Senin, 20 Februari 2023

PERJUANGAN MENYATUKAN ANTARA TANGISAN DAN KEBAHAGIAAN DALAM KONDISI TERTENTU

29/05/2022

PERJUANGAN MENYATUKAN ANTARA TANGISAN DAN KEBAHAGIAAN DALAM KONDISI TERTENTU
Penulis : Andi Salim

Latar belakang sosial dan ekonomi seseorang mengacu pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakatnya. Walau sebenarnya tidak ada masalah antara prestasi dengan faktor latar belakang keluarganya, namun hal itu sering dikait-kaitkan untuk menjadi alasan atas kegagalannya. karena, perbedaan antara prestasi dan pencapaian seseorang itu tergantung bagaimana hasil dari kerja keras dan usaha orang tersebut dalam menggapainya. Sehingga faktor latar belakang keluarga seseorang sebenarnya tidak terkait secara langsung dengan pencapaian dari diri seseorang, namun tentu dibutuhkan serangkaian upaya dalam membuktikannya.

Setiap orang pasti menginginkan kesuksesan di dalam hidupnya, sebab kata sukses pada akhirnya menjadi ukuran, tidak saja bagi keluarga, namun juga bagi lingkungan disekitarnya. Baik sukses di dalam pengelolaan keuangan, karier, pendidikan, usaha, jodoh dan sukses pula dalam pencapaian dari sisi keagamaan. Namun hal itu tentu tidak datang dengan sendirinya, sebab berbagai kesuksesan yang di inginkan tersebut tentu membutuhkan kerja keras dan konsistensi dari setiap pribadi yang memasang target apa yang di inginkannya. Hal itu sudah pasti tidak semudah membalikkan telapak tangan yang setiap waktu bisa dilakukan oleh siapapun.

Tidak ada seorang pun yang menginginkan kegagalan dalam hidupnya. Oleh karenanya, setiap orang menginginkan kesuksesan itu terjadi pada dirinya, maka dari itu seseorang perlu mengorbankan banyak air mata dan peluh keringat dalam mengiringi perjuangan kearah tersebut. Sebab segala kesempatan dan peluang itu baru akan hadir sebagai tawaran untuk dimasuki oleh siapa saja yang telah bekerja keras dan gigih pula untuk mendapatkannya. Segala persiapan diri dari seseorang guna melengkapi kemampuannya dalam menerima kesempatan itu menjadi faktor utama sekaligus penampang agar setiap kesempatan yang datang itu benar-benar mampu dimanfaatkan secara baik pula.

Menimba ilmu, menyisihkan waktu, mengeluarkan biaya dan tenaga, adalah bagian dari cara untuk mendapatkan pengetahuan dan wawasan serta pengalaman yang dibutuhkan. Namun itu bukanlah pencapaian dari tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan keluh kesah dan kerja keras serta tekanan dari berbagai sisi yang akan diterima hanya merupakan hal yang sepantasnya dikorbankan bagi setiap diri dari seorang petarung hidup. Sebab kompetisi yang sebenarnya masih membutuhkan ujian yang lebih berat, dimana tingkat persaingan yang akan dihadapi justru bergelut diantara para petarung terbaik dan lebih siap dalam meraih kesempatan dibidang yang sama.

Kekecewaan yang mendatangkan isak tangis yang cengeng, serta emosi yang meluap-luap pun berpeluang mendatangkan kegagalan. Lalu pada posisi mana setiap petarung itu bersikap untuk mendapatkan posisi terbaiknya yang aman dan berpeluang besar dalam meraih kesuksesan tersebut. Kata kuncinya tak lain adalah seberat apa usaha yang dilakukannya, baik latihan pada setiap tempaan atau mental yang selalu tahan untuk tidak cengeng dari gelombang kegagalan yang pernah dirasakannya pula. Maka bagi mereka yang oportunis dan cenderung malas, sudah barang tentu akan tersisih pada kualifikasi awal bahkan mungkin pada verifikasi administrasinya semata.

Hal yang sebaliknya pun terjadi manakala pencapaian dari upaya yang dilakukan itu berbuahkan hasil dengan gemerlap kesuksesan yang diraihnya. Luapan kegembiraan sebagai ekspresi kebahagiaan tidak lagi ditampakkan dalam bentuk kesenangan dan serangkaian hiasan tawa yang menyertainya, akan tetapi emosional itu seakan tercampur dengan derai air mata sebagai luapan kebahagiaannya. Semakin berat tempaan yang dijalani seseorang semasa memperjuangkan hal itu, maka semakin besar pula pengaruhnya terhadap bercampurnya antara tangisan dan kebahagiaan yang dirasakannya. Keadaan semacam ini sering kita saksikan dari mereka yang memenangkan kejuaraan pada tingkat nasional mau pun dunia.

Maka tak heran ketika sejak kecil kita dipertanyakan mengenai apa yang kita cita-citakan, sebenarnya hal itu sekedar memancing jawaban dari diri kita atas ketertarikkan terhadap pencapaian apa yang ingin kita raih nantinya. Sebab cita-cita memang merupakan keinginan atau kehendak serta tujuan dari seseorang yang terus disimpan di dalam pikirannya supaya dapat diwujudkan pada kehidupannya. Walau faktanya seringkali bertentangan dengan apa yang dicita-citakan, namun setidaknya bagi setiap orang mengetahui bahwa dirinya pernah ingin menggapai sesuatu sebagaimana yang di ungkapkannya, akan tetapi hal itu menjadi kandas manakala dirinya terseret oleh tarikan atau keadaan lain yang tidak sesuai dengan apa yang semestinya diperjuangkannya.

Akhir kata, kesuksesan sering menjadi momok atau kata keramat yang mudah diucapkan akan tetapi sangat sulit mewujudkannya. Maka tak jarang dari diri seseorang yang ingin tampak sukses dari kemasan luarnya semata tanpa mendahuluinya dengan kerja keras dan pengorbanan yang dilalui sebagai estafet dari tahapan demi tahapan dalam meraihnya. Oleh karenanya, tak jarang kita saksikan dari diri seseorang hanya menampilkan bagian akhirnya saja, bahwa kesuksesan itu dilihat dari berapa besar uang yang dikumpulkannya, meskipun hal itu diperolehnya dengan jalan yang instan pula, terutama dari mereka yang mendapatkannya dari cara-cara korupsi.

Semoga tulisan ini bermanfaat.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TAHUN POLITIK MEMPENGARUHI TURUNNYA KINERJA PEMERINTAH

TAHUN POLITIK MEMPENGARUHI TURUNNYA KINERJA PEMERINTAH Penulis : Andi Salim 05/06/2023 Apa yang terbersit di pikiran masyarakat ketika memas...