Senin, 20 Februari 2023

BANGSA INDONESIA HARUS MENJADI PRIBADI YANG INDEPENDEN DALAM MENENTUKAN SIKAPNYA

14/07/2021

BANGSA INDONESIA HARUS MENJADI PRIBADI YANG INDEPENDEN DALAM MENENTUKAN SIKAPNYA
Penulis : Andi Salim

Sesungguhnya Politik identitas adalah sebuah alat politik dengan menggunakan entitas seperti etnis, suku, budaya, agama atau yang lainnya untuk tujuan tertentu, sebagai bentuk kekuatan dan alat perjuangan atau dapat juga sebagai alat untuk menunjukan jati diri suatu kelompok atau golongan tertentu. Keadaan politik identitas muncul dalam kelompok tertentu yang terpinggirkan dan tidak bisa masuk dalam kelompok tertentu. Mereka berusaha membawa identitas seperti agama, ras, kelas sosial, untuk mengatasi ketidakadilan yang diterima oleh suatu kelompok. Di Indonesia sendiri, politik identitas tumbuh subur, seperti ketika memilih pemimpin yang menggunakan pertimbangan agama.

Sebagian kalangan berpendapat bahwa masalah utama Indonesia terletak pada kemiskinan. Namun patut diketahui bahwa kemiskinan terjadi akibat dari adanya kebodohan. Jika dilihat dari sisi pendidikan, mayoritas masyarakat Indonesia masih rendah. Sejak orde lama, era orde baru, dan dilanjutkan pada di era reformasi, pendidikan masyarakat Indonesia 76 persen hanya tamat SMP, dan sebagian malah tidak tamat SD. Hanya enam persen yang sarjana, itupun masih banyak yang menganggur. Hal ini menjadikan efek keterpurukan baik dibidang ekonomi mau pun politik diberbagai daerah.

Mengutip laman resmi Kementerian Keuangan (Kemenkeu), anggaran pendidikan di APBN 2020 yakni sebesar Rp 508,1 triliun atau meningkat 6,2 persen dibandingkan tahun 2019 sebesar Rp 478,4 triliun. Dikatakan Mentri keuangan, Sri Mulyani yang menyebutkan, bahwa sumber daya manusia (SDM) adalah aset yang paling berharga dan paling penting bagi suatu bangsa. Kemajuan suatu bangsa katanya sangat bergantung pada kebijakan pemerintah dalam meningkatkan kualitas SDM tersebut. Dukungan itu diberikan demi peningkatan kualitas SDM meski merupakan tanggung jawab dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Peningkatan wawasan dan ilmu pengetahuan masyarakat hanya dapat disalurkan kepada mereka yang menempuh pendidikan formal saat ini. Akan tetapi bagi golongan masyarakat lain, atau mereka yang terlanjur tidak meneruskan pendidikan, maka tentu pengembangan wawasan dan pengetahuan itu di pengaruhi oleh situasi informal yang melekat disekitar mereka. Namun minimnya kegiatan tersebut, mejadikan wawasan dan pengetahuan kebangsaan ditengah masyarakat saat ini yang mudah terombang ambing dan terseret pada prinsip yang keliru.

Sehingga masyarakat tidak memiliki prinsip yang kokoh dan sumber pengetahuan yang tepat dalam mengembangkan ekonomi dan kepesertaan pada sikap politik yang tepat untuk menunjang kemajuan bangsanya. Hal itu terlihat dari mudahnya mereka terseret pada ajakan untuk mengikuti ajakan atau hasutan dari siapa yang menyeret mereka agar menyuburkan politik identitas yang dikemas dengan ekonomi yang dihembuskan untuk mendatangkan kesejahteraan walau hal itu jauh dari kemungkinan untuk dapat direalisasikan.

Hal itu tentu saja mengkonfirmasi bahwa masyarakat kita belum menemukan bentuk dari sifat independen yang semestinya dimiliki. Dimana orang sikap independen itu memiliki jiwa yang mandiri, berwawasan dan berpengetahuan yang cukup kuat dalam membentengi diri meski arti mandiri dalam kata ini bukan berarti tidak membutuhkan bantuan orang lain. Kepribadian yang independen adalah kemandirian sikap dalam konteks keteguhan dalam pendirian, berbicara dan menentukan sikapnya. Sehingga tidak mudah terseret dan ikut-ikutan pada arus yang merusak keutuhan bangsa ini.

Dalam pengertiannya, independen juga dapat didefinisikan sebagai sikap netral atau tidak memihak kepada salah satu pihak atau golongan. punya kekuasaan dan kewenangan untuk menetukan sikapnya secara sendiri, serta merdeka dan tidak didominasi oleh pihak lain. Secara etimologi kata Independen berarti merdeka, berdikari, tidak bergantung kepada orang lain, serta berdaulat, . Penggunaan kata independen banyak digunakan pada berbagai hal seperti keuangan, profesi, politik, ekonomi, dan lain sebagainya.

Namun pada kenyataannya, masyarakat kita masih jauh untuk memiliki sikap seperti ini, dan malah terseret atau terombang ambing oleh pihak-pihak yang memanfaatkannya. Sehingga tidak heran jika para pengusung politik identitas itu begitu mudah dan menjadi subur dalam memperoleh partisipasi rakyat dari cara mereka yang memanfaatkan sebagian besar masyarakat kita yang masih kurang dalam wawasan dan pengetahuannya.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TAHUN POLITIK MEMPENGARUHI TURUNNYA KINERJA PEMERINTAH

TAHUN POLITIK MEMPENGARUHI TURUNNYA KINERJA PEMERINTAH Penulis : Andi Salim 05/06/2023 Apa yang terbersit di pikiran masyarakat ketika memas...