Senin, 20 Februari 2023

MEMBANGUN NASIONALISME KEBANGSAAN DIBALIK FANATISME BERAGAMA

9/05/2022

MEMBANGUN NASIONALISME KEBANGSAAN DIBALIK FANATISME BERAGAMA
Penulis : Andi Salim

Nasionalisme adalah paham untuk menumbuhkan rasa cinta Tanah Air. Sedangkan tujuan nasionalisme adalah memberikan identitas suatu bangsa serta kesadaran akan potensial bangsa yang aktual untuk mempertahankan dan mengabadikan diri guna membangun kemakmuran serta semangat kebangsaannya. Fanatisme adalah ketertarikkan pada suatu ajaran yang diyakini secara kuat. Seringkali sikap fanatik ini juga akan mempengaruhi seseorang untuk berpegangan kepada keimanannya demi tujuan hidup dan tidak pula mudah berputus asa.

Fanatisme disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adanya keyakinan bahwa ideologi yang dianutnya merupakan satu-satunya kebenaran yang semestinya dibela, sehingga adanya ideologi lain yang berbeda, seperti berlakunya ideologi negara harus digantikan. Termasuk pada aspek lain yang dalam konteks bernegara agar membawa fanatisme beragamanya agar bisa diterapkan pada prinsip-prinsip muamalah dan syariah guna menggantikan sistem pemerintahan yang berlaku, dimana mereka beranggapan bahwa hal itu tidak sesuai dengan apa yang menjadi keyakinannya.

Walau pada pemahaman semacam itu, fanatisme merupakan unsur yang selayaknya dimiliki oleh umat agama manapun, oleh karena sifat fanatik yang diartikan sebagai ketertarikkan pada suatu keyakinan atau agama sebagai tuntunan hidup seseorang, namun jika ditambahkan radikalisme dan ekstremisme, tentu menjadi hal yang berbeda. Sebab pada pemahaman radikalisme adalah upaya mengekspresikan keyakinan untuk menciptakan gelombang perubahan sosial dan politik yang besar dengan menggunakan cara-cara yang ekstrem atau sebagai perubahan yang tajam ditengah masyarakat.

Tidak sedikit yang menyalahkan agama tertentu atas aksi teroris yang menjatuhkan banyak korban jiwa. Namun, bukankah sudah sepatutnya masyarakat Indonesia sadar dan paham bahwa terorisme adalah musuh semua orang termasuk organisasi keagamaan dan negara sekalipun. Memerangi terorisme dan gerakan intoleransi sebagai musuh bersama merupakan hal yang tidak mudah, apalagi sebatas penangkapan oknumnya saja, terdapat pihak-pihak yang melakukan pembelaan kearah mereka baik secara terang-terangan atau pun tersembunyi.

Bagaimana pun tidak ada kelompok yang ingin dikait dengan tindak kejahatan teroris, sehingga diperlukan kehati-hatian, jangan sampai "menepuk air di dulang terpercik muka sendiri", sebagaimana kata pepatah diatas. Pemilihan kata untuk menguraikan mana kelompok Toleransi dan intoleransi sebagai batas pembeda, serta bertingkatnya fanatisme beragama dengan etika militansi beragama, yang merupakan produk dari kekakuan cara beragama yang eksplosif serta memiliki watak intoleran, sehingga memanifestasikan keterlibatan agama ke dalam suasana politik.

Intoleransi itu dapat saja datang dari kesalahan memahami ajaran agama, krisis pemaknaan agama, atau problem indoktrinasi agama. Keadaan itu harus diluruskan agar setiap umat dapat menemukan pengertian dan pemahamannya secara presisi sesuai dengan kaidah dan kemurnian dari tujuan agama itu sendiri. Ada pun jembatan menuju sikap nasionalisme terhadap bangsa dan negara sebagai wadah apresiasi agama, adalah sikap Toleransi yang baik dan menjunjung tinggi perbedaan itu sebagai khasanah ciptaan Tuhan sebagai keindahan untuk saling melengkapi.

Oleh karenanya, kita harus melihat bahwa Gerakan Toleransi Indonesia sebagai solusi dalam menciptakan keharmonisan dari para penganut fanatisme dari agama yang berbeda tersebut kedalam nuansa nasionalisme yang utuh dan menyatu, bukan malah menuding GTI sebagai kelompok pro terhadap rezim yang berkuasa, ada pun jika terdapat uraian untuk memisahkan mana pengusung Toleransi dan non toleransi itu memang sepatutnya kita pertegas ke dalam demarkasi imajiner agar menjadi jelas dan terbuka, agar mengetahui mana yang sekedar fanatik terhadap agama yang memang sepatutnya diperlukan.

Disinilah segalanya harus kita perjelas tanpa bermaksud menyudutkan golongan tertentu atau anggapan yang keliru ditengah penegakan sikap berbangsa dan bernegara itu sendiri. Saya, anda dan kawan-kawan lain sekalian, mungkin bisa mencermati dari apa yang disampaikan melalui berbagai tayangan serta penulisan agar umat beragama tidak terjerumus untuk secara dalam kepada sifat kelompok yang mengajaknya kepada prilaku sektoral, termasuk memupuk politik elektoral yang terus-menerus hingga mengesankan bahwa agama itu menjadi pantas untuk ditunggangi.

Semoga tulisan ini bermanfaat
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TAHUN POLITIK MEMPENGARUHI TURUNNYA KINERJA PEMERINTAH

TAHUN POLITIK MEMPENGARUHI TURUNNYA KINERJA PEMERINTAH Penulis : Andi Salim 05/06/2023 Apa yang terbersit di pikiran masyarakat ketika memas...