Senin, 20 Februari 2023

SEPENTING APA SOMAD DIMATA MASYARAKAT INDONESIA

19/05/2022

SEPENTING APA SOMAD DIMATA MASYARAKAT INDONESIA
Penulis : Andi Salim

Abdul Somad adalah Pria kelahiran Silo Lama, Asahan, Sumatera Utara, 18 Mei 1977 ini dalam ceramahnya banyak mengangkat berbagai macam masalah agama terutama kajian hadis dan ilmu fikih. Tak jarang ceramahnya menimbulkan kontraversi di Indonesia. Abdul Somad memiliki darah Batak-Melayu. Ayahnya keturunan Batak sedangkan sang ibu Melayu. Salah satu ceramah Abdul Somad yang pernah membuat geger warganet adalah ketika dia secara implisit mengatakan orang yang membeli kopi dari Starbucks akan masuk neraka. Atau berita yang viral, dimana Somad dinilai telah menghina fisik presenter yang digemari masyarakat yaitu, Rina Nose.

Bukan hanya sampai disitu, berbagai pemberitaan yang dinilai intoleran pun sering diucapkannya dalam berbagai kesempatan, sehingga para jemaahnya tak jarang memvideokan ceramahnya tersebut untuk disebarkan di publik sebagai konsumsi masyarakat luas. Pemberitaan dari radartegal.com tertanggal 6 maret 2022 menyebutkan bahwa Nama Felix Siauw muncul dalam daftar ustad radikal dan intoleransi, yang tentu saja tak ketinggalan Abdul Somad pun masuk di dalam daftar 5 besar bersama Felix Siauw tersebut. Daftar penceramah radikal dan intoleran tersebut pun beredar di grup-grup WhatsApp seantero tanah air.

Berbagai rekaman dan jejak digital pun bertaburan menghiasi setiap pemberitaan mengenai siapa dan yang mana sosok pendukung khilafah tersebut, baik mereka yang secara terang-terangan mendukungnya, atau mereka secara samar dan sembunyi-sembunyi, namun yang mengambil posisi lain untuk membenarkan segala tindakan dan tingkah laku serta apa yang disampaikan oleh para penceramah radikalisme dan intoleransi tersebut. Sebab bagaimana pun berbagai penegasan dan maju mundurnya upaya mereka, tetap saja menunggu momentum dari kapan pancasila itu dapat digantikan sebagai ideology yang mereka rasakan tidak sesuai dengan keinginan mereka.

Saat ini pun kembali negara kita dihebohkan atas pendeportasian Abdul Somad yang sebenarnya tidak penting untuk disimak dan direspon oleh berbagai kalangan, khususnya oleh pemerintah yang seakan-akan memperlakukannya secara khusus. Dugaan Abdul Somad yang dianggap tidak memenuhi kondisi /syarat yang diperlukan guna diperbolehkan memasuki negeri Singapure oleh kewenangan imigrasi mereka, menjadi pertanyaan yang ditunggu dari surat yang dilayangkan duta besar Indonesia atas singapure terhadap pemerintahannya. Fakta ini menampakkan bahwa, begitu spesialnya Abdul Somad bagi pemerintah kita sehingga direspon dengan cepat dan begitu penting.

Belum lagi tvone yang secara khusus menayangkan kasus yang dialami Abdul Somad tersebut, dengan menghadirkan beberapa nara sumber seperti sdr. Egie Sujana, Sdr. Anwar Abas, Sdr. Kapitra Ampera, Abdul Somad, Sdr. Suryopratomo termasuk Sdr Hasan Shihab yang walau hadir, namun tidak mendapat kesempatan yang layak atas dugaan apa menurut beliau sekiranya menjadikan Abdul Somad tertolak di Singapure tersebut. Bahkan kita menyaksikan betapa Sdr. Anwar Abbas begitu ngototnya, agar Sdr. Hasan Shihab tidak mengutarakan dugaan dibalik deportasi Abdul Somad tersebut. Ditambahkan lagi, ketika Abdul Somad dengan entengnya menyatakan bahwa dirinya tidak terkait dengan HTI.

