Minggu, 19 Februari 2023

KENAPA PANITIA FORMULA-E KECEWA TANPA SPONSOR BUMN

4/06/2022

KENAPA PANITIA FORMULA-E KECEWA TANPA SPONSOR BUMN
Penulis : Andi Salim

Saat ini heboh berita mengenai Ketua panitia ahmad syarini mengatakan bahwa ketidak ikut sertaannya BUMN menjadi Sponsor Formula-E yang akan dilaksanakan sabtu tanggal 4 juni 2022 hari ini, yang menurut beliau sangat bernuansa politik pada perhelatan pilpres 2024 yang akan datang, sebab menurutnya olah raga bukan sebagai ajang politik, sebagaimana yang beliau sampaikan. Namun disisi lain masyarakat menilai, bahwa justru beliaulah yang menurut pemahaman masyarakat yang ingin menarik dukungan pemerintah pusat khususnya melalui kementrian BUMN agar sponsor perusahaan BUMN itu turut serta dalam kegiatannya.

Proyek formula-E sudah memakan waktu yang panjang disamping modal yang dikeluarkan pun tidak sedikit. Segala kritik pernah dilontarkan oleh berbagai masyarakat bahwa proyek ini merupakan ambisi Anis Baswedan semata untuk menjadikan perhelatan ini sebagai pencitraan sang Gubernur semata. Bahkan banyak kalangan yang menilai agar pemerintah pusat tidak ikut campur pada dampak yang akan diakibatkan oleh penyelenggaraannya. Sehingga kehati-hatian penggunaan anggaran dari biaya sponsor yang akan dikeluarkan menjadi kekhawatiran pemangku kewenangannya. Apalagi feedback yang dihasilkan pun belum tentu berbanding lurus dengan aktifitas bisnis yang mereka kelola.

Saat ini saja, dari semua perusahaan BUMN masih membutuhkan Penyertaan Modal Negara, dimana kondisi mereka sedang kurang sehat dan posisi keuangan pasca penggabungan dari beberapa perusahaan bidang sejenis pun belum menampakkan hasil yang bisa cukup dibanggakan. Malah menurut pendapat masyarakat, BUMN kita seharusnya menutup diri dari gangguan eksternal termasuk permohonan dana-dana dan sumbangan apapun, kecuali hanya fokus pada pengganggaran core bussinesnya semata. Tentu saja kebijakan itu yang ditunggu oleh masyarakat dari peran kementrian BUMN yang dirasakan penting dan genting tersebut.

Jika pun saat ini berdasarkan fakta survey bahwa terdapat nama beliau sebagai salah satu yang digadang-gadang masyarakat untuk masuk bursa capres 2024, namun tidak serta merta segala bentuk aktifitas sosial dari peran serta BUMN yang memang mewajibkannya untuk ikut perduli terhadap keberlangsungan sosial masyarakat dan mengkemasnya sebagai sumbangan yang diselundupkan bagi pencalonan dirinya. Kecurigaan dari ketua panitia Formula-E tersebut dirasakan sangat berlebihan dan cenderung tak beralasan, dan kurang memahami keadaan dari perusahaan-perusahaan BUMN yang saat ini sedang masa pemulihannya.

Sejak dahulu bahkan hingga jaman sebelum Jokowi berkuasa, BUMN kita tidak terlihat mandiri, walau memang terdapat beberapa perusahaan yang surplus pada neraca keuangannya, namun lebih banyak lagi yang terus menerus pada kondisi yang cenderung merosot dan manjadi sapi perah dari rezim yang berkuasa. Apakah masyarakat kita masih mencurigai hal itu, tentu saja tidak. Saat ini masyarakat cenderung lebih bersifat menuduh bahwa pola-pola lama masih melekat diberbagai struktur pengelola BUMN kita, khususnya pada sektor pengendali kebijakannya. Maka, pengetatan pengawasan dan penggunaan anggaran pun semakin menuntut tranparansi yang terbuka hingga kepada hal yang terkecil sekalipun.

Perhelatan Formula-E yang hari ini digelar tentu diharapkan akan berdampak pada sektor-sektor lain, sehingga tidak sekedar euforia ajang perhelatan internasional yang miskin akan feedback positif. Masyarakat pun menunggu sejauh mana kontribusi penyelenggaraannya akan berdampak pada sektor-sektor lain khususnya sektor pariwisata dari surutnya pandemi yang terjadi di Indonesia saat ini. Jika tantangan ini terjawab, maka sudah barang tentu masyarakat akan mengapresiasi dari gagasan Anis Baswedan yang berani mengambil resiko atas biaya penyelenggaraannya yang sangat besar tersebut.

Mau tidak mau, bahwa dampak positif sekiranya ajang Formula-E ini berhasil akan menambah track record Anis Baswedan selaku capres 2024 nantinya, walau dibalik itu masyarakat pun mempertanyakan kegagalan-kegagalan yang lain dari janji kampanyenya yang terkesan muluk dan minim prestasi itu. Sebab walau bagaimana pun, penilaian masyarakat akan mencakup segala aspek, baik penanganan banjir, kebijakan anggaran serta efisiensi dari pelaksanaan proyek yang dijalankan. Disamping itu, bagaimana fungsi anggaran itu menjadi efektif yang terkait dengan kesejahteraan masyarakat, tentu saja itu menjadi finalnya. Sebab objektifitas dari semua kebijakan adalah bagaimana mendorong masyarakatnya menjadi sejahtera.

Kita semua tentu pada akhirnya merasa senang, terlepas dari rasa suka atau tidak suka pada sosok Anis Baswedan, namun masyarakat pun harus sportif untuk menilai, bahwa apapun yang dihasilkan oleh beliau pantas untuk dinilai. apalagi tujuannya untuk mendapatkan citra positif bagi keikutsertaanya sebagai calon Presiden 2024 nanti. Namun satu hal yang harus di ingatkan, bahwa pembangunan sebuah image masyarakat yang terlanjur negatif pun akan semakin sulit dirubah sekiranya selama masa jabatannya dihabiskan untuk menciptakan rasa tidak percaya dan menjadikan banyak orang merasa pesimis. Walau berharap agar berbalik kearah positif pun merupakan bagian sebuah upaya pula.

Semoga tulisan ini bermanfaat.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TAHUN POLITIK MEMPENGARUHI TURUNNYA KINERJA PEMERINTAH

TAHUN POLITIK MEMPENGARUHI TURUNNYA KINERJA PEMERINTAH Penulis : Andi Salim 05/06/2023 Apa yang terbersit di pikiran masyarakat ketika memas...