MEMBUKA PEMAHAMAN TOLERANSI DALAM MENEMUKAN MAKNA KEMERDEKAAN BANGSA SESUNGGUHNYA
Penulis : Andi Salim
Tidak lama lagi Hari kemerdekaan Indonesia akan tiba, Sebagaimana biasanya euforia masyarakat menyambut hari kemerdekaan terbilang tinggi. Berbagai macam perlombaan, pemasangan bendera hingga pelaksanaan upacara bendera dilaksanakan dikantor-kantor pemerintahan baik pusat atau daerah. Kegiatan ini semacam rutinitas sekaligus wujud kecintaan dan kebanggaan terhadap eksistensi bangsa dan negara. Namun sejauh mana sikap nasionalisme itu bertahan dan dipertahankan, hal inilah yang menjadi pertanyaan bagi kita semua.
Sesungguhnya cinta adalah suatu emosi dan kasih sayang yang kuat serta ketertarikan pribadi. Cinta juga dapat diartikan sebagai suatu perasaan dalam diri seseorang akibat faktor pembentuknya. Dalam konteks filosofi cinta merupakan sifat positif yang mewarisi semua kebaikan, serta bentuk saling perduli antara satu dan lainnya yang dinampakkan melalui sikap dari masing-masing pihak. Sehingga tidak pun diminta, seseorang akan melakukan apapun untuk mengamankan, meringankan, tekanan atau hal-hal lain bagi dampak yang dirasakan oleh yang dicintainya.
Belakangan ini begitu maraknya framing identitas yang sengaja ditonjolkan untuk mendapatkan perhatian yang berbeda, hal semacam ini sebenarnya merupakan privasi yang dimiliki dari masing-masing individu yang tidak perlu mendapat respon berlebihan. Sebab diatas kecintaan terhadap bangsa dan negara, penghapusan sekat intimidasi verbal pada sebutan mayoritas dan minoritas atau muslim dan non muslim seharusnya telah berakhir sejak kemerdekaan ini dikumandangkan. Sebab jika tidak, belenggu ini akan menjadi penjajahan baru yang menyandra kekuatan bangsa seutuhnya.
Bangsa kita harus bangkit dari ketertinggalan atas dikotomi semacam ini, ruang pembangunan dan kekuatan bangsa terletak pada kemampuan SDM yang bertumpu pada aspek kemampuan seperti profesionalitas, kapabilitas untuk mengupayakan berkembangnya technology serta pemanfaatan Resources yang dimiliki bangsa ini. Sehingga aspek kekuatan semacam inilah yang seharusnya dikedepankan, bukan identitas baik agama dan golongan atau sikap kesukuan yang justru memperkecil makna kecintaan dan kemajuan yang akan diraih sebuah bangsa.
Apalagi jika kita melihat pada sisi pertarungan global yang semakin membutuhkan daya saing dan kesiapan dari para pemainnya, maka arus kekuatan nasional harus lebih tajam memperlihatkan sisi kepribadian bangsa dan negaranya. Sehingga Nasionalisme bangsa indonesia akan menjadi gaung pada kancah persaingan global dimata dunia internasional pula. Sebab hanya melalui strategy inilah branded suatu produk yang dihasilkan akan menjadi kebanggaan yang sekaligus menciptakan kebanggaan yang tinggi dan kokoh bagi segenap rakyat Indonesia.
Kecintaan pada bangsa dan negara saat ini terseret oleh pemikiran untuk kembali flashback pada akar identitas asal yaitu golongan, agama dan kesukuan yang memunculkan jembatan intoleransi sebagai relasi yang kuat guna mengembalikan kepada sikap ke akuan yang mengecil dan sempit. Lemahnya wawasan kebangsaan dan rendahnya pengetahuan sendi-sendi kenegaraan yang masih mengendap pada sebagian masyarakat kita tentu menjadikan intoleransi ini tumbuh subur dan berkembang secara cepat. Hal ini akan menjadi hambatan yang serius bagi tumbuh kembangnya kecintaan terhadap NKRI pada akhirnya.
Jika penyebaran intoleransi yang berkembang itu bersifat terstruktur, sistematis dan masif oleh karena diduga ada pihak yang mendanainya, maka tidak heran jika mereka terus bertumbuh di beberapa daerah. Akan tetapi, tidak demikian dengan aktifitas penyebaran Toleransi di Indonesia. Kegiatan semacam ini hanya sebatas himbauan dan literasi serta minimnya dukungan pemerintah baik pusat mau pun daerah yang terpanggil untuk hadir, bukan saja pada sisi pembiayaan kegiatannya, namun sarana dan prasarana pun semestinya disediakan pula.
Kesadaran untuk cinta kepada bangsa dan negara bukan berarti membiarkan segalanya menjadi bebas. Sebab kegiatan intoleransi ini dapat menimbulkan perpecahan. Tidak hanya itu, tapi juga menjadi hilangnya rasa persatuan dan kesatuan. Sejak bergulirnya reformasi, banyak masyarakat menyampaikan pendapat di muka umum secara bebas. Akan tetapi masih banyak disalahartikan oleh sebagian masyarakat yang beranggapan bahwa kebebasan berpendapat berati kita boleh berbicara dan berbuat semaunya sendiri. Kita adalah negara yang berkemampuan tinggi dan kaya dalam segala hal, kiranya harus selalu waspada tentunya. Selamat merayakan kemerdekaan Indonesia
ini blog khusus untuk tulisan-tulisan dari Bapak Andi Salim, seorang tokoh toleransi di wilayah Gunung Sindur Rawa Kalong Bogor, sangat bagus untuk bacaan-bacaan opini dari beliau
Minggu, 19 Februari 2023
MEMBUKA PEMAHAMAN TOLERANSI DALAM MENEMUKAN MAKNA KEMERDEKAAN BANGSA SESUNGGUHNYA
3/08/2022
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
TAHUN POLITIK MEMPENGARUHI TURUNNYA KINERJA PEMERINTAH
TAHUN POLITIK MEMPENGARUHI TURUNNYA KINERJA PEMERINTAH Penulis : Andi Salim 05/06/2023 Apa yang terbersit di pikiran masyarakat ketika memas...
-
15/10/2022 BENTURAN KEPENTINGAN MENCIPTAKAN PERBEDAAN Penulis : Andi Salim Siapa yang tidak ingin sama dalam segala hal, terutama bagi pasa...
-
13/08/2022 INDONESIA DITENGAH PUSARAN KRISIS GLOBAL YANG MENGHANTUI DUNIA Penulis : Andi Salim Jika ingin menguasai suatu negara, cara yang ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar