Minggu, 19 Februari 2023

TOLERANSI INDONESIA MEMPERJUANGKAN KEBEBASAN UNTUK MENGHORMATI PERBEDAAN

5/06/2022

TOLERANSI INDONESIA MEMPERJUANGKAN KEBEBASAN UNTUK MENGHORMATI PERBEDAAN
Penulis : Andi Salim

Dalam upaya membangun organisasi yang memiliki visi dan misi yang harus dicapai, serta kondisi tantangan yang dihadapi Toleransi Indonesia yang semakin kompleks. Maka dibutuhkan pengembangan wawasan kebangsaan bagi para kader guna pengembangan fungsi dan kualitas kader yang sistematik dengan memperteguh kekuatan pada aspek militansinya. Sebab kompetensi dan peran kader Toleransi Indonesia sebagai pelaku gerakan dalam menghadapi kompetisi dan tantangan yang kompleks di tengah dinamika maraknya organisasi masyarakat dan relawan yang sudah tak terhitung jumlahnya saat ini.

Hal ini tentu bagian dari kompetisi dalam pembangunan bangsa untuk berkembang secara global. Akan tetapi hal itu tidaklah ringan untuk dipikul sendiri oleh kita semua. Upaya membangun militansi kader sebagai kekuatan inti sekaligus merupakan tulang punggung dari sebuah organisasi diharapkan memiliki ketangguhan dalam menghadapi segala macam hambatan dan tantangan untuk menerobos setiap peluang dengan penuh semangat dan kerja keras tentunya.

Pembentukan kader yang militan, intelek, kreatif, inovatif, dan generatif merupakan persiapan yang harus di setting sedemikian rupa dari setiap organisasi guna menuju pencapaian visi dan misinya. Setiap organisasi, baik bersifat sosial-masyarakat, politik, agamis, akademis dengan berbagai latar belakang memiliki kesamaan yaitu sebagai tempat berkumpulnya dua orang atau lebih yang memiliki tujuan yang sama, kemudian dengan bersama-sama pula melakukan berbagai kegiatan untuk mencapai apa-apa yang telah ditetapkan.

Keadaan struktur dan kelembagaan yang sangat kuat sekalipun sering disalahgunakan sebagai ajang manuver kepentingan yang berdampak timbulnya ketegangan-ketegangan suasana internal organisasi, hubungan antar bidang dalam kelembagaan dan kemandirian struktur daerah yang harus dikembangkan dapat saja berekses pada semakin bermunculannya perbedaan pandangan dalam sifat kekhususan yang menjadi corak organisasi Toleransi Indonesia.

Belum lagi dampak dari situasi eksternal yang turut berpengaruh pada asas prioritas dan kepentingan nasional mau pun daerah, tentu saja perlu disikapi guna menyeimbangkan sistem pengendalian organisasi, walau hal itu terdapat saling tarik menarik pada kepentingan tertentu, sehingga menyulitkan keputusan yang dapat secara tegak untuk diterima oleh masing-masing pihak. Oleh sebab itu, Toleransi Indonesia harus mampu beradaptasi pada setiap perubahan dari sejauh mana dinamika kekuatan yang mampu mempengaruhi keadaan internal serta menyesuaikan diri pada kondisi eksternal yang akan muncul.

Saat ini kita dihadapkan pada fenomena sosial pada sebagian masyarakat Indonesia yang menggambarkan semakin pudar rasa kesediaan mereka untuk hidup bersama dalam kepentingan bingkai untuk saling bertoleransi. menipisnya kesadaran untuk saling menghormati dan mengabaikan adanya perbedaan yang harus dijunjung tinggi serta mementingkan hidup secara individual hingga hanya perduli untuk mengembangkan kepentingan kelompok tertentu saja, hal ini sangat meresahkan kita semua selaku anak bangsa.

Pada konteks generasi milenial dalam memahami toleransi antar umat beragama merupakan sebuah hal yang patut menjadi perhatian khusus, mengingat dinamika internal dan pengaruh global yang sangat deras masuk kedalam sendi kehidupan berbangsa dan bernegara yang dapat mengancam sikap toleransi antar umat beragama. Hal itu diakibatkan dominasi intimidasi keagamaan yang masuk pada ranah politik. Warisan utama dari para founding fathers Indonesia adalah kemajemukan yang telah dipersatukan dalam ideology negara yaitu Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika sebagai ikatannya.

Meskipun kondisi geografis Indonesia dipisahkan oleh pulau-pulau yang memiliki sifat kekhasan dari daerah masing-masing, seperti suku-budaya, kesenian dan bahasa yang beragam, namun hal tersebut dapat disatukan seperti yang tertuang dalam Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 lalu. Melalui ikrar tersebut ingin disampaikan bahwa generasi Indonesia berkewajiban untuk menjaga Indonesia, melestarikan budaya, peka terhadap perubahan namun tidak meninggalkan jati diri dan nilai-nilai luhur bangsa.

Hadirnya Toleransi Indonesia untuk memberi pengertian kemerdekaan yang bukan saja berarti sebagai kebebasan bangsa dalam mendapat otonomi atas wilayahnya dan tidak lagi terikat oleh bangsa lain. Namun dapat juga dikatakan kembalinya keadaan bangsa yang rukun, damai dan mampu menghormati antara satu dengan lainnya, jika pada setiap hari kemerdekaan kita memperingatinya sebagai hari terbebasnya Indonesia dari belenggu penjajahan, maka saat ini kedaulatan itu harus dikembalikan pada posisinya yang ideal yaitu kebebasan untuk saling menghormati dalam perbedaan dan melaksanakan sikap bertoleransi yang tinggi.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TAHUN POLITIK MEMPENGARUHI TURUNNYA KINERJA PEMERINTAH

TAHUN POLITIK MEMPENGARUHI TURUNNYA KINERJA PEMERINTAH Penulis : Andi Salim 05/06/2023 Apa yang terbersit di pikiran masyarakat ketika memas...