dan kegelisahan, serta selalu memperoleh bimbingan kearah kebenaran dan kebaikan itu sendiri. Aspek keyakinan menjadi syarat mutlak untuk bergabung kedalam agama apapun.

Tentu saja setiap agama memiliki Kitab Suci, dimana kitab tersebut mengandung pedoman dan petunjuk untuk menjalani kehidupan baik dunia mau pun akhirat yang diturunkan sebagai bacaan, pembelajaran, pengetahuan, pemahaman, pengamalan sekaligus aspek peribadatan yang diperlukan guna diamalkan oleh para pengikutnya. Sehingga setiap umat dapat mengimaninya serta memiliki budi pekerti yang baik, taat dalam peribadatan, bersosialisasi antar sesama manusia secara luhur, dan mengetahui seputar sejarah peradaban manusia sejak diciptakannya.

Peribadatan manusia merupakan salah satu kegiatan penting yang selalu dilakukan oleh setiap umat beragama. Dalam hal ini, kegiatan menyembah Tuhan yang Maha Esa itu bertujuan untuk memohon petunjuk sekaligus perlindungan darinya. Dalam kaitannya terhadap sosial kemanusiaan, bahwa peribadatan pun menjadi solusi bagi para umatnya untuk mendapatkan petunjuk agar setiap pribadi manusia mampu mengimplementasikan ajaran agama tersebut secara komprehensif ke dalam seluruh lini kehidupan. Maka tak heran, jika setiap umat selalu mengawali segala aktifitasnya dengan memohon petunjuk dari Tuhan yang maha kuasa.

Pengakuan manusia terhadap keberadaan Tuhan Yang Maha Esa, adalah bahwa Tuhan mampu memberi jaminan atas kehidupan semua umat manusia. Tuhan sebagai zat yang Maha Sempurna. Sedangkan manusia berada dalam ketidaksempurnaan yang menjalin hubungan dengan Sang Pemilik Kesempurnaan itu. Hubungan manusia akan merasa nyaman jika manusia menjalin hubungan dengannya. Keadaan yang selalu ada dan senantiasa dibuktikan, tentu disematkan kepadanya sebagai sikap Tuhan yang konsisten seperti dari terbitnya matahari serta datangnya malam.

Semestinya setiap manusia dapat mencari keberadaan Tuhan melalui agama-agama yang diturunkannya. Bahkan benang merah dari agama samawi, Tak sedikit menceritakan tentang keberadaan Tuhan yang menampakkan sisi Kekuasaannya atas segala sesuatu dari kitab-kitab yang telah diturunkannya, bahkan Dia pun menceritakan diberbagai kesempatan lain, sebagai peristiwa yang tercatat dalam Kitab-kitab suci lain seperti pada kitab suci agama Hindu, Budha dan Konghucu, yang dapat dibaca sekiranya para umat manusia itu tidak dibatasi oleh fanatisme beragama yang ekstrem dan cenderung radikal.

Pilar Bhinneka Tunggal Ika yang kita junjung tinggi, memang belum menyentuh segala aspek Keyakinan termasuk kesetaraan eksistensi beragama. Perlunya memahami kondisi agama lain yang secara utuh demi memperoleh khasanah dari perspektif kebenaran dan kebaikan, belum disetarakan kepada realitas di permukaannya. Dan tidak hanya sampai disitu, dinamika pergesekan antar mazhab pun menjadi kegaduhan, apalagi terhadap keyakinan asli yang saat ini belum mendapat porsi ideal dari keadilan yang semestinya. Kenyataan ini tentu menjadi keprihatinan kita semua, betapa eksistensi agama pun harus dinyatakan dalam bentuk angka-angka.

Sebaik-baiknya manusia tentu mereka yang secara sadar mengakui keberadaan Tuhannya. Namun terdapat definisi yang berbeda dari paham agnostik dan merupakan suatu paham yang muncul dari suatu pandangan yang percaya akan adanya Tuhan jika mereka dapat membuktikannya secara ilmiah, sedangkan pada kondisi lain, para penganut Ateis pun memiliki pandangan yang bahkan tidak percaya akan adanya Tuhan dan menolak keberadaannya. Jika berbagai pandangan itu belum menjamur di Indonesia, betapa kita tetap menjadi sebaik-baiknya suatu bangsa yang sama-sama percaya akan adanya Tuhan serta mampu menjaga kerukunan dari berbagai umat beragama.

Semoga tulisan ini bermanfaat
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TAHUN POLITIK MEMPENGARUHI TURUNNYA KINERJA PEMERINTAH

TAHUN POLITIK MEMPENGARUHI TURUNNYA KINERJA PEMERINTAH Penulis : Andi Salim 05/06/2023 Apa yang terbersit di pikiran masyarakat ketika memas...