Minggu, 19 Februari 2023

MENGAPA MERAGUKAN JOKOWI PADAHAL KITA PUN SANGSI ATAS SIKAP SENDIRI

27/06/2022

MENGAPA MERAGUKAN JOKOWI PADAHAL KITA PUN SANGSI ATAS SIKAP SENDIRI
Penulis : Andi Salim

Banyak yang menyangsikan kemampuan Jokowi. Namun, bukankah dia memang sering menciptakan kesangsian publik termasuk ketika dia hadir sebagai kandidat walikota solo, lantas menuju pilgub untuk bertarung dengan foke sebagai incoumben saat itu, serta menuntaskannya rubber set atas Prabowo dengan pukulan drop shotnya yang mengecohkan lawan politiknya. Lantas kita pun ragu ketika beliau akan hadir ketengah-tengah pendemo 212 dimana masanya yang saat itu sangat membludak, namun dengan santainya dirinya malah berada diantara para pendemo tersebut. Atau ketika dia bersikeras ke kabupaten Nduga untuk melihat keadaan disana, dimana tak seorang Presiden indonesia pun yang pernah menjabat berani menginjakkan kakinya disana.

Ditambah lagi kebijakan penenggelaman kapal nelayan yang dulu pernah kita kagumi, sehingga masyarakat berpikir bahwa itu inisiatif Susi Pudjiastuti namun belakangan baru kita tahu bahwa spirit pemberantasan pencurian laut indonesia itu justru berasal dari keberanian dirinya. Bahkan pengakuan kemenangan pilpres 2019 dari sosok rivalitasnya yaitu Prabowo Subianto yang sulit diajak kompromi, dimana pada akhirnya mereka malah terlihat sangat dekat, termasuk kesediaan sang Nasionalisme sejati itu untuk membantu kabinetnya guna duduk sebagai Kemenhan saat ini.

Atau cerita 2014 ketika JK meragukan dirinya jika menjadi Presiden bahkan menyebutnya dengan kata-kata yang kurang pantas. Akan tetapi, pada akhirnya JK malah bersedia diajak mendampinginya sebagai Wapres 2014-2019 dimana publik pun terbelalak atas kemenangannya yang memutarbalikkan prediksi banyak orang. Sehingga dengan tersipu JK mengkoreksi pernyataannya yang sama sekali tidak terbukti bahkan menyandingkan efektifitas kerja Jokowi terhadap majikan beliau sebelumnya yaitu SBY yang disebutnya hanya membakar anggaran negara melalui program subsidinya.

Ditambah lagi, Jokowi pun telah menjawab keraguan dan kritik yang disampaikan Prof. Anwar Abbas yang justru berbalik dengan menawarkan solusi untuk menyediakan lahan yang luas bagi upaya program apapun jika ingin dimunculkan demi perbaikan bangsa dan negara ini. Belum lagi dari pihak yang acapkali berseberangan, dimana Fadli Zon dan Fachri Hamzah malah diberikan penghargaan Bintang Maha Putera walau masyarakat menolak keputusan itu, karena dinilai tidak berjasa dan sama sekali tidak pantas menyandang penghargaan tersebut.

Sederet rangkaian kontroversi itu pernah dilakukannya, seakan menelanjangi prediksi dan pengamatan semua pihak, tidak saja dari kalangan pengamat politik, namun juga dari kalangan akademisi yang sulit menebak kemana arah keputusannya kemudian. Berbagai keraguan pada akhirnya surut seiring pendapat dan pengakuan dari berbagai pihak, tanpa kecuali lawan politiknya sekalipun. Sebab beliau selalu bermain diruang yang sempit serta tersekat oleh aturan dan UU yang ketat pula. Hal itulah yang menjadi keahliannya dalam menuntaskan segala persoalan.

Sesungguhnya kita sendirilah yang semestinya ragu akan pendapat apapun yang kita sampaikan, sebab sebagian dari kita sering berpandangan pada lompatan jauh, sementara jokowi melihat pada perspektif sederhana, pendek dan efisien, namun tepat sebagai penuntas masalah yang ada. Coba saja kita cermati, bahwa banyak program pemerintah sebelumnya yang pupus hanya sebatas wacana semata, namun beliau justru bersikukuh untuk mewujudkan program tersebut yang selama ini mangkrak dan tertinggal pada tataran konsep dan proposal belaka.

Semestinya kita melihat hal ini sebagai pijakan berfikir, bahwa kita tidak perlu muluk-muluk ingin menggapai sesuatu, sementara apa yang didepan mata justru tidak tergarap secara cermat, sehingga optimalisasi apapun tidak akan dapat diraih dan hasilnya pun tidak pernah maksimal. Kesederhanaan penampilannya, serta corak komunikasi yang mengiringi setiap langkahnya adalah penanda bahwa dirinya tidak menyukai intuisi ketinggian semu yang akan menghempaskan kita semua pada keadaan yang menyakitkan. Beliau lebih suka pada jangkauan pendek untuk menapaki keberhasilan setahap demi setahap.

