Minggu, 19 Februari 2023

TOLERANSI MENJAGA PERGAULAN YANG BERADAB DEMI KESEHATAN JIWA

3/07/2022

TOLERANSI MENJAGA PERGAULAN YANG BERADAB DEMI KESEHATAN JIWA
Penulis : Andi Salim

Dalam keseharian kita tentu banyak berinteraksi terhadap orang lain sebagai wujud komunikasi yang terjalin, tatanan pergaulan yang merupakan jalinan hubungan sosial antara seseorang dengan individu atau komunitas lingkungan yang berlangsung dalam jangka waktu yang relatif lama membuat terjadinya dampak untuk saling mempengaruhi satu dengan lainnya. Manfaat dari interaksi sosial bagi kehidupan manusia adalah untuk memperoleh relasi atau hubungan antar manusia guna membangun saling percaya serta saling membantu dalam menyelesaikan masalah, meningkatnya solidaritas dan rasa kepedulian dalam Masyarakat.

Tujuan pergaulan diantaranya untuk mendapatkan sosial kontrol dan konsepsi yang sama mengenai penilaian baik dan buruknya suatu perilaku atau tindakan manusia dalam ukuran yang berdasarkan ruang dan waktu tertentu. Disamping itu Mengarahkan perkembangan masyarakat serta saling mempengaruhi menuju suasana yang harmonis, tertib, teratur, damai dan sejahtera, serta mengajak orang lain bersikap kritis, adaptif dan rasional dalam mengambil keputusan sosial secara mandiri. Tujuan interaksi sosial adalah untuk menjalin hubungan pertemanan atau usaha, untuk membangun kerjasama, mendiskusikan sesuatu hal, atau melakukan kegiatan lainnya.

Diperlukan Etika yang merupakan landasan pergaulan yang terikat pada norma agar memberi orientasi pada sikap hidup manusia. Etika merupakan kedalaman sikap untuk memperoleh norma yang mandiri dan bertanggung jawab terhadap hidup yang dijalani, serta mengantarkan seseorang pada bagaimana menerapkan moral yang baik. Etika pergaulan juga merupakan norma tak tertulis namun dianggap berlaku. Sebab penerapan etika pada akhirnya memberikan bekal kepada seseorang dalam mengambil posisi yang rasional terhadap semua norma kehidupan. Standard norma memang tidak seragam, sebab hal itu berasal dari suatu kebiasaan serta adat atau pola pikir masyarakat itu sendiri yang seiring waktu masyarakat menjadikannya sebagai ketentuan hukum di daerah tersebut.

Konstruksi pergaulan yang sehat adalah pergaulan yang mengarah kepada pembentukan kepribadian yang sesuai dengan nilai dan norma sosial yang dipegang teguh oleh individu masyarakatnya. Termasuk pada tatanan kesusilaan dan kesopanan yang berlaku. Jika disimpulkan, bahwa etika pergaulan adalah sopan santun atau tata krama yang melekat dalam pergaulan untuk disesuaikan dengan situasi dan keadaan serta tidak melanggar adat istiadat, norma agama, serta aturan yang berlaku. Sehingga pergaulan menjadi sehat serta sejuk yang diwujudkan melalui kolektifitas setiap individu dalam menampilkan performa pergaulannya.

Etika pergaulan akan dikatakan penting karena menyangkut cara bicara, pilihan bahasa, body language untuk menyampaikan sesuatu, termasuk cara berbusana serta adab bergaul dari seseorang yang secara tidak langsung mencerminkan kepribadian orang tersebut. Dari cara seseorang yang secara hati-hati untuk memperhatikan persoalan itu, maka dirinya akan dianggap telah memiliki norma-norma tinggi serta adab pergaulan yang baik dan dipercaya. Mereka yang memiliki nilai semacam itu akan dihargai oleh masyarakat adat yang dianggap telah menguasai sudut pandang budaya, susila dan agama. Sebab bagaimana pun etika dianggap sebagai cara untuk membedakan antara yang baik dan buruk ditengah masyarakat.

Dengan mengetahui dan memahami hal itu seseorang akan mengerti dari apa yang dimaksud oleh adat istiadat yang berlaku. Oleh karenanya, etika sudah barang tentu merujuk pada tindakan / perbuatan seseorang untuk dinilai, atau perilaku seseorang yang menampakkan nilai positif dan sesuai dengan norma yang ada di suatu masyarakat. Maka kemampuan itu seseorang dalam hal itu dapat menjadi modal untuk berhubungan secara harmoni terhadap sesama manusia dan makhluk hidup lainnya. Perangkat itu biasanya digunakan dalam mengatur perilaku umum masyarakat agar dapat terciptanya suatu keteraturan. Pentingnya etika dan moral itu demi mewujudkan hal-hal baik dan menghindari hal-hal buruk dari prilaku seseorang.

Perlu dipahami bahwa hilang atau beralihnya suatu norma dapat merusak integrasi sosial masyarakat dan menyebabkan trauma sosial dan psikologis serta menimbulkan permusuhan atau rasa dendam dan tidak bisa menciptakan kehidupan harmonis. Sebab konsekwensi atas norma ditengah masyarakat terdiri atas beberapa komponen, apakah hal itu norma agama, norma kesusilaan, norma kesopan-santunan, dan norma hukum. Dimana masing-masing norma tersebut memiliki konsekwensi sanksi yang berbeda, seperti sanksi norma agama yaitu akhirat nanti. sanksi norma kesusilaan yaitu malu dan menyesal. sanksi norma kesopanan yaitu dicela, di cemooh. sanksi norma hukum yaitu denda ,penjara ,dan hukuman mati.

Pada akhirnya, sekalipun perubahan jaman terus mengalami kemajuan, namun demikian semestinya tatanan sosial tetap menjadi rujukan dari bagaimana prilaku seseorang itu akan dinilai. Hilangnya norma-norma sosial yang selama ini berlaku di masyarakat indonesia merupakan dampak negatif globalisasi khususnya menyangkut prilaku komunikasi yang ingin serba to the point dalam menyampaikan sesuatu serta ingin cepat direspon oleh lawan bicaranya yang secara short cut dianggap lebih cepat dan lebih efisien walau dibalik itu terdapat pelanggaran dari mata rantai lainnya yang perlu dijaga dan dianggap tabu ditengah masyarakat kita. Hal inilah yang menjadi kecenderungan bagi generasi sekarang yang menganggap bahwa relevansi etika dan moral itu dianggap sebagai kaidah sosial yang usang.

Semoga tulisan ini bermanfaat.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TAHUN POLITIK MEMPENGARUHI TURUNNYA KINERJA PEMERINTAH

TAHUN POLITIK MEMPENGARUHI TURUNNYA KINERJA PEMERINTAH Penulis : Andi Salim 05/06/2023 Apa yang terbersit di pikiran masyarakat ketika memas...