Rabu, 22 Februari 2023

BAGAIMANA MENOLAK SEGALA PUJIAN DENGAN CARA YANG LEMAH LEMBUT


2/03/2022

BAGAIMANA MENOLAK SEGALA PUJIAN DENGAN CARA YANG LEMAH LEMBUT
Penulis : Andi Salim

Bagaimana sekiranya tuhan menciptakan jika kehidupan kita sekarang ini hanya terdiri dari kaum laki-laki atau perempuan saja, atau semata-mata anak dan istri kita dengan bentangan bumi seluas ini, atau sekurang-kurangnya hidup dengan hewan tanpa tumbuhan sebagaimana padang tandus yang terbentang di segala penjuru dunia. Mungkin kita semua merasakan, betapa hidup ini membosankan sehingga kehadiran tikus sekalipun menjadi dambaan bagi siapa saja untuk sekedar menambah perhatian kita kepada sesuatu hal selain untuk diri kita sendiri.

Sekiranya banjir memang menjadi kondisi yang kurang bisa di syukuri, toh buktinya ada saja suasana kegembiraan yang dihadirkan oleh anak-anak yang justru memanfaatkannya sebagai momen kesenangan untuk bermain ditengah meluapnya air dari kondisi seperti itu, dimana para orang merasa terganggu untuk menyelamatkan perabotan rumahnya, hingga menyalahkan pemerintah daerah yang kurang tanggap untuk bagaimana meminimalisir atau setidaknya mengantisipasi keadaan semacam itu, atau paling tidak kita pun bersikap kritis pada upaya yang dianggap payah dalam mengatasinya.

Atau coba sekali waktu dibayangkan jika kita merasa pintar sendirian dengan lawan bicara yang sering datar tanpa ekspresi serta pembicaraan yang monoton dan membosankan dengan lawan bicara dari beberapa orang tetangga yang di istilahkan oleh generasi saat ini dengan sebutan GAK NYAMBUNG, maka tentu saja kita pun akan berkurung dirumah masing-masing demi menghindari dari komunikasi yang sia-sia. Bila dibandingkan dengan status atau jabatan seseorang yang prestisius sehingga berbanding terbalik dengan keadaan disekitarnya. Tentu saja ini menjadi masalah yang serius pada akhirnya.

Lalu bagaimana mengatasi persoalan semacam ini, apakah kita harus merubah keadaan disekitarnya, atau kita yang malah menyesuaikan diri pada keadaan tersebut. Sebab jika hal ini terus berlangsung serta tidak merubah frekwensi yang responsif terhadap kondisi seperti ini, maka tidak jarang seseorang akan terus mencari penyebab dari akar persoalan semacam ini termasuk jika seseorang tersebut berada pada keadaan dibawah garis kemiskinan, sehingga tidak tertutup kemungkinan pada akhirnya yang bersangkutan justru akan menyalahkan sang pencipta yang menempatkan dirinya pada keadaan yang demikian sulitnya.

Maka tidak sedikit dari seseorang yang mendapati keadaan tersebut direspon dengan sikap kefrustasian yang tiada henti-hentinya. Apalagi jika dikaitkan dengan musibah yang menimpanya, sekiranya terjadi kematian yang menimpa salah satu keluarga bahkan terhadap anak, suami atau istrinya yang disebabkan oleh perbuatan orang lain, baik sengaja atau pun akibat kelalaian dari orang lain sebagai penyebab hal itu terjadi. Maka sering pula nasehat yang harus kita terima adalah dengan menjadikan Tuhan sebagai penentu dari jalannya takdir yang telah ditentukannya. Disinilah simpul berhentinya suatu perkara, bahwa Tuhan menjadi penentu atas segalanya.

Akan tetapi pada persoalan yang berbeda, kita menjadi sulit menerima fakta, bahwa Tuhan pun menciptakan kondisi yang beragam tanpa pernah menyeragamkannya. Termasuk mengapa tumbuhan itu tidak sama tingginya serta hewan-hewan yang terdiri dari karnivora dan herbivora. Apalagi jika dikaitkan dengan adanya agama dan budaya yang berbeda-beda dari pilihan diantara umat manusia, dimana secara turun temurun hal itu menjadi tradisi dan disiplin keluarga dalam mengestafetkan keyakinan serta budaya itu bagi kelangsungan yang menjadi adat istiadat dari masing-masing keluarga atau daerahnya.

Jika pun seseorang meyakini kebenaran dan menemukan konektifitas antara apa yang diyakininya melalui pemahaman keagamaannya, sehingga memandang perlu mengajak orang lain untuk mengikuti kebenaran yang diyakininya, untuk apa hal itu harus dipaksakan, bahkan menjadi perseteruan yang sengit bahkan tidak sedikit yang mengkafir-kafirkan orang lain hanya demi tujuan untuk menyadarkan seseorang atau menampakkan kebenaran yang diyakininya tersebut. Apakah sedemikian hebatnya sifat heroik yang dimiliki seseorang sehingga mementingkan keselamatan umat manusia dari persepsi kebenaran yang dimilikinya.

Cara pandang seseorang tentu bagaimana orang tersebut menjalani kehidupan dan membekali daya tangkapnya atas nilai-nilai kebenaran itu sendiri, maka tidak jarang hal itu menjadi kontra produktif bagi pihak lain yang melihat takaran kebenaran itu sebagai hal yang bertingkat-tingkat, termasuk menempatkannya pada skala prioritas hidupnya. Sebab banyak dari seseorang yang berhasil serta menjadi kaya raya, lalu mengajak kedua orang tua untuk hidup layaknya apa yang dimilikinya, namun hal itu justru tertolak dan para orang tua justru memilih hidup dikampung sebagaimana yang mereka jalani sehari-hari.

Seseorang harus dapat memahami bahwa burung sekali pun akan memilih hidupnya yang bebas di hutan belantara apapun, dari pada terkurung di sangkar emas yang serba dicukupi makanan yang nikmat sekalipun. Oleh karenanya, panggilan untuk mendapatkan kehormatan dari cara-cara yang demikian sebaiknya dipertimbangkan, walau diakui bahwa tidak sedikit pula yang ingin memperoleh bantuan agar dirinya memperoleh petunjuk yang lebih baik, namun ada banyak pula yang sebenarnya menjadi mengadopsinya secara salah, sehingga menganggap bahwa pihak pemberi petunjuk tersebut dikultuskan sebagai tangan Tuhan walau dirinya belum tentu pada posisi yang demikian pula.

Upaya untuk meluruskan pemahaman orang lain tentu baik, namun membiarkan siapapun yang menganggap dirinya sendiri pada dugaan sebagai seorang yang mulia tentu harus pula ditolak, sebab tak jarang justru Tuhan lebih mengancam kepada mereka yang menyembunyikan dirinya untuk tenggelam pada pujian dari manapun atau dari siapapun yang menjerumuskannya. Sebab hanya Tuhanlah yang sepatut dan sepantasnya untuk dipuji, sedangkan manusia hanya berharap agar Tuhan pun menyelamatkan dirinya dari ancamannya yang Maha Pedih.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TAHUN POLITIK MEMPENGARUHI TURUNNYA KINERJA PEMERINTAH

TAHUN POLITIK MEMPENGARUHI TURUNNYA KINERJA PEMERINTAH Penulis : Andi Salim 05/06/2023 Apa yang terbersit di pikiran masyarakat ketika memas...