Masih pula kita ingat sewaktu pandemi covid-19 mendarat di Indonesia, semua kebingungan dan pendapat pun penuh kesimpangsiuran tanpa kepastian. Ketika itu, banyak negara yang memberlakukan Lock Down sebagai solusi mengatasinya. Namun beliau menolak hal itu dan bersikukuh dengan PPKM sebagai cara mengatasi pandemi tersebut. Dibalik langkahnya yang tegas tersebut. Beliau pun memesan vaksin dengan jumlah yang tak tanggung-tanggung dan memberlakukan kebijakan vaksinasi gratis kepada seluruh rakyat indonesia, sontak saja hal itu mendatangkan protes dari kalangan elit politik yang asal bicara dalam mengeluarkan pendapatnya. Namun jawaban itu baru terasa benar ketika rakyat Malaysia justru menyalahkan pemerintahnya yang tidak mengikuti jejak jokowi.

Fakta ini membuktikan, bahwa jokowi bukanlah pemimpin asal bicara dan sembrono dalam bersikap. Jika tidak matang dan pasti, beliau akan menunggu untuk mengamati perkembangan, sekiranya permasalahan itu dikuasainya, barulah beliau angkat bicara yang disertai tindakannya sebagai penuntas persoalan yang ada. Hal inilah yang tidak dimiliki oleh pemimpin lain didunia ini termasuk kebijakan Joe Biden terhadap Rusia yang justru berbuntut panjang sampai hari ini. Maka, jika hari ini anda masih meragukan siapa dan bagaimana dirinya menyelesaikan persoalan apapun, tanyakanlah diri anda sendiri, apakah kita yakin akan keputusan kita, sekalipun menyangkut hajat hidup kita secara pribadi.

Perlu kita cermati, jika pun masih terdapat kasus korupsi dikabinetnya, hal itu bisa kita maklumi, sebab para pembantunya sering menganggap jokowi tidak akan tahu tentang apa yang diam-diam mereka lakukan, padahal ketika menterinya tersandung korupsi, tak satu pun menyebutkan keterlibatan dirinya termasuk pada tataran kebijakannya sekalipun. Bahkan pada kasus yang baru saja terjadi dengan Menteri Perdagangan yang digantinya, betapa kita lihat sang mantan menteri itu justru langsung menjadi saksi atas kasus yang menyeret Dirjennya sendiri.

Pengakuan berikutnya datang dari masyarakat Papua yang acapkali dikunjungi Jokowi, sebab provinsi yang satu ini memang jarang disentuh oleh presiden-presiden kita sebelumnya. Azas pemerataan harga BBM dan kunjungannya keberbagai pelosok disana, termasuk ke kabupaten Nduga yang berbahaya dan terisolasi oleh tekanan OPM. Beliau justru mengajak aparat TNI untuk menyentuh kawasan yang menjadi wilayah NKRI tersebut. Lantas saja sejak saat itu, Papua dibangun dari sisi manapun demi pemerataan dan keadilan yang dirasakannya perlu dimulai sejak Indonesia di pimpinnya. Sehingga saking seringnya beliau kesana, para tokoh Papua dan masyarakat disana menuntut agar dibuatkan Istana Negara dengan menyediakan lahan untuk tujuan pembangunannya.

Masih banyak cerita lain yang tidak dapat penulis sampaikan satu persatu, namun berbagai peristiwa yang menyelimuti keputusan dan kebijakannya tentu dilandasi oleh kecintaannya pada rakyat, bangsa dan negara ini. Maka tak heran beliau menganggap kenikmatan kekuasaan itu seakan-akan tak mampu menyeret hawa nafsunya untuk berbuat curang apalagi melakukan tindakan korupsi yang merugikan negara dan rakyatnya sendiri. Bahkan segala jabatan yang tersedia pun diserahkannya kepada siapapun yang pantas untuk mengembannya.

Oleh karenanya, penulis berkeyakinan bahwa tidak akan jokowi berangkat ke Jerman, Ukraina dan Rusia, jika tidak ada benang merah dalam penyelesaian konflik tersebut. Faktanya memang terlihat sulit, namun sosok beliau justru menjadi pencerah manakala banyak pihak yang mulai bingung untuk menemukan titik problem solving yang ada. Datang kesana tanpa membawa strategi hanya akan memalukan dirinya sendiri. Maka kita harus yakin bahwa datangnya Jokowi kesana sudah barang tentu ada solusi yang bisa dipijak oleh kedua belah pihak termasuk rangkaian negara yang terakibat oleh situasi tersebut.

Bahkan boleh jadi beliau membawa opsi plan A, B dan C yang bisa diambil oleh para pihak yang bersengketa saat ini. Apalagi jika kita mengamati pola kebijakannya yang selalu menunggu dan hati-hati dalam memutuskan suatu persoalan, hal ini menampakkan bahwa beliau telah siap dan selayaknya turun tangan demi politik luar negeri indonesia yang bebas aktif. Pada peran itulah beliau datang sebagai harapan bagi semua negara khususnya yang terdampak krisis ekonomi dan kesehatan saat ini. Jika anda ragu, maka berhentilah berpikir sejenak untuk meragukan dirinya, sebab pujian akan keberhasilannya sudah diakui dunia, sehingga hanya kita saja yang malu untuk mengatakan hal itu. Semoga tulisan ini bermanfaat, mohon maaf jika terdapat kata dari saya yang kurang pantas dalam penulisannya.

Semoga tulisan ini bermanfaat.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TAHUN POLITIK MEMPENGARUHI TURUNNYA KINERJA PEMERINTAH

TAHUN POLITIK MEMPENGARUHI TURUNNYA KINERJA PEMERINTAH Penulis : Andi Salim 05/06/2023 Apa yang terbersit di pikiran masyarakat ketika memas...