Minggu, 19 Februari 2023

PERLUNYA PENERAPAN SIKAP BERTOLERANSI YANG TEGAS BAGI KEBAIKAN BANGSA DAN NEGARA

29/06/2022

PERLUNYA PENERAPAN SIKAP BERTOLERANSI YANG TEGAS BAGI KEBAIKAN BANGSA DAN NEGARA
Penulis : Andi Salim

Ada saja pihak yang beranggapan bahwa Militansi dalam bertoleransi itu bertentangan dengan makna toleransi itu sendiri, oleh karenanya, saya perlu luruskan bahwa istilah dalam membangun nasionalisme dari upaya pengkotak-kotakkan dan upaya memecah belah bangsa adalah sikap yang sama sebagai kekuatan untuk membangun sisi yang kokoh bagi tumbuhnya kecintaan kepada tanah air.

Toleransi itu memang didasari untuk saling menghormati dan membiarkan / mempersilahkan orang atau pihak lain dalam melakukan hal-hal yang baik, namun bukan sebaliknya. Sepanjang tidak bertentangan dengan azas persatuan dan kesatuan itu sendiri serta UUD45 yang harus dijunjung tinggi, maka penerapan sikap toleransi berbangsa itu dapat diterapkan. Sehingga sikap toleransi itu tidak boleh diartikan sebagai pembiaran atau memperbolehkan pelanggaran hukum dan pemecah belah persatuan dan kesatuan untuk berkembang.

Adapun pengertian militansi yang diartikan sebagai upaya demi keberpihakkan bagi tegaknya rasa persatuan dalam koridor NKRI itu, sesungguhnya harus diartikan sebagai bentuk ikhtiar pada kebaikan bersama. Jika sikap militansi yang berpihak pada penerapan hukum yang benar demi keadilan bagi masyarakat serta penerapan jiwa patriotisme dalam membela bangsa dan negara, maka demikian pula hal yang sama seharusnya diartikan dalam pengertian militansi bagi penerapan sikap bertoleransi.

Sebab pengertian militansi dalam penerapan sikap bertoleransi pun harus diartikan sebagai upaya untuk menjadikan para anggota masyarakat dan pegiatnya untuk memiliki semangat yang tinggi, penuh gairah serta berhaluan keras dalam menjaga sikap bertoleransi itu sendiri, sebab membina dan membangun keutuhan suatu organisasi atau komunitas Toleransi pun diperlukan agar masyarakat atau pegiatnya menjadi penuh pengabdian kepada falsafah bangsa ini. Sikap militansi toleransi juga berarti orang yang mencintai sesuatu dengan penuh kepedulian serta tidak mengenal kata menyerah dan seterusnya.

Jika dijelaskan lebih jauh lagi, ketika pengertian militansi toleransi yang dimaksudkan bertentangan dengan pengertian toleransi itu sendiri, maka pemahaman semacam ini harus diluruskan, bahwa terdapat kekeliruan berpikir dari apa yang dimaksudkan dari pengertian semacam itu, sekiranya toleransi tersebut hanya merupakan himbauan atau tawaran kepada pihak intoleransi agar merubah atau mempengaruhi sikapnya.

Melihat bahwa toleransi ini sebagai upaya yang dianggap sekedar himbauan saja demi membiarkan tekanan dari pihak lain untuk menciptakan nuansa yang diinginkan oleh pihak-pihak tertentu yang menurut pandangan umum merupakan kekeliruan bahkan bertentangan, maka atas keadaan tersebut kelompok intoleransi disinyalir akan semakin menekan serta menciptakan naiknya iklim konservatisme agama yang ekstreem dimana seolah-oleh mereka diperbolehkan serta menjadi hal yang tidak bertentangan dengan kehendak umum.

Tentu saja intoleransi ditengah masyarakat kita akan semakin tersebar luas hingga merusak persatuan bangsa. Maka yang demikian itu tentu tidak tepat lagi bagi upaya membangun apa yang menjadi falsafah bangsa kita yaitu Bhineka Tunggal Ika yang diartikan sebagai kehendak bersama dalam upaya kolektifitas demi kebaikan bersama. Oleh karenanya perlu dipahami bahwa Toleransi pun bukan sekedar sebuah tawaran kepada ektrem kanan jauh atau pun kiri jauh.

Mereka harus ikut mematuhi atau dipaksakan untuk menerima siapapun dalam tatanan berbangsa dan bernegara secara baik. Sama halnya dengan penegakan Hukum yang berlaku. Dimana siapa pun akan dihimbau untuk mematuhi hukum dan dianjurkan untuk mentaati segala peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Bahwa pada kondisi tertentu hukum itu memang akan diam sepanjang tidak terdapat pelanggaran pada ketentuannya, namun hukum pun akan menjadi tajam ketika terdapat pelanggaran terhadap penerapannya.

Kita menyadari bahwa hukum itu punya kekuatan untuk memaksa orang lain agar hidup yang disesuaikan dengan keadaan hukum yang berlaku. Jika kita menyandarkan kepada penerapan toleransi yang sekedar himbauan dan anjuran semata, maka upaya sikap toleransi tersebut dapat di ilustrasikan sebagai hal yang pasif sehingga intoleransi itu akan dimaknai sebagai upaya yang terus menerus memukul atau menekan, sedangkan penerapan sikap bertoleransi hanya sebatas menangkis atau menghindarinya saja hingga dianggap sikap yang lemah pada penerapannya.

Sebagai korelasinya, sesungguhnya banyak yang mengenal bentuk kasih sayang dari kedua orang tuanya, hal itu dirasakan sebagai bimbingan dan bentuk kepedulian yang penuh bagi tumbuh kembangnya putra putri mereka yang ditujukan demi masa depannya agar lebih baik. Namun jika terdapat kesalahan atau kekeliruan pada anak-anaknya, tentu para orang tua akan berupaya memberikan sanksi yang tegas dan terukur yang tetap dijalankan agar putra-putrinya terjaga dan memiliki sifat serta sikap yang baik bagi masa depannya.

Demikian pula jika kita melihat penerapan Toleransi itu sebagai bentuk welas asih pada sesama manusia, tentu sikap dan tindakan yang sama akan terjadi manakala hal itu diperlukan bagi tumbuh kembangnya sikap berbangsa dan bernegara bagi kita semua. Menghukum memang diartikan sebagai upaya untuk merubah dan memaksa orang lain untuk berhenti melakukan perbuatannya. Namun dibalik itu, sepatutnya pula diartikan sebagai bentuk memperbaiki diri yang didasari atas welas asih pada sesama bagi kita semua.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TAHUN POLITIK MEMPENGARUHI TURUNNYA KINERJA PEMERINTAH

TAHUN POLITIK MEMPENGARUHI TURUNNYA KINERJA PEMERINTAH Penulis : Andi Salim 05/06/2023 Apa yang terbersit di pikiran masyarakat ketika memas...