Aturan deportasi dari keimigrasian diberbagai negara sebenarnya hampir sama penerapannya, begitu pula kriteria-kriteria tantang larangan dan sebab musabab terjadinya penolakan terhadap seseorang yang dinyatakan terlarang untuk memasuki suatu negara. Hal itu bisa kita lihat sebagai korelasi aturan pada UU nomor 6 tahun 2011 tentang keimigrasian di negara Indonesia yang menyebutkan penangkalan, kelengkapan persyaratan yang sah dan masa berlakunya dokumen, atau mengenai dokumen palsu, dan hal-hal lain yang meliputi itu semua. Termasuk jika seseorang yang tergolong dalam daftar DPO atau kegiatan makar, narkoba, penyelundupan, yang dilakukan seseorang.

Bagaikan peribahasa “Lempar batu sembunyi tangan” artinya setelah seseorang melakukan sesuatu perbuatan atau kegiatan dan sebagainya, tetapi kemudian yang bersangkutan pun hanya berdiam diri, seolah-olah tidak tahu atau menyembunyikan perbuatannya dibalik ketidaktahuan orang lain atas kejadian tersebut. Akhirnya boleh jadi persoalan pun semakin membias atas dugaan serta kemana tuduhan tentang pelakunya dialamatkan. Demikian pula halnya dengan apa yang dilakukan Abdul Somad terhadap ketentuan imigrasi Singapura, yang tentu saja terkait dengan hal-hal yang telah penulis sebutkan diatas, mengingat posisi beliau selaku pendakwah yang sering didapati sebagai penyebar sikap Intoleransi dan Radikalisme di Indonesia.

Pada akhirnya sikap pemerintah Singapure itu dipertanyakan melalui posisi pemerintah yang cepat merespon hal ini untuk memperlakukan Abdul Somad secara kekhususan dari banyaknya masyarakat Indonesia yang perlu diperlakukan pelayanan yang sama, hal ini tentu saja mendatangkan kecemburuan pihak lain bagi sikap keadilan yang diterapkan atas kehadiran negara terhadap sesuatu persoalan yang menjerat rakyatnya. Hingga diselesaikannya tulisan ini, penulis sama sekali tidak memahami sepenting apa Abdul Somad dimata masyarakat Indonesia, sehingga Anwar Abbas, Egie Sujana, atau yang ikut pula merespon hal itu Sdr Sandiaga Uno selaku Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, untuk menanyakan hal yang sama terhadap Duta Besar Indonesia di Singapure, sebagaimana pemberitaan Tempo.co tertanggal 18/5/2022.

Namun perlu digaris bawahi, munculnya lawan yang sering sulit dikalahkan pihak lain, justru tidak bagi orang terdekatnya atau segolongan dengan lingkungannya. Kata inilah yang kita cermati dari kekalahan sang juara tinju Muhamad Ali ketika di kalahkan oleh Larry Holmes, atau kekalahan yang dialami Mike Tyson dari Evander Holyfield, atau Jatuhnya rezim Soekarno oleh Soeharto dan lain sebagainya. Demikian pula jika kita mencermati bahwa Presiden ke-8 Singapura Halimah Yacob yang dibesarkan ibundanya, Maimun Abdullah, yang merupakan wanita keturunan Melayu. Sehingga penulis pun menduga, apakah Abdul Somad menjadi pihak yang tidak berkutik ketika sosok yang menentang sikapnya tersebut, justru datang dari keturunan melayu pula.

Semoga tulisan ini bermanfaat.


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TAHUN POLITIK MEMPENGARUHI TURUNNYA KINERJA PEMERINTAH

TAHUN POLITIK MEMPENGARUHI TURUNNYA KINERJA PEMERINTAH Penulis : Andi Salim 05/06/2023 Apa yang terbersit di pikiran masyarakat ketika memas...