SEGALA YANG TELAH DIPERBUAT ORANG TUA ADALAH DEMI KEBAIKAN ANAKNYA
Penulis : Andi Salim
Apabila ada ungkapan jasa seorang ibu, kita memang tidak bisa pungkiri bahwa hal itu tak tergantikan oleh apapun, sebab mereka melahirkan dan membesarkan kita dengan penuh kasih sayang serta mengorbankan apa saja demi membesarkan seorang anak dan menasehatinya hingga sesuai dengan standard sosial secara umum. Namun menjadi seorang ayah bukanlah perkara mudah dan ringan, apalagi dimasa dahulu dimana situasinya demikian sulit dan kesempatan usaha pun terbatas.
Jaman dahulu tidak seperti sekarang, atau setidaknya lebih ringan dari pada keadaan dahulu sekitar tahun 1980 hingga 1990 bahkan sebelumnya. terutama jika terjadi pemutusan hubungan kerja / PHK, seorang ayah akan sulit untuk memperoleh penghasilan yang secara instan untuk menutupi kebutuhan hidup keluarganya. Berbeda dengan kondisi sekarang, banyak yang bisa ditawarkan atau setidaknya informasi secara cepat dapat diperoleh yang setidaknya bisa langsung menjadi driver online dibeberapa wilayah di indonesia.
Keadaan dahulu mau langsung NGOJEK tentu tidak akan di ijinkan oleh mereka yang sudah duluan menjadi ojek pangkalan. Sekiranya seseorang lancang dan main tarik penumpang, tentu akan mengundang keributan dan tidak jarang perkelahian pun terjadi. Apalagi jika seseorang yang sudah berusia diatas 50 tahun, dimana jika melamar pekerjaan sudah sulit diterima dan masuk ke dunia informal skill yang dimiliki belum tentu sesuai dengan pekerjaan yang ditawarkan. Malah menjadi buruh kasar pun sangat sedikit peluangnya.
Kalau pun seseorang bisa langsung menemukan penghasilan diruang-ruang informal, seperti dipasar, dipinggir jalan, diproyek-proyek yang tersedia, tentu harus bermodalkan nyali dan keberanian untuk bertarung, bagi mereka yang CULUN akan semakin sulit menafkahi keluarganya kecuali menjadi pedagang kecil-kecilan itu pun harus memiliki modal yang cukup serta keuletan dan rajin dalam menawarkan dagangannya agar mendapatkan hasil.
Jika kita renungkan secara hikmad untuk berfikir bahwa menjadi seorang ayah sama beratnya bahkan mungkin lebih berat dari seorang ibu, jika di ibaratkan tetes darah, maka seorang ibu meneteskannya pada permulaan hidup bagi anaknya sebagai pertaruhan hidup dan matinya demi melahirkan dan membesarkannya, akan tetapi bagi seorang ayah, mereka tidak memiliki opsi lain kecuali hanya bertaruh hidup dan setia mengorbankan hidupnya dalam waktu yang panjang hingga ajal menjemputnya nanti.
Walau harga diri, segala hinaan dan cemoohan serta peluh yang menetes, termasuk bertaruh nyawa terhadap gangguan dari siapa pun dalam menjaga keluarganya hingga akhir hayatnya, itu semua dilakukannya sebagai pengorbanan yang panjang, namun dari cara itulah seorang ayah memastikan bahwa anak dan istrinya tetap terjamin dalam memenuhi kebutuhan mereka. Terkadang rintangan dan kesulitan yang datang silih berganti untuk membuat langkahnya goyah pun tak dihiraukannya pula. Meski mereka mengarungi gelombang kematian ditengah keberaniannya yang telah jauh meninggalkannya.
Karakteristik orang tua, khususnya figur dari sang ayah, adalah mengajarkan bagaimana berjuang sekaligus bertarung hidup demi mempertahankan marwah keluarga agar tidak dipandang sebelah mata oleh lingkungan di sekitarnya, serta perhatian seorang ayah pun tidak semata-mata tertuju pada kecukupan hidup pada anak dan istrinya saja, sebab orang tuanya, dan keluarganya sekandung atau bahkan kerabat sekalipun juga membutuhkan uluran tangannya sewaktu-waktu manakala dibutuhkan. Tanggung jawab sebagai seorang ayah tentu saja menjadi berat jika dijalankan secara sungguh-sungguh.
Berbeda dengan kaum wanita, khususnya seorang ibu yang selalu mengajarkan kita bagaimana berkasih sayang dan menambatkan persaudaraan antar sesama, sisi humanisme itu membuat kita melakukan penghargaan kepada siapapun baik kepada yang tua, mau pun memperlakukan mereka yang masih muda secara baik dan patut. sekiranya tidak ada mereka tentu para lelaki akan saling bertarung serta saling memangsa demi siapa yang tersisa dan menjadi pemenang untuk mempertahankan teritorinya.
Namun berkat ikatan itu, kita semua para lelaki mampu membatasi diri untuk mengambil pengertian bagaimana hidup dengan sedikit sifat feminim yang sering melekat sebagai sifat perempuan / wanita. Dimana sifat-sifat yang dimaksud biasanya seperti kelembutan, kesabaran, kebaikan, belas kasih, dan sopan santun. Adapun Lawan katanya adalah maskulin yang biasanya dimengerti sebagai sifat kejantanan, keperkasaan, kasar, kuat, tangguh, tangkas dan lain sebagainya.
Sentuhan dari seorang ibu agar kita larut sekaligus turut pada prilaku saling menyayangi, saling menghormati dan memperlakukan kemanusiaan selayaknya manusia. Demi itu semua, ucapan terima kasih saya tujukan khusus kepada dia yang memiliki keluasan hati dan kasih sayang sebagai seorang ibu. Selamat merayakan hari ibu, walau sang ayah pun berjasa besar untuk kita semua, sebab segenap hidup dan jasa mereka pun tercurahkan untuk memberikan kepanjangan rasa sayang bagi kita semua, yang mustahil pula untuk dibalas.
ini blog khusus untuk tulisan-tulisan dari Bapak Andi Salim, seorang tokoh toleransi di wilayah Gunung Sindur Rawa Kalong Bogor, sangat bagus untuk bacaan-bacaan opini dari beliau
Senin, 20 Februari 2023
SEGALA YANG TELAH DIPERBUAT ORANG TUA ADALAH DEMI KEBAIKAN ANAKNYA
2/06/2022
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
TAHUN POLITIK MEMPENGARUHI TURUNNYA KINERJA PEMERINTAH
TAHUN POLITIK MEMPENGARUHI TURUNNYA KINERJA PEMERINTAH Penulis : Andi Salim 05/06/2023 Apa yang terbersit di pikiran masyarakat ketika memas...
-
15/10/2022 BENTURAN KEPENTINGAN MENCIPTAKAN PERBEDAAN Penulis : Andi Salim Siapa yang tidak ingin sama dalam segala hal, terutama bagi pasa...
-
13/08/2022 INDONESIA DITENGAH PUSARAN KRISIS GLOBAL YANG MENGHANTUI DUNIA Penulis : Andi Salim Jika ingin menguasai suatu negara, cara yang ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar